[[CHAPTER 2]]

1K 67 4
                                    


"Kalau boleh, aku ingin meminjamnya juga. "

Pria itu tiba-tiba berbicara. Mungkin sadar bahwa mereka berasal dari negara yang berbeda, dia pun menggunakan bahasa internasional agar Jeong Taeui dapat memahami kata-katanya.

"Oh, tentu saja. Silahkan. " Ujarnya sembari mengulurkan buku di hadapannya. Pria itu menerima uluran Jeong Taeui dan mengambil buku di tangannya tanpa ragu-ragu.

"Buku ini sangat sulit didapat bukan? Ada buku lain yang ditulis dari perspektif yang berbeda oleh Charles Campbell. Ada perdebatan sengit di masyarakat waktu itu karena masalah itu."

"Apa yang kau bahas itu buku yang berjudul '1337 Permulaan Flanders'? "

Sosok di hadapannya tampak sedikit terkejut, "Jadi kau sudah membacanya? "

"Tidak. Aku hanya pernah mendengar garis besar isinya saja. Aku berencana membacanya sih jika ada waktu luang. Hanya saja buku itu sangat sulit di dapatkan."

"Kau benar. Aku membacanya sekali dan buku itu pun sudah dalam keadaan separuh rusak karena termakan usia. Tapi isi di dalamnya sangat berbobot."

"Karya nya memang tak ada yang gagal. Dari buku pertama hingga ke tujuh. Lalu dua seri lainnya, semuanya menakjubkan, bukan?" Tanya Jeong Taeui. Dia melanjutkan,

"Yah, tapi aku justru belum sempat membaca seri utama yang-- EH BUKANLAH YANG KAU BACA ITU SERIES UTAMA BUKU KE 4 NYA?! " Tunjuk Jeong Taeui dengan jari bergetar. Sosok itu melirik ke arah buku yang terbuka di tangannya,

"Ah, ya. Aku belum sempat membacanya kemarin, jadi hari ini aku memutuskan untuk membacanya." Jawabnya. Dia terdiam sejenak, seakan tengah mempertimbangkan sesuatu, kemudian tersenyum lembut,

"Mau membacanya bersama? "

"... Bolehkah...? "

Ketika sosok itu mengangguk sebagai jawaban, Jeong Taeui tanpa ragu-ragu segera menarik sebuah kursi di dekat orang itu dan duduk di sana. Ia pun memandangi halaman buku yang terbuka ketika pria itu meletakkannya di meja,

"Apa nggak masalah kalau aku bergabung begini-- maksudku mungkin kau merasa tak nyaman. "

"Tidak juga. Aku bahkan baru membaca halaman awal. Dan lagi sangat jarang menemukan orang dengan selera bacaan yang mirip. Rasanya  seperti bertemu dengan teman lama. " Ujarnya. Jeong Taeui terkikik mendengarnya.

"Yah... Selera bacaanmu lumayan Hardchore. Aku biasanya membahas buku seperti ini dengan Pamanku ketika kami bertukar telepon. "

"Kau pasti dekat dengannya. "

Mendengar kalimat itu, Jeong Taeui terdiam sejenak. Tatapannya yang semula terlihat bersemangat tiba-tiba mengendur.

Entah mengapa hatinya seperti tercubit mendengar itu,

"... Tidak juga... " Gumamnya. Ada kesan sendu yang terasa pada suaranya yang lirih. Entah sadar atau tidak, tapi perubahan ekspresinya tampak telah direkam oleh sepasang iris keabuan yang terus memperhatikan sosoknya lewat balik kacamata baca.

"Ngomong-ngomong, aku tak pernah melihatmu. Apa kau anak baru? "

"Eh-- a-ah.. Iya. Aku belum lama ini pindah. Ehm... Dimana sopan santun ku astaga--! " Jeong Taeui segera duduk berbalik menghadap orang itu dan mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan, aku Taeui dari Korea Selatan. "

Melihat tangan Taeui yang terangkat, pria itu menyambut uluran tangan itu.

"Ilay. Aku dari Jerman. "

>>>>>>>>>><<<<<<<<<

Your's To ClaimWhere stories live. Discover now