18

11.2K 787 79
                                    

"Anda siapanya pasien?" Tanya Dokter yang di ketahui bernama Raka.

"Ehm---"

"Saya Papanya," Ucap Gio, setelah beberapa kali berfikir ingin menjawab apa.

"Baiklah saya akan menjelaskan kondisi pasien."

"Saat ini pasien dalam keadaan koma." Ujar Dokter mulai menjelaskan.

"Koma??" Teguh Gio, cukup kaget separah itu kah sampek koma??

"Iya pasien koma, keadaannya parah karena saat demam tidak di rawat dengan baik apalagi setelah saya periksa demamnya adalah demam tinggi, banyak goresan atau luka besar di area kakinya mengakibatkan kekurangan darah. Terlalu kelelahan dan saya rasa pasien juga memiliki luka dalam."

"Saya belum bisa memastikan di karena pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri."

Mendengar semua penjelaskan dari Dokter, Gio hanya bisa terdiam saja bingung harus bicara apa.

Mengetahui jika orang di depannya masih mencerna perkataannya Dokter milih bertanya.

"Anda ingin melihat anak anda?" Ujar Dokter itu berdiri.

"Iya," Jawab singkat Gio.

Sesampai di ruang rawat Gio memasuki kamar inap itu pelan.

Terdiam cukup lama di depan pintu, Gio melangkah ke anaknya.

"Kenapa bisa gini?" Batin Gio terus memandang Kevin, jujur saja di dalam hatinya ada rasa sakit yang tidak bisa di jelaskan saat melihat kondisi seseorang di depannya dalam keadaan memejamkan matanya.

Apa dia akan bisa terbangun?

Berapa lama mata itu terus tertutup?

Batin Gio bertanya-tanya.

Mengusap surai Kevin pelan, Gio lebih tertarik dengan bekas luka yang ada di dahi Kevin, terlihat bekas itu cukup lama?

Setelah itu Gio pergi melangkah ke pintu depan dan kebetulan masih ada Dokter di sana.

"Bagaimana Tuan ada yang ingin di tanyakan?"

"Tidak, jaga dia saya tidak bisa selalu di sampingnya untuk pembayarannya akan segera saya lunasi."

"Apa anda tidak ingin menemaninya di masa-masa komanya?" Tanya Dokter merasa heran dengan orang di depannya aneh, dia seorang orangtua tapi tidak ada raut khawatir di wajahnya sama sekali.

"Tidak," Setelah mengatakan itu Gio pergi dari hadapan Dokter menuju ke tempat pembayaran.

Karena dia rasa cukup seperti ini saja. Kevin pantas mendapatkan itu semua menurut Gio.

***

"Papa habis dari mana?" Kata Kevan yang bangun dari tidurnya.

"Keluar sebentar, bagaimana keadaanmu?" Ucap Gio memastikan.

"Baik Pa." Ujar Kevan dengan senyum lucu nya.

"Kamu lucu sekali, tapi pipinya udah engga gembul lagi nanti makan yang banyak yah!!" Kata Gio mengelus pipi Kevan pelan, dia kesal terhadap dirinya sendiri kenapa tidak bisa menemukan anaknya lebih cepat.

"Baik Pa," Ucap Kevan memeluk Papanya, rindu sekali rasanya kepada sang Papa.

"Papa pahlawannya Kevan, makasih udah selamatin Kevan yah Pa!!"

"Udah kewajiban Papa nyelamatin Kevan hmm," Ucap Gio mengusap surai anaknya.

"Ada apa ini kok pelukan engga ajak-ajak," Ujar Gina baru datang, terlihat penampilannya lebih segar dari beberapa jam yang lalu.

Different (END) Where stories live. Discover now