[[CHAPTER 5]] : Perjanjian Dengan 4 Faksi

1.2K 74 21
                                    


Mata berwarna biru yang tampak tenang itu bergulir ke arah Taeui. Sebuah senyum simpul tersungging di wajah tampannya.

"Kau pasti Jeong Taeui, murid pindahan baru, kan?"

Semua orang-- hampir semua-- yang mendengar itu seketika melotot karena terkejut dan menatap Taeui secara serempak. Taeui mendecak,

Sial! Dasar bule sialan! Kenapa dia harus menyebut nama lengkap Taeui sekarang di tengah-tengah keributan ini?!

>>>>>>><<<<<<

CHAPTER 5

PERJANJIAN

>>>>>><<<<<<


Jeong Taeui memandang sengit pada pria bermata biru yang menatapnya dengan keramahan berkesan aneh. Seakan menemukan sebuah kejutan menarik dan dengan sengaja memamerkannya pada orang-orang. Bahkan gerakan dari sudut bibirnya yang tertarik membentuk senyuman kecil itu terasa sangat mengganggu. Membuat tengkuk Taeui merinding seakan diguyur oleh air dingin.

"Coba kulihat... Membuat keributan di kafetaria, lalu berkelahi dengan anak kelas lain. Di tambah juga... Memakai senjata untuk berkelahi...? "

Jeong Taeui melirik batangan besi di sampingnya yang masih tergeletak. Dia melotot.

"Ini--"

"Yah, bahkan kalaupun kau murid baru ataupun murid pindahan, hukuman tetap hukuman. Jeong Taeil-- ah agak sulit mengeja namamu, maafkan aku. Tapi ini agak berat..."

Sekali lagi, pria itu menyebut namanya. Namun Jeong Taeui sama sekali tak merasa senang. Malahan seperti ada beban berat tak kasat mata yang membebani pundaknya ketika nama itu akhirnya di dengar oleh semua orang.

"Jeong... Dia... Adikmu? " Kali ini pria dengan aksen timur Tengah yang bersuara. Dia pria bersorban yang berdiri di samping Jeong Jaeui. Jaeui sendiri tampak tak memiliki tenaga ketika mengangguk dan berkata,

"Ya. Dia adik kembaranku. "

Taeui terperangah. Kini... semua orang tahu bahwa Taeui dan Jaeui memiliki hubungan darah.

"Sebagai kakak yang baik, bukankah harusnya kau memberitahunya, Jeong Jaeil? Dia bertindak sangat ceroboh dan membuat keributan yang cukup menghibur. " Kata Pria itu. Dia melirik dengan mata birunya dari balik kaca mata berbingkai emas.

"Tapi tetap saja, akan ada sanksi hukuman setelah ini."

Bahkan anak kecil juga tahu bahwa setiap perbuatan nakal pasti akan ada hukuman. Terutama dalam lingkungan badan instansi semacam sekolah seperti ini. Hanya saja Jeong Taeui masih merasa samar dengan arti hukuman itu.

Karena setelah mendengar kata hukuman, sontak orang-orang yang tadi mengejarnya berubah semakin pucat.

"Christ... Kami--"

"Diam."

Seketika orang itu membisu. Suara dingin itu telah dengan sukses membungkamnya hingga ia bahkan tak berani untuk mengangkat kepala. Tatapan dingin dan menusuk itu tampak sangat tak cocok dengan wajah cantik berahang tegas pria eropa itu.

"Jangan karena orang tua kalian berani membayar mahal, kalian bisa seenaknya disini. Kalian pikir siapa yang berukasa huh? Hukuman tetap akan dijatuhkan. ."

Suasana menjadi semakin sunyi. Pria eropa dengan rambut pirang itu memainkan pulpen dan mencatat sesuatu di dalam kertas,

"Tapi seharusnya ini menjadi tanggung jawab masing-masing pemimpin faksi. Benar bukan? "

Your's To ClaimNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ