28

13.3K 1.1K 280
                                    

bismillah dulu biar berkah!

gmn puasanya? ⍨⃝❤.

maaf guys, ak lupa disni kevin manggil areksa abang atau kakak jdi abaikan ya sm panggilannya😭🙏🏻 .

btw! Ini udah mau detik² end loh. kalian beneran gamau vote di setiap chapter ku? jahatnya 🤏. ayo dong vote gratis padahal, buat kesan bagus untuk pembaca pertama, bnykin vote sygg 🥰🥰🙏🏻, ya walaupun cerita ga sebagus itu. mahklumin aja aku buat ini krn suka2 aja 🕺🕺

vote banyak! klau mau lanjut part selanjutnya, duh sorry kesannya kek nuntut/maksa ಥ_ಥ!

moga bikin nangis deh! tpi keknya kagak(>︿<。).

***


Dorr

Bunyi tembakan terdengar.

"Ini yang ketiga kalinya Van uhuk, uhuk." Ucap lemah Kevin di sertai batuknya, tak lama kemudian ambruk ke arah depan. Yang dengan cepat di cegah Kevan yang berada di dekatnya.

Peluruh itu mengenai perut Kevin. Nyeri tentu saja,
untungnya Kevin berhasil tepat waktu untuk melindungi Kevan.

"V-vin?" Ucap gugup Kevan tak percaya melihat kembarannya dalam keadaan seperti ini lagi.

Mengangkat wajah kembarannya Kevan bisa melihat wajah itu terdapat darah di sekitar mulut kembarannya jangan lupakan yang lain.

"Gak, gak mungkin Vin, jangan bercanda." Kata panik Kevan mengoyangkan tubuh Kevin.

Kevin senyum lemahnya. Apakah dia akan benar-benar mati setelah ini?

"Kevin?" Ucap Gio sadar setelah mencerna situasi di depannya.

Bohong bukan? Apa yang dia lihat tadi bukan kenyataan bukan?!

Kenapa tembakan itu sangatlah cepat? Membuat Gio susah mencerna barusan yang terjadi.

Tanpa fikir panjang, dengan cepat Gio menghampiri kedua anaknya menatap ke arah Kevin yang terlihat sangat berantakan karena di penuhin dengan darah! Kenapa Gio bisa tidak sadar sedari tadi.

Sedangkan untuk Bagasae sudah di tangani polisi yang datang beberapa menit yang lalu.

"Vin dengar. Jangan tutup matamu Papa akan marah, jika kamu menutup matamu Vin, dengar itu." Ucap Gio. Tangan Gio gemetaran meletakan kepala Kevin di pangkuannya.

"Pa Kevin bisa berguna untuk papa, Uhuk uhuk." Batuk Kevin merasa sesuatu keluar dari mulutnya, yaitu darah.

Degg

Seketika Gio mengingat apa yang dia ucapkan kepada anaknya itu.

Rasanya tubuh Gio lemas saat mengingat ucapnya, yang dia sendiri tidak menyangka akan mengucapkan hal seperti itu.

"Kau memang tidak berguna Kevin,"

"Saya pernah bilang kepadamu bukan!! Jaga Kevan sepenuh ragamu. Kenapa justru terjadi seperti ini lagi, saya sudah cukup sabar tentang kejadian di kemah waktu itu Kevin. Kamu benar-benar menguji kesabaran saya selama ini."

"Tapi, Kevin bukan pengawal Kevan pa. Kenapa ucapan papa seolah-olah bawa Kevin adalah bodyguard Kevan."

"Sudahlah, sekali tidak berguna tetaplah tidak berguna. Saya berharap tidak melihatmu lagi, walaupun kenyataannya tidak begitu."

Different (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang