CHAPTER 18: PART 3 - CALCULATION ZONE

337 45 15
                                    




***

Keheningan memenuhi isi kamar milik sahabat cantiknya yang gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan memenuhi isi kamar milik sahabat cantiknya yang gelap. Jeno tidak memiliki niatan untuk menyalakan lampu utama karena Jaemin tidak begitu menyukainya. Ia berjalan dengan perlahan kearah ranjang, tempat dimana sahabatnya itu terlihat berusaha bersembunyi dibalik selimut.

Mendudukkan dirinya di ranjang Jaemin, Jeno menekan sebuah tombol pada lampu tidur yang terletak disamping ranjang Jaemin, tepat diatas sebuah meja kecil yang juga menjadi tempat untuk sebuah figura dengan foto kedua orangtuanya. Cahaya dari lampu tidur memberikan kesan hangat dan tidak begitu terang. Keduanya terdiam dalam waktu yang cukup lama.

Sebenarnya, Jeno tidak mengerti mengapa Jaemin terlihat begitu panik, dan mengapa dirinya juga harus ikut panik melihat Jaemin berada dihadapannya saat Shota melakukan kontak fisik yang sedikit berlebihan. Reaksi yang Jaemin tunjukkan saat ia bersama Shota tadi, membuat Jeno sedikit berharap jika sahabatnya ini mungkin juga memiliki rasa lebih padanya.

Tapi, Jeno tidak mau mengambil kesimpulan sendiri. Kini Jeno menyadari bahwa ia benar-benar menyukai Jaemin, hingga tidak ingin sahabatnya ini salah paham mengenai dirinya dan Shota. Jadi, Jeno harus menjelaskannya, tidak peduli jika Jaemin sama sekali tidak ingin mendengarnya.

"Shota hanya berterima kasih padaku karena aku membantunya untuk mendapatkan kontak Sungchan." ucap Jeno dengan nada bicara yang lembut, tangannya terulur untuk menarik selimut yang Jaemin gunakan untuk menutupi seluruh tubuh. Namun Jeno kembali menarik tangannya, "Ia menyukai Sungchan."

Jawaban diberikan oleh Jaemin beberapa menit setelah pernyataan Jeno dengan suara sedikit samar akibat dari selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, "Kau yakin Shota tidak menyukaimu?"

"Ya, Shota tidak akan pernah menyukaiku lagi." Jeno menganggukkan kepalanya yakin lalu mengusap pelan bahu sahabatnya itu dari luar selimut.

Rasa terkejut timbul saat Jaemin menarik selimutnya, menunjukkan wajah manis Jaemin yang terlihat sedikit memerah dengan maka sedikit sayu disamping cahaya hangat dari lampu tidur. Mata bulatnya menatap kearah Jeno yang tidak bisa menahan senyumannya.

Jaemin mendudukkan dirinya lalu menarik lengan Jeno, menyuruh pemuda tampan tersebut agar duduk diatas ranjang sepenuhnya. Jeno tidak pernah menolak permintaan Jaemin, jadi ia hanya menuruti kemauan sahabatnya dengan wajah sedikit kebingungan. Kedua telapak tangan Jaemin kini beralih menyentuh bahu sahabat tampannya dengan hati-hati membuat Jeno semakin kebingungan.

Wajah kebingungan milik Jeno seketika berubah menjadi terkejut saat ia bisa merasakan bagaimana bibir milik sahabatnya berada tepat di bibirnya. Napas Jeno seakan terhenti dalam beberapa detik, faktanya Jeno memang menahan napasnya saat ciuman terjadi. Jaemin menjauhkan wajahnya dan membuka kedua matanya, menatap kearah wajah terkejut Jeno yang tidak berkedip saat melihatnya.Walau hanya ada cahaya hangat dari lampu tidur, Jeno bisa melihat bagaimana wajah pemuda manis itu memerah sampai pada bagian telinga. Dan kini Jaemin segera mengalihkan pandangannya kearah lain dengan satu tangan memegang dadanya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CYBERPUNK: THE VARIEGATION BLUE • NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang