Episode 6 (Enam)

1K 10 1
                                    

"Kamu lihat apa May?"

Jelas aku pandangi bulu dada yang sangat lebat, bahkan bulu dada mas Alif melebihi bulu dada pak Angga. Ini kali pertama aku melihat itu semua, belum lagi ketika dia meneguk air terlihatlah bulu ketiaknya yang sangat rimbun melebihi mas Baron.

"Gak lihat-lihat apa-apa kok mas. Tumben mas Alif lepas baju?"

"Mumpung mbak Tini sama mbak Yuni di kamarnya, jadi mas bisa keluar kamar dengan kondisi kaya gini."

"Emang kalau ada mereka kenapa mas?"

"Mas gak percaya diri aja, kamu lihat bulu-bulu mas sampai begini. Mas agak risih tahu gak, baru Minggu kemarin mas cukur bulu ketek eh tadi mas perhatikan udah rimbun lagi."

Oh mas Alif kenapa kamu cukur bulu ketiak kamu, padahal bulu itu buat aku gak tahan.

"Pasti baunya asem ya?"

"Tahu aja kamu mau."

Gila, aku benar-benar gila. Nampaknya mas Alif bisa dijadikan pelampiasan fetisku, jujur saja aku masih tergoda dengan milik pak Angga. Bagiku dia sangat mempesona dan membuatku terangsang hebat.

"Aku mau ke air dulu."

Aku ke air karena merasa bagian bawahku sudah terlalu basah, dan benar saja karena cairan bening sudah banyak meluber pada bagian tengah celana dalamku.

Aku buka celana dalamku dan aku hendak simpan pada ember cucian, tapi pandanganku tertuju pada kaos bekas yang baru dipakai mas Alif.

Dengan perasaan tak karuan aku beranikan diri untuk mengambil kaos tersebut, karena tidak biasanya mas Alif meninggalkan kaosnya di kamar mandi. Dia akan mencuci semua barang yang sudah dia pakai.

Baru beberapa cm saja hidungku dekat dengan bagian ketiaknya sudah tercium aroma jantan dan menggoda. Tanpa sadar aku menggerakkan tangan kananku pada bagian bawahku yang tanpa celana dalam.

"Ahh..." Aku mendesah karena ini begitu nikmat. Apalagi hidungku kini tepat pada bagian ketiak kaos tersebut.

"May, Maya?"

Tiba-tiba saja terdengar suara mas Alif dari arah luar, sontak aku yang kaget melepaskan kaos tersebut dan mencuci tanganku.

"Iya mas, ada apa?"

"May, itu ada kaos mas. Tolong kesiin ya!"

Sialan kenapa harus diambil sih, padahal aku lagi nikmat-nikmatnya.

"Nanti Maya keluarin mas, sekarang aku lagi berak dulu."

"Oh ya udah."

Berhasil aku menipu mas Alif, aku kembali menikmati aroma tersebut dan aku merasa melayang dan memejamkan mataku.

"May, punya saya udah basah. Kamu mau jilat?"

Dalam memejamkan mataku aku membayangkan dialog pak Angga yang begitu erotis.

"Saya mau pak Angga, saya sudah gak tahan pak."

"Tapi saya belum mandi May, kamu masih mau?"

"Mau pak Angga, gak usah mandi sekalian biar mbak Yuni jadi gak suka."

Aku buka mataku dan bertanya kenapa aku jadi orang seperti ini, karena yang aku tahu justru mbak Yuni juga seperti aku yaitu suka akan ketiak pak Angga yang baunya jantan dan asam.

Bersambung

My Fetish with Tetangga.Where stories live. Discover now