10. Beautiful Night

4 2 0
                                    

Cinta pov*

 Malam terakhir di Korea. Setelah mengunjungi istana Gyeonghui siang tadi, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan juga packing. Malam ini kami akan melihat festival kembang api di taman dekat sungai Han. Rasanya seperti baru kemarin aku menginjakkan kaki di Seoul. Ada rasa senang, tapi juga sedih dan kecewa karena kemarin aku gagal bertemu idolaku, Lee Yunki. Lalu tentang Kim Ae Ra, sepertinya kali ini aku harus benar-benar melupakan tentangnya.

 Festival kembang api belum dimulai, tapi suasana begitu ramai karena ternyata banyak acara sebelum acara inti malam ini. Ada penayangan film, pertunjukan musik dan juga tari tradisional. Aku dan kak Ana duduk di bagian depan, melihat pertunjukkan tari tradisional yang cukup menarik perhatian para wisatawan. 

 "Cin, aku ke toilet bentar ya."

 Aku hanya mengangguk menanggapi kak Ana. Kulihat beberapa teman tur yang duduk tak jauh dariku, begitupun dua orang pemandu tur kami, memastikan bahwa aku tak jauh dari yang lain. Ketika satu pertunjukkan tari usai, ponselku berdering. Ada pesan masuk dari kak Ana.

 Kak Ana:

 Cinta, susul aku sekarang. Cepetan!

 Aku bangun dan berniat mencari pemandu dan beberapa teman tur yang melihat pertunjukan denganku tadi. Tapi tak ada satupun dari mereka yang ku temukan karena sangking banyaknya orang-orang di sekelilingku yang juga baru melihat pertunjukkan tari.

 Me:

 Di sebelah mana kak? Kakak tersesat?

 Beberapa menit aku berdiam diri menunggu balasan dari kak Ana. Tapi pesanku tak kunjung dibaca. Lalu aku mencoba menelpon, tapi tak ada jawaban. Jadi kuputuskan untuk bertanya pada dua orang wanita yang duduk tak jauh dariku.

 "Permisi"

 "Iya?"

 "Apa anda tahu dimana letak toilet terdekat?"

 "Oh, toilet?", tanyanya memastikan, dan aku mengangguk. "Ada di sebelah sana, di bangunan berwarna putih abu-abu", Lanjutnya sambil menunjuk.

 "Baiklah, terima kasih."

 Aku sampai di depan toilet umum dekat dengan jalan masuk. Beberapa orang keluar dari tempat itu, tapi kak Ana tak kunjung terlihat. Jadi aku mencoba menghubunginya lagi, sekarang  nomornya malah tidak aktif. Aku hendak melangkah masuk, tapi suara seseorang yang tak begitu asing mencegahku. 

 "Orang yang kau cari tak ada di sana."

 Dia adalah Kim Jong Hoon. Dia memakai hoodie hitam, kacamata dan masker, berjalan mendekat padaku.

 "Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku ketika dia sudah berhenti di hadapanku.

 "Ikuti aku, festival kembang api akan segera dimulai."

 Awalnya aku ragu untuk mengikuti, tapi melihat sekelilingku yang kini tampak sepi membuatku takut, jadi aku berlari kecil menyusulnya. Dia sedikit berlari ketika hampir mencapai bagian belakang sebuah bangunan berlantai dua. Kemudian masuk lewat pintu kecil berwarna merah.

 Ternyata di dalam sebuah basement, ada dua buah mobil dan dua sepeda motor di sana. Lalu dia menaiki tangga spiral di pojok basement. Aku pun mengikutinya menaiki anak tangga, sampailah kami di lantai dua, di sana ada tangga lagi menuju atap bangunan itu. Sebuah rooftop yang sangat sepi dan tanpa penerangan.

 "Lampu memang sengaja dimatikan. Jangan takut, kemarilah."

 Anehnya kata-kata yang keluar dari mulutnya mampu menghapus keraguanku, meski  begitu aku akan tetap waspada. Tempat ini sepi, tanpa penerangan, meski dia seorang idol ternama, tetap saja dia adalah orang asing yang belum lama kukenal, begitupun dengan tempat ini. 

My Idol, My AhjussiWhere stories live. Discover now