3. Singgungan

94 18 2
                                    

Jadwal latihan balet Helena adalah tiga kali dalam seminggu. Ia mengambil jadwal di hari Kamis, Jumat, dan Sabtu karena hanya jadwal itulah yang pas untuk mengisi kekosongan setelah hari untuk bekerja.

Karena di akademi ini banyak orang-orang yang telah bekerja, maka rata-rata dari mereka banyak mengambil kelas di akhir minggu. Semua bebas menentukan hari latihan masing-masing, asal dalam seminggu semuanya tak ada yang membolos.

Setiap mendekati hari pertunjukan biasanya jadwal mereka akan ditambah sehari atau dua hari. Seperti di hari ini, setelah diumumkan bahwa mereka akan menampilkan sebuah pertunjukan untuk minggu depan, maka sang pelatih akan memberitahu semua orang jika jadwal latihan akan padat selama satu minggu ini.

Helena tengah mengobrol bersama Danti saat tengah menunggu kedatangan pelatih di ruang latihan mereka. Semua orang tampak sibuk masing-masing berdiskusi mengenai rencana pertunjukan untuk minggu depan.

"Kamu beneran lolos!?"

"Kecilin suara kamu!"

"Maaf!"

Danti menutup mulutnya segera begitu mengetahui kabar Helena yang diterima di Elephant Love. Ia sendiri tak bisa mengikuti rekrutmennya yang membuat Helena harus maju seorang diri saat itu. Tapi siapa sangka, orang yang tak diduga sepertinya rupanya akan lolos.

"Aku gak tahu. Aku cuman ikut tes aja, tahu-tahu lolos," jelas Helena.

"Hoki kamu udah kepake setahun. Eh, tapi kamu lihat gak orang yang ikut rekrutmen Bu Ira ada yang lolos di sana?" tanya Danti di akhir ucapannya.

Dan Helena bergeleng.

"Fix, gak ada yang lolos!"

"Dan, kamu jangan kasih tahu yang lain ya kalo aku lolos di sana."

"Siap! Aku ngerti kok."

Obrolan itu tak bertahan lama saat pelatih mereka sudah memasuki ruangan ini. Semuanya lantas berkumpul membentuk lingkaran untuk mendengarkan kabar dari beliau.

"Minggu depan kita bakal tampilin drama Cinderella."

Kalimat pertama Bu Ira langsung disambut henin. Mereka tengah sibuk dengan pikiran masing-masing mengenai siapa yang akan menjadi pemeran utamanya.

"Dan yang jadi Cinderella saya minta adalah..."

Di saat semuanya membisikkan nama seorang perempuan yang tampak percaya diri di depan Bu Ira itu, tiba-tiba saja sesuatu yang tak diduga terjadi.

"Helena. Helena maju jadi Cinderella dan pangerannya adalah Calvin."

DEG!

Segera saja seluruh pasang mata itu menoleh cepat ke arah Helena. Gadis itu berdiri di barisan belakang sana dan tampak terkejut dengan yang diumumkan oleh pelatihnya. Di saat mata Helena sesekali mencuri ke arah Elina yang juga menoleh padanya, ia juga menoleh cepat pada Calvin yang berada tak jauh darinya.

Ada raut wajah tak suka dari kedua orang itu dan Helena sama sekali tak tahu harus bersyukur atau tidak dengan pengumuman  barusan. Di satu sisi ia sangat menginginkan untuk menjadi pemeran utama, tapi di sisi lain ada orang-orang yang tak menyukai posisinya ini.

Rumornya Calvin dan Elina itu sedang dekat dan keduanya memang sering menjadi pemeran utama di banyak pertunjukan. Semua orang pasti sangat mendukung apabila keduanya yang bermain, tapi Helena seperti penengah di antara mereka. Lantas saja orang diam-diam berbisik tentangnya.

"Cukup! Ambil posisi masing-masing dan mulai latihan dasarnya." Bu Ira segera membubarkan kerumunan dan semuanya berjalan untuk berlatih segera.

Sisa orang-orang yang ditunjuk tadi lantas dikumpulkan lagi untuk diberi arahan mengenai peran masing-masing. Setelah arahan selesai diberikan, Helena diam-diam mendekati pelatih mereka di ujung ruangan itu.

into foreverWhere stories live. Discover now