Episode 14( Empat Belas)

183 3 0
                                    

Buru-buru aku hendak masuk ke kamar mandi, rupanya didalam kamar mandi ada yang sedang mandi.

"Siapa didalam?"

"Ini mas."

Aku dengar suara mas Alif, aku cukup heran karena biasanya mas Alif itu kalau mandi sebelum shalat subuh.

"Mas tumben baru mandi?"

"Tadi mas kesiangan."

Tak lama berselang mas Alif keluar dengan rambut basah dan wangi lelaki, tapi ya tentu saja dia langsung memakai pakaian.

"Tumben mas Alif keramas jam segini?"

"Emang gak boleh?"

"Kirain semalam habis mimpi."

Aku melihat raut wajah mas Alif sedikit berubah, aku pun jadi berpikir kalau mas Alif beneran mimpi basah.

"Apaan sih kamu May, cepatan sana mandi. Tuh badan udah bau kata apa!"

Aku segera masuk dan melucuti seluruh pakaian yang aku pakai, aroma tidak sedap benar-benar tercium dari tubuhku. Hingga aku kepikiran akan bau kemaluanku yang kata mbak Tini kalau pagi-pagi pasti baunya lebih dahsyat.

Aku telan ludahku, walaupun hatiku ragu tapi tangan kananku begitu penasaran dan ingin mencium aromanya. Aku colek bibir kemaluanku dan aku cium.

"Uooo.."

Rasanya aku pingin muntah karena ada bau pesing ditambah bau banjir semalam bersama Bara, buru-buru aku guyur tubuhku karena harus segera menemui pak Angga dan bekerja seperti kemarin. Lumayan untuk satu hari kemarin aku dapat 100 ribu.

"Assalamualaikum, pak Angga?"

Tidak ada jawaban sama sekali dari pak Angga, sehingga aku memutuskan masuk untuk mencarinya.

Aku cari-cari tidak ad jawaban darinya, hingga samar-samar aku dengar suara orang berbicara lewat telepon seluler.
Aku tutup bibirku karena dari arah pintu kamarnya aku bisa melihat pak Angga sedang melakukan panggilan video dengan mbak Yuni, sebenarnya itu sih normal saja tapi mereka dalam keadaan telanjang bulat.

"Kamu kapan pulang, ketek aku udah gak tahan pingin dijilati sama kamu?"

"Sabar ya mas, kita gini dulu aja. Ibu gak ada yang jaga, kasian kalau ditinggal, entar kalau udah baikan aku pasti pulang."

"Ya aku coba sabar, cuma ini pentungan aku gak bisa sabar. Biasanya kan kita tiap hari bergerumul di kasur."

Astaga, aku cukup kaget mendengar perkataan pak Angga yang melakukan hubungan intim hampir setiap hari. Aku tidak dapat melihat apa yang dilakukan oleh pak Angga, tapi aku tahu kalau dia yang ada dalam posisi membelakangiku sedang melakukan masturbasi.

Aku kembali lagi ke depan rumahnya, kemudian aku panggil dia dengan nada suara yang cukup keras. Hingga tak lama berselang dia keluar rumah dan penampilannya seperti kemarin, hanya memakai singlet dan celana pendek yang aku rasa itu adalah celana dalam.

"Eh May, kenapa gak masuk aja? Tadi saya lagi teleponan sama Yuni. Kamu lanjut kerja aja ya, saya masih kangen sama Yuni."

Gila, kedatanganku nampaknya telah mengganggu aktivitas yang sedang mereka lakukan, kini pintu kamarnya tertutup cukup rapat dan aku tidak bisa mengintip sama sekali.

Aku menuju kamar mandi dan mataku kembali tertuju pada pakaian kotor pak Angga, karena posisiku yang menguntungkan maka dengan segera aku ambil kemeja putih kemarin yang bau ketiaknya cukup menempel.

Birahiku benar-benar bergejolak saya hidungku mencium secara dekat aroma jantan dari kemeja tepatnya pada bagian ketiaknya.

Aku hirup dalam-dalam dan aku merasa kalau kemaluanku terus mengeluarkan cairan.

"May, kamu sedang apa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Fetish with Tetangga.Where stories live. Discover now