☾26☽ Soft Hearted

365 35 20
                                    

Tak ada teman bicara, tak ada hal yang harus dilakukan atau pun kegiatan yang harus diikuti, pagi itu Chiara termenung di atas tempat tidur. Sebuah buku dibiarkan terbuka di atas pangkuannya, sudah sejak beberapa menit lalu dia kehilangan minat membaca.

Diliriknya jam yang terpampang di layar ponsel baru menunjukkan pukul delapan. Hari ini dia juga tidak ada jadwal mengajar. Chiara bingung harus menghabiskan waktu dengan cara apa lagi.

Saat di rumah dulu ia jarang memiliki waktu luang. Selalu saja ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Entah itu PR sekolah atau membantu ibunya mengurus rumah. Belum lagi dia juga harus mengurus adiknya yang luar biasa nakal itu. Alhasil Chiara tak terbiasa memiliki waktu luang sebanyak ini.

Dinyalakannya sambungan wifi di ponselnya, seketika beberapa notifikasi muncul membuat ponselnya berisik karena Chiara tak menyalakan mode silent. Jemari Chiara bergerak membuka salah satu notifikasi dari aplikasi instagram. Rindu mengirimkan sesuatu, sebuah postingan video berupa sketsa komedi sunda yang mampu membuat Chiara tertawa setelah menontonnya.

Chiara memberikan emoji love pada pesan yang dikirim Rindu. Setelah itu ia menekan tombol kembali hingga layarnya kini menampilkan lini masa. Jemarinya yang hendak menggulir layar, tertahan ketika melihat postingan teratas.

Postingan itu berasal dari akun Mapala fakultas Erland, yang Chiara ikuti beberapa hari lalu. Dalam postingan itu terlihat beberapa foto kegiatan Diksar. Foto pertama menampilkan kelima peserta diksar yang berjejer rapi mengenakan carrier. Foto kedua diambil dari belakang, saat mereka berlima sedang berjalan menaiki bukit. Foto ketiga diambil saat mereka sedang mendirikan bivak, foto keempat saat mereka sedang membopong seseorang menggunakan tandu, foto kelima terlihat seperti sedang upacara, dan foto keenam hingga terakhir menampilkan wajah close up masing-masing peserta diksar. Wajah mereka penuh coretan arang dan ekspresinya terlihat konyol, kecuali Erland yang konsisten dengan ekspresi datar andalannya.

Chiara tertawa sambil melototi foto Erland. Chiara tahu Erland jarang mengunggah foto ke akun sosial medianya, sekalinya ada yang menggunggah, malah foto  semacam itu, yang jelas-jelas jauh dari kata estetik sebagaimana foto yang sering orang-orang unggah.

Pandangan Chiara turun membaca caption postingan tersebut. Isinya pemberitahuan tentang kegiatan Diksar, dan di paling akhir diperkenalkan juga nama-nama rimba yang mereka dapatkan.

1. Erland Lazuardi : Batu
2. Hasbi Shahzain : Bogo
3. Merva Melisandra : Leunca
4. Wizar Dhiankara : Walang
5. Yunike Angela : Cipluk

“Batu?” Chiara menggumam, kemudian lagi-lagi tertawa. Entah kenapa nama itu memang cocok untuk Erland.

Chiara lantas mengambil tangkapan layar foto Erland kemudian mengirimkannya pada lelaki itu.

☾☽☾☽☾☽

Erland terkesiap saat melihat satu pesan muncul dari Chiara. Buru-buru ia membukanya, dan terkejut melihat foto dirinya terpampang di sana.

Chiara : Batu?

Kedua sudut bibir Erland tertarik membentuk sebuah lengkungan kecil. Fakta bahwa Chiara diam-diam mengikuti akun Mapalanya dan melihat postingan itu disaat dirinya saja baru tau, membuat kupu-kupu dalam perut Erland berterbangan.

Bahagia itu memang sangat sederhana.

Jemari Erland menari di atas layar, mengetikkan balasan untuk Chiara secepat yang dia bisa.

Erland : Aku baru lihat

Percakapan mereka terus berlanjut meski yang dibahas masih seputar nama baru Erland. Ia bahkan tak mempedulikan ocehan Hasbi, dan lupa apa yang sedang mereka bahas.

BelamourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang