2. Serendipity Girl

22 7 0
                                    

Jong hoon pov*

Setiap orang selalu punya mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan. Di usiaku yang cukup matang ini, ku rasa semua impianku telah terwujud dengan pencapaian lebih dari yang kuharapkan. Namun sejak bertemu gadis Indonesia bernama Cinta, aku merasa mempunyai mimpi-mimpi baru yang ingin ku wujudkan. Pertemuan yang tak biasa dengannya adalah hal yang tak akan bisa ku lupakan.

"Aku Cinta."

"Aku..., namaku...." Aku ragu ingin memberitahukan namaku atau tidak. "Panggil aku Kim."

"Ah, baiklah." Dia mengangguk. "Kim oppa?"

"Owh ya, sebenarnya kau sedang apa di tempat itu? Bagaimana pria tadi mengambil tas mu?

"Aku kemari karena mengantarkan kamera ini untuk kakak sepupuku." Jawabnya sambil menunjukkan kamera digital yang di kalungkan di leher.

"Owh." Aku mengangguk-angguk. "Lalu bagaimana tasmu bisa diambil pria tadi?"

"Setelah bertemu kakak sepupuku tadi, aku pergi ke kamar kecil. Setelah aku selesai tiba-tiba saja pria itu mengambil tas ku, kejadiannya sangat cepat." Ceritanya sambil memeriksa kamera digital.

"Lain kali kau harus lebih berhati-hati"

"Katanya di ACE mall ada acara fansign boy grup kesayangan kakak sepupuku, Shining boys. Sebenarnya aku tidak paham acara fansign nanti. Aku sama sekali tidak tahu menahu tentang Kpop."

Satu hal yang ada di pikiranku, dia aneh. Dia pandai berbahasa Korea, dia juga sempat mengatakan padaku ingin pergi ke Korea. Tapi dia tidak tahu Kpop bahkan tidak mengenal grup Shining boys padahal gadis-gadis seusianya umumnya pecinta Kpop.

"Apa kau berpikir aku aneh?", Tanya Cinta sambil menyisir rambut hitam panjang itu dengan jemari.

Aku tergelak, kenapa dia tahu apa yang ada di pikiranku?

"Ah, tidak."

"Bagaimana denganmu? Sedang apa kau sendirian disini? Apa kau sedang berlibur?"

"Aku memang suka pergi ke tempat baru sendirian. Tapi sebenarnya aku disini karena sebuah pekerjaan."

"Oh...," Cinta mengangguk. "Eh, apa kau datang bersama rombongan tur Shining boys itu? Kau bekerja untuk mereka?"

Aku tertawa menanggapi ucapannya.

"Tapi penampilanmu terlalu bagus kalau hanya seorang kru. Suaramu bahkan terdengar cocok sebagai penyanyi."

Aku kembali tertawa, "Bagianku lebih penting daripada seorang kru."

"Benarkah?", Tanyanya dengan pandangan menyelidik. "Jika aku datang ke Konser besok malam, apakah aku akan bertemu denganmu disana? Kebetulan aku punya tiket gratis. Dari kakak sepupuku, hehe."

"Datanglah, kau tidak akan rugi."

"Ya, kalau hadiahnya tiket pergi ke Korea aku pasti tidak akan rugi."

"Bagaimana jika benar-benar ada hadiah tiket ke Korea?"

"Hahaha!", Kami pun tertawa bersama.

Kami duduk di bangku bawah pohon. Kami makan jajanan pinggir jalan yang Cinta bilang nama makanan itu adalah cilok. Dia juga merekomendasikan es kelapa muda yang sebenarnya menjadi salah satu favoritku ketika berada di Indonesia.

"Astaga, ternyata acara sudah dimulai."

Sepertinya Cinta mendapat pesan dari kakak sepupunya. Dia pun terburu-buru mengunyah, lalu menghabiskan air kelapa muda miliknya.

"Oppa, aku pergi dulu. Terima kasih traktirannya. Selamat menikmati jalan-jalan."

"Hei, tunggu!"

Dinda yang sudah melangkah, berhenti dan menoleh.

My Idol, My AhjussiUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum