BAB 1 : Dipindahkan

246 33 6
                                    

7 Maret 1911.

Istana Aoyama, Tokyo.

Di sebuah kamar mewah bergaya eropasentris abad ke 19, seorang anak berusia 10 tahun terbaring di tempat tidurnya dengan sebuah kain basah di dahinya.

Tubuh anak itu sangat panas, dengan keringat dingin mengucur deras darinya. Sesekali, seorang pelayan menyeka keringat anak tersebut.

Setelah menyeka, pelayan tersebut mengambil kain di atas kepala anak tersebut, yang nampaknya sudah kering. Dia lalu mencelupkannya ke dalam air es, sebelum di peras sedikit dan menaruhnya di atas kepala anak tersebut.

Selesai melakukannya, pelayan tersebut berbalik meninggalkan kamar.

Tapi, tak berselang pelayan wanita itu pergi. Tiba - tiba mata bocah laki - laki tersebut terbuka, dan memperlihatkan mata cokelat gelap khas asianya.

Melihat langit - langit yang berbeda, bocah itu kemudian bangun dari tidurnya. Dia melihat sekeliling dengan bingung. Ini bukan kamarnya!.

Kamarnya adalah kamar sederhana, sempit dan modern. Tapi dihadapnnya adalah kamar luas, mewah dan berkesan kuno seperti kamar gaya Eropa abad 19 an.

"Di mana-mana ARRRGHH!!." Gumam anak laki - laki tersebut, namun sebelum ia selesai. Kepalanya berdenyut - denyut menyakitkan, seperti ada yang membelahnya dan memasukkan sesuatu disana.

Di waktu bersamaan, ingatan anak kecil masuk ke dalam kepalanya. Ini lebih seperti sebuah video yang bergerak cepat.

Anak itu bernama Hirohito, seorang Pangeran dari Kekaisaran Jepang yang baru beberapa dekade berdiri. Ayahnya adalah Putra Mahkota Yoshihito, calon Kaisar berikutnya jika Kaisar Meiji (Mutsuhito) mangkat.

Ibunya bernama Sadako Kujo, dan Hirohito memiliki beberapa adik laki - laki seperti Yasuhito, Nobuhito dan Takahito.

Hirohito teringat bahwa kemarin dia bermain bersama dua adik laki - lakinya, saat diwaktu senggang. Namun, tiba - tiba dia pingsan dan demam tinggi yang menyebabkan seluruh keluarga panik.

Dokter terbaik dipanggil, namun belum ada yang mengetahui secara spesifik bagaimana Hirohito pingsan dan demam, mereka hanya bisa menyimpulkan bahwa Hirohito kelelahan akibat bermain di siang hari yang terik.

Dan disinilah dia....

"A- aku... Aku dipindahkan??." Ucap Hirohito dengan Bahasa Jepang yang terdengar aneh, logatnya bukan milik orang Tokyo. Itu menggunakan logat Jepang Tengah, Kansai.

*kreak*

Tiba - tiba pintu terbuka, lalu sosok pelayan wanita masuk, namun berhenti ketika dia melihat anak kecil yang sedang demam itu, sudah bangun. Baik Hirohito dan pelayan tersebut saling pandang satu sama lain, hingga Hirohito berbicara. "*batuk* h- halo yang disana?."

Namun, reaksinya malah wanita itu menurunkan nampan berisi air dan berlari keluar dan berteriak. "Pangeran Hirohito sudah sadar!!."

"Ap-." Hirohito tertegun sejenak, kenapa wanita itu berteriak?.

Benar saja, tak lama kemudian beberapa langkah kaki mendekati kamarnya. Kamudian, beberapa orang muncul disana. Kebanyakan memakai pakaian dan gaun bangsawan Eropa yang mewah.

"Anakku!!." Putri Mahkota Sadako berlari, dia lalu memeluk Hirohito dengan erat.

"Ah?!." Hirohito terkejut sesaat, dia tidak sempat bereaksi saat dipeluk wanita yang merupakan ibunya.

"S- sayang, biarkan dokter mengeceknya dulu ya?." Pria yang agak kikuk mendekat, dia memiliki ciri - ciri yang sama dengan Hirohito selain kumis tebalnya.

Rise of The Eastern DragonNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ