Bab 14 : Kembali Padamu

162 18 2
                                    

Aku menepati janjiku.
Ku harap tidak terlalu lama.
Kini, aku kan selalu berada di sisimu.
Memelukmu tanpa jeda.

— Abimanyu Ghaffar Elrasyid —

☔☔☔

Mega merasa bersyukur, karena Syafira selalu bersamanya.

Syafira yang membantu Mega sejak awal mengandung, sampai akhirya I melahirkan seorang bayi laki-laki.

Di awal kehamilan, Mega mual parah sampai Syafira menyarankannya bed rest, sampai dua bulan. Karena itu, Gustav jadi semakin intens menjaga pola makan Mega agar asam lambungnya tidak naik. Ketika ia mulai merasa sehat kembali, Mega mengikuti kelas hamil agar bisa mengendurkan otot-ototnya yang kaku. Karena ia berharap bisa melahirkan secara normal.

Lalu, pas sekali. Syafira yang kebagian untuk membantu proses persalinan. Persalinan Mega tidak mudah. Ia merasa mulas sehari semalam, sehingga Syafira meyarankan untuk di induksi saja untuk mempercepat pembukaan. Namun, Mega masih kuat bertahan menunggu. Tiga jam kemudian, akhirnya pembukaan lengkap.

Syafira bisa tersenyum lega ketika Mega berhasil melahirkan bayi laki-laki yang sehat dengan selamat. Bayi itu mirip sekali dengan ayahnya. Syafira menyerahkan bayi itu untuk di adzani. Kemudian, menaruh bayi itu pada pelukan Mega untuk segera di susui. Tangis haru Mega pecah. Rasa sakit setelah melahirkan ternyata tidak ada apa-apanya setelah ia mendengar suara tangisan bayinya.

“Biar aku bersihkan dulu, ya,” ujar Syafira. Membiarkan ruang bagi Mega dan suaminya berdua. Syafira membersihkan makhluk mungil itu dari noda darah. Kemudian, memakaikannya baju agar bayi itu tetap hangat.

Di sela-sela waktu istirahatnya, Syafira membagikan foto bayi itu kepada Banyu.

Kini, sudah dua tahun berlalu. Bayi itu tumbuh sehat dan lincah. Membuat Mega kewalahan mengejarnya karena benda apapun yang di pegangnya akan dimasukkan ke dalam mulut. Bayi yang diberi nama Ibrahim dengan nama panggilan Ebra itu sudah setahun. Termasuk cepat perkembangannya karena sudah bisa berjalan.

Hari ini Mega sengaja datang ke rumah Syafira. Iya, hubungan Mega dan Yumna pun sudah membaik. Saat mendengar Mega hamil, Yumna juga turut bahagia. Seperti akan memiliki cucu lagi, begitu katanya. Mega datang dengan di antar Gustav. Namun, Gustav harus pergi karena ada pekerjaan di kantor dan akan menjemput Mega saat pekerjaannya sudah selesai.

Kinan pun semakin pintar bicara, mungkin karena sudah bersekolah. Terkadang, ia menceritakan kepada Syafira kalau dia mempunyai teman bernama si A, si B, sampai Syafira lupa karena Kinan ternyata mudah bergaul orangnya.

“Ebra udah mau tumbuh gigi lagi ya, makanya gatal gigit-gigit terus,” ucap Syafira, membuat Mega yang mendengarnya menghembuskan napas lelah.

“Aku sampai nangis-nangis kalau nyusuin, Mbak.”

Syafira terkekeh, “sabar ya, kalau bisa nyusuin sampai dua tahunan. Tapi, misalnya udah nggak kuat bisa di pompa aja jadi Ebra pakai dot minum ASI-nya.”

“Kadang aku seling, sih. Tergantung mood anaknya aja. Makan juga gitu. Hari ini mau makan, besok lepeh, besoknya mau makan lagi, lepeh lagi.”

“Kalau nggak mau makan jangan dipaksa. Kasih snack aja. Nanti begitu dia lapar, dia akan minta makan sendiri.”

Mega selalu mendengarkan penuturan Syafira. Meski dia sudah punya dua anak, rasanya pengalamannya dengan Syafira yang memilki ilmu di bidangnya Mega merasa kalah.

On Your Wedding DayWhere stories live. Discover now