9. Gadis Spesial

4 2 0
                                    

Jong Hoon pov*

 "Apa maksudmu?"

 "Aku melihat seorang wanita menyisipkan kedua benda ini di tumpukan sampah kertas."

 "Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu?"

 Aku mendengar keributan dua orang yang sudah tak cocok sejak awal itu. Kali ini mereka meributkan tentang paspor dan visa milik Cinta yang Ji Soo hyung temukan.

 "Berikan padaku!"

 "Tidak mau! Kau masih menuduhku yang mengambilnya bukan?"

 "Ahjus_"

 "Hentikan!", Aku menengahi mereka. "Sudah cukup, hyung. Berikan paspor nya."

 "Tidak akan. Lebih baik ku masukan saja ke mesin penghancur kertas daripada gadis ini masih bersikeras menuduhku."

 "Apa kau bilang?! Enak saja mau menghancurkannya!", Emosi Cinta semakin menjadi.

 "Cukup!"

  Keduanya terdiam, tapi masih saling menatap marah dengan nafas yang memburu. 

 Aku menatap Cinta, "Cinta, apa yang Ji Soo hyung katakan itu benar. Aku saksinya."

 "Sungguh?", tanyanya yang tampak sedikit terkejut.

 Aku mengangguk, lalu beralih ke Ji Soo hyung. "Hyung, ayolah jangan seperti anak kecil."

 "Apa kau bilang? Aku seperti anak kecil?"

 "Ada apa denganmu, hm? Bagaimana jika orang lain mendengar keributan ini?"

 Aku mengambil paspor Cinta dari tangan Ji Soo hyung, kemudian memberikannya pada Cinta. 

 "Terima kasih, oppa."

 "Kau harus menyimpannya dengan baik." Nasehatku pada Cinta.

 "Kalau bukan karena aku, mungkin kini kedua benda itu sudah hancur."

 "Maafkan aku telah salah sangka. Dan terima kasih, ahjussi."

 "Mwo?"

 Tawaku hampir saja meledak ketika Cinta lagi-lagi sukses membuat hyung marah. Dia begitu berani memanggil Ji Soo hyung dengan panggilan ahjussi. Sedangkan Ji Soo hyung sangat tidak suka jika dipanggil demikian. Padahal usianya 37 tahun, atau 38 tahun usia Korea. Begitupun denganku dan beberapa member Shining boys yang lain, yang sebenarnya lebih cocok dipanggil ahjussi.

 "Ada apa? Apa kau menertawakanku, Hoon?"

 "Tidak." Dustaku sambil menggeleng. 

 Ji Soo hyung pun pergi, meninggalkan aku dan Cinta yang tiba-tiba berubah menjadi canggung. 

 "Kau mau ke acara di gedung belakang?", tanyaku mencoba mencairkan suasana, dan hanya di jawab anggukan saja olehnya.

 Kami pun melangkah bersama, menuruni anak tangga menuju lantai satu. Saat ini suasana gedung utama SS memang tampak sepi, karena sebagian besar staf sedang fokus ke acara amal yang digelar di gedung belakang. Kami saling diam beberapa saat hingga Cinta membuka pembicaraan.

 "Sebenarnya acara apa yang sedang diadakan SS?"

 "Acara tahunan bersama yayasan kanker anak Korea."

 "Oh…"

 "Apa kalian mengumpulkan donasi dengan melelang barang-barang artis SS?"

 "Ya, kau benar." Jawabku sambil menunjukkan arah menuju pintu belakang gedung. "Dari mana kau tahu?"

 "Kakak sepupuku pernah mengatakan tentang hal itu."

 "Terkadang aku penasaran, apa saja yang BE bicarakan saat mereka sedang bersama?"

My Idol, My AhjussiWhere stories live. Discover now