☾12☽ First Day

363 40 3
                                    

Chiara kaget saat mendapatkan pesan dari Erland begitu ia keluar dari gedung jurusannya. Erland mengabari kalau dia sudah menunggu di parkiran dan menawarkan boncengan untuk Chiara. Katanya sekalian dia mau ke rumah Wizar.

Tanpa sempat pamit ke pada temannya yang barusan keluar bersama-sama, Chiara berlari ke arah parkiran. Sosok Erland langsung terlihat, sedang duduk di atas motor sambil menunduk memainkan ponsel.

Langkah Chiara memelan. Baru dia akan menyapa ketika Erland tiba-tiba mendongkak menatapnya dan langsung memberikan satu senyuman.

“Langsung berangkat?” tanyanya.

“Aku gapapa nebeng kamu?”

“Ya nggak lah. Kan aku yang nawarin.”

“Kamu gak bareng Samudra emang?”

“Dia gak ikut,” jawab Erland. Padahal sebenarnya dia yang melarang Samudra ikut agar helmnya bisa dipinjam untuk Chiara.

Sepanjang perjalanan Erland mengajak Chiara mengobrol. Chiara jadi ingat waktu SMA Erland adalah laki-laki yang paling sering mengajaknya bicara. Dari luar Erland terlihat pendiam, tetapi sebenarnya dia cukup cerewet pada orang-orang terdekatnya. Dia juga terlihat cuek, padahal aslinya sangat peduli. Chiara dulu sempat iri pada Erland dan teman-temannya. Pertemanan mereka persis seperti anak-anak SMA yang ada di film. Seling main bareng, kemana-mana barengan, kalau ada yang lagi sedih dihibur, dan setiap hari selalu punya topik obrolan yang seru.

Pernah suatu hari Chiara melihat Erland yang sedang menghibur Yunike. Kalau tidak salah waktu itu Yunike habis putus dari pacarnya, Chiara mendapatkan informasi itu dari teman sebangkunya, dan sejak saat itu Chiara jadi lebih sering melihat mereka berdua pulang-pergi sekolah bersama-sama. Bahkan sekarang mereka juga kuliah di kampus yang sama, berpisah dengan teman-teman satu gengnya. Kalau suatu hari mereka pacaran, Chiara tidak akan kaget. Semua anak di kelasnya telah menganggap mereka seperti sepasang kekasih.

“Lan, kata kamu Yunike juga sekampus sama kita kan?” Chiara tiba-tiba penasaran dengan kabar Yunike.

“Iya.”

“Kalian masih sering ketemu?”

“Masih. Yuni juga daftar Mapala soalnya.”

Jawaban Erland tak membuat Chiara kaget. Justru dia akan kaget kalau mereka berdua tiba-tiba berjarak.

“Kenapa Chi?”

“Aku cuma penasaran aja soalnya kan dulu kalian deket banget.”

“Kamu mau ketemu dia?”

“Eh, nggak,” jawab Chiara spontan. Dia mengerjap cepat saat menyadari jawabannya. “Aku gak ngasih tahu siapa-siapa kalau aku kuliah di sini. Lagian aku gak deket sama Yunike.”

Erland mengangguk maklum. Sejak dulu Chiara memang tak begitu dekat dengan teman-temannya. Mereka hanya berbicara saat ada perlunya saja. Erland bahkan tak pernah melihat Yunike dan Chiara mengobrol berdua selain membahas tugas saat mereka ditempatkan di kelompok yang sama.

“Nanti kalau udah selesai kabarin aja ya,” pesan Erland ketika mereka sudah sampai di depan rumah Wizar. “Pulangnya bareng aku,” lanjut Erland karena Chiara hanya menatapnya bingung.

“Iya.”

Chiara pamit dan masuk ke dalam rumah Bu Nuri setelah dipersilakan oleh asisten rumah tangga di rumah itu. Kafa sedang menonton televisi di ruang tengah ketika Chiara menyapanya.

“Kamu guru baru Kafa ya?” tanya bocah itu.

Chiara mengangguk sambil tersenyum lalu memperkenalkan dirinya dengan canggung. Melihat raut wajah Kafa yang tidak berubah, Chiara semakin gugup dibuatnya. Bu Nuri sudah memperingati Chiara soal sifat Kafa, dan seharusnya Chiara siap untuk menghadapinya.

BelamourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang