Bab : 13

1K 110 23
                                    

SUNYI, begitu heningnya sebuah kamar besar yang bahkan masih terlihat remang meski cahaya matahari sudah mulai meninggi.

Tirai jendela yang di buka pun tetap saja tidak membuat kamar itu terisi penuh oleh cahaya, matahari pun seperti enggan memberikan kehangatan nya kedalam sana hingga hanya ada aura dingin yang menguar

Tirai jendela yang di buka pun tetap saja tidak membuat kamar itu terisi penuh oleh cahaya, matahari pun seperti enggan memberikan kehangatan nya kedalam sana hingga hanya ada aura dingin yang menguar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Iris-coklat lembut itu terbuka secara perlahan, kepalanya masih berdenyut sakit. Sebelum akhirnya setelah sadar Zayyan segera melarikan pandangan nya kesegala arah

Asing.

Kamar besar ini sangat asing, ini bukan kamarnya, atau bahkan kamar Gyumin yang suda sangat dirinya hafal. Lantas potongan-potongan kejadian yang telah terjadi beberapa waktu lalu teringat dalam memori nya hingga membuat kepalanya kembali pening

Dirinya gelisah, dirinya takut, dirinya marah sekarang atas semua perbuatan Leo yang menculiknya dengan seperti ini, padahal Zayyan begitu memercayai bahwa Leo adalah orang yang begitu baik

"Leo! " Ia menjerit frustasi memanggil nama seseorang yang sudah membuat nya ada di sini. Tubuh kecil itu turun dari ranjang dengan cepat, namun sebelum mencapai gagang pintu disana, tubuhnya terjatuh dengan suara rincingan besi yang terdengar menggema

Zayyan menatap gamang kaki kanan nya yang ternyata di rantai, terhubung dengan tiang besi ranjang tidur itu

"Sialan. " Dirinya bahkan mengumpat, berusaha membuka rantai besi itu meski hanya sia sia yang ia dapat di akhir

Sampai suara pintu yang terbuka segera membuat si manis menoleh, dirinya yang tengah terduduk pada lantai mendengak untuk menatap seseorang yang membuka pintu dengan lebar itu

Itu Leo. Tengah berdiri menjulang di hadapan nya serta sebuah senyum yang terukir pada wajah tampan nya, namun membuat Zayyan begitu muak menatap wajah itu

"Kamu sudah sadar? "

"Lepaskan aku Leo! Kamu tidak seharusnya melakukan ini, aku ingin pulang! "

"Ini rumah mu sayang, rumah mu bersama ku, mau pulang kemana lagi dirimu hm. ? "

Alis itu menekuk marah, mata bulat yang tadinya hanya selalu memancarkan kehangatan itu kini menatap benci kepadanya. Dan Leo tidak menyukai nya

"Kamu brengsek! "

Leo tidak menjawab, meski Zayyan nya yang begitu lembut kini berani berkata kasar kepadanya, dirinya segera menggendong tubuh kecil itu, menyelipkan tangan nya di antara perpotongan leher si manis dan lipatan lututnya, tak perduli meski Zayyan kini tengah mencoba memberontak dengan kuat.

Leo melempar tubuh kecil itu kembali ke atas ranjang besar disana, dirinya segera menyusul naik dan menahan segala pergerakan Zayyan yang kini semakin histeris

"Diam Zayyan. " Ujarnya dengan nada yang begitu dingin. Zayyan takut tetapi rasa amarah dalam hatinya begitu membara sekarang, ia benci Leo.

Dirinya hanya menatap tajam laki-laki tampan itu yang kini menahan kedua tangan dan kakinya, dengan kedua sudut matanya yang memerah menahan cairan bening agar tidak lolos.

FLOWER [ SingZay ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang