21. Ina merasa aneh

3 1 0
                                    

HAPPY READING! 

Drana tampak seperti ditelan bumi. Tidak ada update berita apapun lagi tentang laki-laki yang sedang naik daun tersebut. Setelah series film-nya selesai anak itu sudah tidak ada kabar lagi. Ina mengamati layar ponselnya sendiri melihat last seen pacarnya yang sudah tidak aktif selama seminggu. Sebenarnya Drana sedang apa dan dimana? Ina ingin bertanya kepada Ardan, namun dia bahkan tidak meminta nomor teleponnya. Dia lupa karena Drana selalu tantrum kalau ada Ardan di sana. 

"Tanggal biasa aja nanti ketemu di danau lagi. Enggak mungkin, kan Drana ngilang juga dihari khusus." Ina bermonolog sendiri kemudian menopang kepalanya di atas meja. Sembari menatap ponselnya yang layarnya menghitam karena tidak ada pesan apapun yang masuk ke dalam. 

Layarnya tiba-tiba menyala membuat tangan kecil Ina yang gesit langsung meraih ponselnya. Raut wajahnya berubah menjadi kecewa saat notif yang muncul bukan dari yang dia tunggu. Cio jadi menghancurkan mood-nya yang sudah rusak saat anak itu bertanya apa ada waktu di besok hari. 

 Mau kemana emang? 

Nonton bioskop. Ada promo beli satu tiket dapet satu 

Wih, promosi, dong. Gas 

Film apa nihh?

Terserah lo sih. Gue suka semua film 

WKWKWKWK 

Horor mau ga?

Boleh. Bentar gue cek jadwal filmnya dulu 

Oke. Siap kabarin aja kalau acc hari ini 

Ina kembali meletakkan ponselnya dan keluar dari kamar ini hari liburnya yang dia gunakan untuk istirahat dan membantu orang tuanya untuk menjaga toko sesekali seperti merapikan barang ataupun mengisi barang yang sudah habis terjual. 

"Ina bawa kardus sarden itu ke dalam!" suara memelikkan telinga itu membuat langkah kakinya menjadi lebih lebar agar cepat sampai dan teriakan dari ibunya itu berhenti berdengung di telinganya. 

Mengambil tiga buah kardus di sana dan diangkat masuk ke dalam meletakkannya di ruangan stok dan merenggangkan tubuhnya sendiri. Ina berkeliling di area tempat barang-barang yang dijual dipajang. 

"Bu, ini permen karet Ina minta satu, ya." Ina berbicara dan langsung membuka bungkus permen tersebut tanpa mendengar jawaban ibunya. 

"Kamu ini izin atau maksa? Ibu belum bilang boleh udah dimakan aja," kata ibunya memukul lengan kanan Ina dengan kesal saat melihat permen karet itu sudah dikunyah sukses oleh Ina. 

Mendengar omelan ibunya dia hanya tersenyum tanpa rasa bersalah kemudian pergi dari tempat kejadian agar ibunya tidak memelototinya lagi. Ina duduk di meja kasir dan merapikan beberapa lembar kertas yang ada di sana. 

"Oh, iya Ina. Kata tetangga pacar kamu itu udah enggak ada kabar, ya? Ngilang secara misterius?" tanya ibunya sembari duduk di sebelah Ina yang masih asik merapikan data belanja yang ditulis manual tanpa bantuan komputer. 

"Iya, kayaknya lagi sibuk, sih. Shooting atau comeback rahasia biasanya artis secara ngilang biar dikangenin masyarakat terus filmnya melejit naik." Ina menjawab tidak niat dirinya sudah terbiasa dengan hilangnya kabar dari Drana dan itu bukan merupakan hal yang harus dikhawatirkan. 

"Memang artis gitu? Sampe enggak ngabarin pacarnya sendiri?" tanya ibunya dengan kebingungan. Ina memberhentikan pekerjaannya dan terpaku ucapan ibunya ada benarnya. Kalau hanya comeback rahasia masa harus sampai menghilang dari keluarga? 

"Nanti Ina coba hubungi lagi. Harusnya Drana nanti ketemu Ina bulan ini." Ina menjawab dengan cuek berusaha untuk tidak terlalu memikirkan kondisi tidak lazim tersebut. 

Ina masuk ke dalam kamar saat dia menemukan ponselnya bergetar dan semuanya notif dari Cio yang mengiriminya jadwal film. Ina berbincang sebentar dan menentukan waktu untuk menonton. Ina menolak untuk dijemput oleh teman kerjanya tersebut dan meminta untuk bertemu saja langsung di bioskop yang sudah ditentukan. 

Ina jadi terkekeh saat membayangkan raut wajah Drana saat dia tahu bahwa Cio bisa menonton bioskop bersamanya dan dia tidak bisa. Ina buru-buru memberikan pesan dengan kata-kata yang kalau dilihat Drana mungkin akan membuat anak itu tantrum setengah mati dan meraung sepanjang hari. 

"Mau kemana? Drana udah bisa dihubungi?" tanya ibunya begitu melihat Ina sedang menyisir rambutnya dan merapikannya. 

"Ina diajak nonton sama Cio, bu. Drana belum ada kabar mungkin beneran sibuk. Ina juga enggak bisa ganggu kalau gitu." Ina menjawab sembari mengambil tas selempangnya dan izin untuk pergi kepada kedua orang tuanya. 

***

Ina melambaikan tangannya saat melihat Cio sudah berdiri di depan bioskop menunggu dirinya datang. Ina minta maaf karena sedikit terlambat karena jalanan yang macet. Cio memaklumi dan mengajak Ina untuk masuk ke dalam karena tiketnya sudah dipesan oleh Cio jadi, mereka bisa langsung menonton tanpa harus mengantre untuk membeli tiket lagi. 

"Perlu beli popcorn?" tanya Cio setelah mereka duduk di kursi depan pintu bioskop karena waktunya masih lagak lama untuk menunggu pintunya terbuka. 

"Enggak, sih. Kalau lo mau beli aja. Gue enggak dulu. Bokek." Ina berkomentar dan Cio hanya menganggukan kepalanya dan izin untuk pergi untuk membeli popcorn serta minum di sana. Ina memainkan ponselnya dia masih berusaha untuk menghubungi Drana karena laki-laki itu jadi membuat dia khawatir. 

Baru asik memantau berita untuk mencari keberadaan Drana sebuah tangan yang memegang popcorn terulur di depan layar ponsel Ina membuat perempuan tersebut mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang memberikan dia popcorn.

"Gue enggak pesen, loh." Ina enggan menerima karena merasa dirinya tidak memesan. Cio tetap meminta untuk Ina mengambilnya dengan alasan sudah terlanjur dia belikan. 

"Serius banget, In? Sampe tadi gue berdiri di sebelah lo sebelum gue kasih popcorn lo enggak nyadar," ucap Cio berkomentar tidak biasanya perempuan itu begitu serius menatap ponselnya kecuali saat menonton film dari artis kesayangannya tersebut. 

Ina nyengir kuda. "Gue kepikiran soal Drana. Katanya ngilang." Ina menjelaskan dengan singkat tidak ingin keceplosan berbicara bahwa laki-laki itu tidak bisa dia hubungi sekitar sebulanan. 

Cio mengangguk paham. "Iya, kata tetangga gue yang nge-fans juga sama Drana bilang kalau pacarnya enggak ada kabar. Aneh, ya padahal baru aja naik daun harusnya wajahnya ada di mana-mana biar karirnya tetep bagus." Ina terdiam saat mendengar ucapan Cio yang tampak masuk akal. 

Pantas saja Ina merasa ada yang aneh. Apakah Drana benar-benar ada masalah atau itu ketentuan dari manager, Ardan? Ina tidak bisa bertindak gegabah untuk menggedor apartemen Drana meskipun perempuan itu tahu password dari apartemen Drana. 

"Udah. Pasti Drana balik. Mukanya enggak usah murung gitu," kata Cio menepuk pundak Ina sembari tertawa saat melihat wajah Ina yang tampak banyak pikiran itu. 

Ina membalas dengan senyuman walaupun dirinya masih murung dan masih bergulat dengan pikirannya sendiri. Sebagai orang yang mempunyai status pacar Ina merasa dirinya tidak bisa melakukan apapun membuat dia sedih sendiri. 

***

21 Desember 2023 

My Backstreet Boyfriend Kejebak di TVWhere stories live. Discover now