Bab : 10

1.2K 127 15
                                    

ZAYYAN terdiam sejenak, dirinya kini menatap Sing yang berada pada kursi kemudi, sedangkan laki-laki tampan itu baru saja memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah si manis

"Nah sudah sampai, masuklah dan beristirahat, aku bersyukur kamu libur bekerja hari ini jadi tidak terlalu membuat mu lelah setelah bermain dengan anak-anak panti" Ujar Sing dengan senyum yang tak lenyap dari bibir nya, Sing tak pernah sesering ini tersenyum.

Zayyan mengangguk, namun tak segera turun dari mobil Sing. Hingga membuat Sing bingung apa Zayyan masih memiliki hal lain yang ingin di katakan terlihat dari mata yang bergerak acak itu

"Apa dirimu masih adah hal yang ingin di sampaikan? " Pada akhirnya Sing bertanya dengan lembut, menatap teduh pemuda manis itu agar dapat mengatakan keinginan nya dengan nyaman

Zayyan mengigit bibirnya sejenak sebelum kembali menatap kepada Sing

"Sing. Terimakasih banyak untuk hari ini karena mau menemaniku bermain dengan anak-anak tadi. " Ujarnya pada akhirnya. Sing justru tertawa akan hal itu, ternyata Zayyan begitu gelisah hanya karena ingin mengucapkan terimakasih kepadanya, gemas sekali.

"Itu bukan masalah Zayyan, jika kamu ingin di temani lagi kesana, aku akan senang hati menerima ajakan mu. " Jawab nya dengan nada yang lembut, Zayyan menarik segaris senyum pada akhirnya, baginya ini lucu, padahal pertemuan mereka begitu menyebalkan tetapi justru berakhir seperti sekarang, Zayyan tak habis fikir

"Aku akan masuk, Berhati-hatilah saat pulang Sing. Selamat malam dan sampai bertemu besok pagi. " Ujarnya dengan mata bulat yang berbinar menatap kepada Sing jangan lupakan senyum manis yang mengenbang itu, membuat Sing kini terdiam bahkan ketika Zayyan kini sudah membuka pintu mobilnya dan bersiap untuk keluar, namun pergerakan nya yang tiba-tiba membuat si manis terkejut. Saat sebelah tangan nya di tarik begitu saja, dan Sing segera mengarahkan wajah manis itu untuk menoleh ke arah nya, hingga benda kenyal yang terasa hangat itu mendarat tepat pada bibir tipis si manis yanga hanya dapat diam membeku. Otak pintarnya mendadak tak dapat berfikir dengan ciuman tiba-tiba yang Sing layangkan kepadanya, bahkan bagaimana Sing yang kini tengah menyesap lembut bibir tipisnya dirinya biarkan begitu saja, sampai si tampan mengakhiri ciuman itu dengan sebuah senyuman lebar meski kedua telinga nya memerah.

Sedangkan Zayyan yakin bahwa wajahnya tengah begitu matang seperti tomat busuk. Matanya melihat secara acak kemanapun agar tidak menatap pada Sing yang masih memandangi nya dengan begitu intens

"Sing..... " Ia berujar lirih dengan jemari yang saling memilin, pandangan nya tertunduk, tak sanggup untuk melanjutkan kata-kata nya hingga kekehan kecil Sing terdengar

"Maaf, kamu sangat manis hingga aku tidak tahan. Masuklah ke dalam rumah mu Zayyan, hari sudah hampir larut dan besok kita masih sekolah beristirahatlah dan mimpi indah" Ujar si tampan dengan memberikan tepukan halus kepada kepala si manis, Zayyan hanya bergumam tak jelas, jantung nya kini tengah berdetak dengan berisik, wajahnya bahkan masih memerah, ia segera turun dari mobil itu, berniat menutup pintu mobil namun kembali masuk dan memberikan sebuah kecupan pada pipi si tampan, hingga Sing di buat begitu terkejut.

"Sing selamat malam. " Dan Zayyan segera berlari dari sana memasuki rumah nya, meninggalkan Sing yang meremas gemas setir mobilnya, dengan tawa kecil penuh salah tingkah, bahkan wajahnya kini sudah dirinya benamkan di balik setir mobilnya

"Aku bisa gila, dia manis sekali. "

Dan malam itu keduanya mendapatkan mimpi indah yang menyenangkan.

Gyumin menatap aneh, dahinya kini berkerut dalam menatap teman baiknya yang nampak begitu cerah dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya, Zayyan itu aneh, dan semakin aneh saat ketika si manis kini menyentuh bibirnya sendiri lalu menggeleng ribut setelahnya, apa Zayyan salah makan tadi pagi?

FLOWER [ SingZay ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang