Bab 10 : Atas Izinmu

109 18 3
                                    

Haiii, selamat hari senin.
Hari setelah libur yang sebagaian orang banyak keluhkan.

Semangat yang bekerja.
Semangat yang bersekolah.
Semangat yang seorang ibu rumah tangga💪🏻.

Siapa yang kangen Neng Syafira?

Siapa yang kangen aku?😂

Btw, kalian udah follow wattpad aku belum? Kalau belum, follow dulu ya biar ngga ketinggalan info update atau ada cerita baru. Kalau sudah follow, terima kasih yaa semoga apa yang aku tulis bisa bermanfaat bagi banyak orang. Ambil yang baik-baiknya yaa guys❤.

Sebelumnya, aku mau ingetin juga buat nggak jadi silent readers ya guys. Cukup tekan vote 🌟, di pojok bawah setiap aku update dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian. Jangan lupa ya guys biar aku semangat update terus🔥.

Siap baca kelanjutan cerita ini?

Happy reading!
Hope you like it!
Enjoy ya✨

~~~

Kepadamu yang terkasih.
Meski kita tak selalu bersama,
Namun hatiku akan selalu bersamamu.
Menjaga kehormatanmu dan kesucianku sebagai istrimu.

— Syafira Anindhita —

☔☔☔

S

aat malam, adalah waktu yang tepat untuk sepasang suami istri deep talk. Nyata atau tidak, komunikasi adalah hal yang penting untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Untuk jangka waktu yang panjang, tentunya sebuah pernikahan tidak selalu berjalan mulus. Selalu akan ada perubahan untuk mereka. Baik perubahan ke arah yang lebih baik, atau malah sebaliknya.

Syafira sedang merapikan baju setelah menyetrika tadi sore. Di rumah ini, tidak ada pembantu yang membantu pekerjaan rumah. Syafira dan Yumna dengan alami membagi tugas tanpa merepotkan satu sama lain. Saat Syafira bekerja, Yumna akan membersihkan rumah dan mencuci pakaian. Ketika Syafira pulang, dia akan menyetrika dan memasak untuk makan malam.

Jika perlu, Syafira terkadang mengingatkan agar ibu mertuanya tidak terlalu memaksakan diri.

Banyu baru saja keluar dari kamar mandi. Dia pulang lebih malam dari biasanya karena ada pekerjaan tambahan. Banyu yang hanya memakai handuk bagian bawah tubuhnya itu memeluk Syafira dari belakang. Membuat Syafira berjingkat.

“Mas Banyu, basah tau! Pakai baju dulu!”

Syafira cemberut karena Banyu terus memeluknya. Maklum, pengantin baru masih hangat-hangatnya. Akan tetapi, Syafira berharap sikap Banyu padanya tidak pernah berubah. Syafira berharap suaminya itu akan selalu baik padanya.

Rambut Banyu yang basah langsung Syafira tutupi dengan handuk kepalanya, yang biasa ia gunakan sehabis keramas. Untungnya sudah kering. Ia dengan telaten mengeringkan rambut Banyu. Lihat saja, kini pria itu nampak nyaman diperlakukan seperti itu oleh sang istri.

“Mau pakai hair drayer, nggak?” tawar Syafira.

Banyu menggeleng, “nggak usah. Ini bentar lagi kering kok.”

“Mas, pakai baju dulu sana. Udah aku siapin.”

“Makasih, istriku,” ucap Banyu, segera memakai baju yang sudah di siapkan istrinya.

“Gimana pekerjaan kamu hari ini?” tanya Banyu, ia ikut merebahkan dirinya di samping Syafira yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang.

“Alhamdulillah. Hari ini aku dapat pasien yang tiba-tiba udah pembukaan delapan. Mana ke klinik sendirian bawa motor sendiri. Ngeri banget bayinya tiba-tiba brojol.” Syafira bercerita tentang kejadian hari itu pada Banyu. Banyu mendengarkannya dengan sesekali terkekeh melihat bibir Syafira.

On Your Wedding DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang