Episode 12 (Dua Belas)

243 4 0
                                    

Pak Angga menolongku dengan wajah panik karena aku hampir jatuh, saat wajahku tepat pada ketiak kanannya, tangan kiriku justru memegang sesuatu yang membuat aku senang bukan main.

"May, ketek saya kamu pegang. Itu basah lho."

Ya, aku menarik bulu ketiaknya dan aku merasakan begitu basah akan keringat.

"Maaf pak."

"May, cepetan cuci tangan kamu. Kamu tahu kan kalau ketek saya baunya kaya apa."

"I.. iya pak."

Aku menuju wastafel dan menyalakan air pura-pura mencuci tanganku, saat aku cium telapak tangan kiriku betapa dahsyat apa yang aku rasakan. Aromanya sungguh nyaman nikmat untuk dicium, belum lagi aku merasakan kalau bau keringatnya nempel di tanganku.

Aku kembali ke dapur dan mendapati pak Angga sedang makan, jantungku semakin berdebar tak kala aku melihat pak Angga kini tidak lagi memakai kemejanya alias hanya memakai singlet dan celana panjang katun saja.

"Sini May, temenin saya makan."

"Iya pak."

Saat makan aku mencium semeriwing aroma keteknya yang agak menyengat.

"Pak, kok ketek bapak baunya sampai ke hidung saya ya, sedangkan..."

Bego, hampir saja aku kebablasan untuk mengatakan kalau sudah mencium aroma keteknya lewat kaos oblong miliknya.

"Sedangkan apa May?"

"Maksud Maya, bapak pasti kan tiap hari pakai deodoran, masa masih bau gitu."

"Mungkin ini memang saya sejatinya May, saya dari desa emang punya aroma ketek kaya gini. Terus deodoran yang saya pakai semuanya gak ada yang ampuh."

"Maksudnya gak ampuh gimana pak?"

"Iya, semuanya gak ada bisa nahan bau ketek saya. Palingan 5 menit wangi, pasti tuh baju langsung ikutan bau."

Hah, terus kaos tadi punya siapa? Kalau apa yang dikatakan oleh pak Angga adalah sebuah kebenaran, masa iya mbak Yuni bawa pria lain ke rumah ini.

"Jadi bapak jarang pakai baju gitu?"

"Haha... Ya gini aja May. Kamu ini saya lagi makan kok malah ngomongin bau badan sih, bilangin sama ibu masakannya enak."

Aku jadi kepikiran bagaimana mungkin lelaki setampan dan sejantan pak Angga diselingkuhi oleh istrinya.

"Bengong melulu!"

Aku kaget karena terlihat mas Bambang dan Mbak Yuni ada didepan rumah, wajah mbak Yuni terlihat masih kecewa kepadaku. Dia tidak menyapaku sama sekali, aku sendiri sih sebenarnya tidak peduli karena kan kewajiban mas Bambang kalau buat rezeki mereka berdua.

"Ada apa sih mas?"

"Tuh ada yang nyari."

Rupanya Bara ada di rumahku, dia sudah mandi dan terlihat tampan.

"Ada apa Bar?"

"Jalan yuk, aku baru gajian nih."

"Aku mandi dulu ya."

"Gak usah."

Bara menarik tanganku dan sontak aku ikut bersamanya untuk menaiki motor yang dia bawa.

"Pulangnya jangan malam-malamn!" Teriak mas Bambang.

Bara mengajakku makan bakso dan jajan-jajan kecil, aku senang karena walau begitu Bara begitu perhatian.

"May, main ke kosan yuk!"

Sebenarnya aku risih sih kalau harus main ke kosannya, secara itu kosan bebas. Disana pula juga aku hampir kebablasan untuk bersetubuh.

"Mau ngapain Bar? Kamu pasti minta yang bukan-bukan."

Bara tersenyum kecil, aku mengerti kalau dia ingin bercumbu rayu seperti biasanya, tapi satu yang buat aku kesal kalau dia minta dikocokin.

Lepas adzan isya aku ke kosan Bara, lengket rasanya badanku akan keringat karena aku belum mandi.

Bara membuka jaket dan tercium bau kesukaanku.

"Nih bau kesukaan kamu May."

Bara tenggelamkam wajahku pada ketiak kanannya, sontak aku sangat terangsang dan dalam hatiku berkata kalau aku siap untuk diperawani saya ini juga.

"May, kok udah banjir gini?"

Kaget rasanya karena entah kapan Bara memasukkan tangannya ke dalam celana dalamku, pantas saja dari tadi terasa nikmat pada bagian intim ku.

"Kan kamu yang buat banjir sayang."

Aku coba mengelabuinya, malu rasanya kalau dia tahu aku sudah banjir birahi akibat berduaan bersama pak Angga.

"Terus ini kaya bau apa gini, kaya gak bau seperti biasanya?"

Aku betulkan celanaku lantas berdiri.

"Bar, anterin aku pulang!"

Jujur aku malu dan kecewa dengan keadaan sekarang ini, harusnya Bara-lah yang membuat aku banjir tapi ini malahan pak Angga yang notebene adalah tetanggaku.

My Fetish with Tetangga.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang