4. The Lucky One

18 5 0
                                    

Cinta pov*

  Kim Jong Hoon mulai melangkah sambil melambai dan tersenyum ke arah para BE. Sampai akhirnya pandangan itu menyapu ke arahku, mata kami bertemu meski sekian detik. Reflek aku melepaskan pegangan pada pagar pembatas dan beringsut mundur. Entah kenapa aku begitu malu, padahal belum tentu dia mengenali wajahku. Bahkan mungkin dia sudah lupa dengan namaku.

 Jantungku berdebar kuat, wajahku terasa memanas. Antara malu dan juga marah, entahlah.

 "Ciin!", Kak Ayu mengejutkanku. "Aku cariin dari tadi ternyata disini!"

 "Aku…"

 Aku belum selesai bicara, kak Ayu membawaku kembali ke depan. Shining boys sudah berhenti bernyanyi. Kini mereka mulai menyapa para penggemar. Penonton lain sibuk merekam dengan ponsel dan lainnya. Mereka juga tertawa dengan tingkah sang idola dan berteriak memanggil nama masing-masing member yang digemari.

 "Jong Hoon oppa!"

 "Ji Soo oppa!"

 "Lee  Jae hwa!"

 Aku masih memperhatikan pria bernama Kim Jong Hoon itu sambil mengingat ingat penampilan Kim oppa kemarin. Kim oppa memakai tudung hoodienya sampai kami berpisah, jadi aku tidak tahu warna rambutnya. Dia juga memakai kacamata berlensa orange dan tak melepasnya.

 Lalu Kim Jong Hoon ini, dia memakai softlens dan juga riasan mata khas idol pria Korea. Rambut abu-abunya terlihat begitu cocok dengan wajah oval itu. Sorot mata tajam, hidung mancung, dagu yang lancip, dan bibir yang tersenyum manis perlahan menghipnotisku.

 "Uh…, suaranya. Bagai air yang menyirami daun-daun kering, basaaah!"

 Aku cengar cengir sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal menanggapi ucapan kak Ayu. Ok, mungkin ucapan kak Ayu tidak berlebihan. Suara Kim Jong Hoon itu memang benar-benar memanjakan telinga, apalagi ketika ia mengeluarkan nada tinggi. Itu membuatku terkejut dan reflek ikut bersorak seperti para BE di sekelilingku. Mereka juga berteriak penuh kepuasan. Mungkin itu killing part dari lagu yang sedang Shining boys nyanyikan.

 Setelah beberapa lagu berlalu, kini tiba waktunya sesi bermain game antara member Shining boys dan para BE. Aku tak memperhatikan sama sekali dan lebih memilih memunggungi stage. Aku bersandar di dinding pembatas sambil menikmati coklat yang berada di tas ku sejak kemarin. Kak Ayu berteriak kegirangan sambil sesekali mengguncangkan tubuhku dengan gemas. Aku tak peduli, melanjutkan kunyahan dengan santai .

 "Cin! Naik cepatan!"

 "Ayo, cewek bando devil biru. Silahkan naik ke atas stage!", Seru suara seorang pria yang ku tahu dia adalah MC dari Indonesia di konser ini.

 Aku berbalik dengan cepat, melihat ke arah stage di mana orang-orang di atas sana sedang melihat ke arahku. Oh my god, malunya aku. Susah payah ku telan sisa coklat di mulut sebelum meminum air mineral yang kak Ayu berikan. Air mineral itu tumpah sedikit karena aku begitu gugup.

 "A_aku?", tanyaku pada MC sambil menunjuk diriku sendiri.

 "Iya, Cin." kak Ayu yang memberikan jawaban. "Cepetan naik."

 Aku menggeleng dengan cepat. " Nggak, nggak mau!"

 "Eh, jangan bodo gitu." Tiba-tiba kak Hani muncul. "Ini hari keberuntungan lo." 

 Aku terus menolak, tapi kak Ayu dan kak Amanda memegang kedua lenganku lalu menyeretku sampai ke tangga menuju stage. Aku menaiki anak tangga dengan perlahan. Sampai di anak tangga terakhir, sebuah tangan terulur dan aku menggapainya.

 "Kau?"

 "Ahjussi?" , ucapku reflek begitu menatap wajah orang yang mengulurkan tangan padaku itu. "Bukan, maksudku oppa"

My Idol, My AhjussiWhere stories live. Discover now