CHAPTER 13: PART 3 - CALCULATION ZONE

193 42 9
                                    




***


Ramen adalah pilihan yang sangat tepat untuk mengisi perut kosong saat hujan, walau Jaemin sebenarnya tidak yakin jika ramen pantas dikonsumsi pada pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramen adalah pilihan yang sangat tepat untuk mengisi perut kosong saat hujan, walau Jaemin sebenarnya tidak yakin jika ramen pantas dikonsumsi pada pagi hari. Mata bulat pemuda manis itu menatap kearah Jeno yang tengah memesan mangkuk kedua dari ramen jamur yang ia pesan.

Jeno dan Jaemin berada disebuah kedai ramen tak jauh dari bangunan cybertech ring. Setelah pertarungan sahabatnya itu selesai, Jeno dan Jaemin memutuskan untuk mempir di kedai ramen ini karena aromanya yang tiba-tiba tercium saat keduanya mengendarai motor. Selain itu, hujan yang turun dipagi hari membuat suana menjadi lebih dingin sehingga ramen bisa membuat tubuh mereka hangat sambil menunggu hujan berhenti.

Kedai ramen ini tidak begitu besar, bahkan ruangan milik Jaemin di lantai empat masih lebih luas dan lebar. Terdapat empat meja dengan masing-masing dua kursi di dalam kedai ramen ini. Dan lima kursi lain yang menyatu dengan konter, menghadap pada para pembuat ramen.

Jeno dan Jaemin sendiri duduk di kursi dekat dengan kaca yang memiliki tingginya berada diatas meja, Jaemin membuka kaca itu membiarkan udara dan aroma khas dari hujan masuk ke dalam indra penciumannya. Mangkuk milik pemuda manis itu sudah kosong, jadi Jaemin hanya memperhatikan keluar jendela sambil meminum teh hijau hangat yang ia pesan. Sedikit tersenyum kecil saat melihat Jeno menerima mangkuk kedua yang dipesan. Hanya ada Jeno dan Jaemin di dalam kedai ini sebagai pelanggan. Masuk akal karena waktu bahkan belum menunjukan pukul jam 8 pagi.

"Jangan terburu-buru." Jaemin yang duduk dihadapan sahabatnya itu memperingatkan Jeno saat melihatnya mulai memakan ramen dengan terburu-buru, seakan dunia akan berakhir esok hari. "Kau akan tersedak."

Jeno terlihat berhenti dalam beberapa detik sambil menatap Jaemin. Pemuda tampan dengan sedikit luka diantara keningnya itu tersenyum kecil lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Jeno juga mengikuti ucapan Jaemin, ia tidak makan dengan terburu-buru.

Melihat itu Jaemin tertawa kecil lalu mengusak gemas helaian rambut hitam milik sahabatnya itu. Bukan pertama kali bagi Jaemin melakukannya, namun Jeno selalu terkejut jika Jaemin menyentuh rambutnya. Merasakan tubuh Jeno yang terlihat diam dan sedikit terkejut, Jaemin hendak menarik kembali tangannya, tapi Jeno menahan pergelangan tangannya Jaemin dan kembali menyimpan telapak tangan sahabatnya itu diatas kepalanya.

"Lakukan lagi." perkataan itu terdengar seperti sebuah permohonan.

Tawa pelan Jaemin keluarkan, secara tidak sadar membuat kedua pipi Jeno merona merah. Jaemin mungkin tidak menyadarinya, tapi pemuda manis itu terlihat sangat cantik saat tertawa, bagaimana matanya sedikit tertutup dengan bahu yang sedikit bergetar. Pemuda manis itu benar-benar terlihat sangat menawan.

Setelah tawa pelan itu selesai, tanpa ragu Jaemin kembali mengusak helaian rambut sahabatnya tanpa mempedulikan rambut Jeno yang menjadi berantakan akibat ulahnya. Lagipula, Jeno juga terlihat menikmati perlakuan Jaemin. Terutama saat kedua mata sahabatnya itu tertutup.

CYBERPUNK: THE VARIEGATION BLUE • NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang