BAB 4 : Naik Tahta.

150 28 2
                                    

Pulang dari sekolah, Hirohito dan Yukino hari berpisah. Karena mereka sudah dijemput oleh mobil masing - masing, lalu Hirohito mendatangi mobilnya dan melihat Yasuhito belum tiba.

"Selamat datang, Pangeran. Silahkan masuk. " Ucap petugas petugas yang membukakan pintu untuk Hirohito.

"Terima kasih." Angguk Hirohito, lalu masuk ke dalam mobil.

Dia meletakkan tasnya, dan duduk santai sambil menunggu Yasuhito tiba.

Tak lama kemudian, pintu mobil terbuka dan sosok Yasuhito muncul dan duduk do sebelah Hirohito.

"Halo nii - sama!." Sapa Yasuhito ke Hirohito yang sudah duduk di dalam mobil.

"Ya. Bagaimana kelasmu?." Angguk Hirohito sebagai balasan, dia lalu bertanya bagaimana kelas dari Yasuhito.

"Ya! Tadi..." Lalu dimulailah cerita panjang Yasuhito, tentang kegiatannya hari ini.

Dia menceritakan tentang pelajaran matematika, tentang perkalian, pembagian tambah - kurang dan mengenal bangun datar.

Lalu ada kelas seni, dimana Yasuhito menggambar Gunung Fuji dengan pematang sawah di sekelilingnya. Lalu ada anak - anak yang bermain layang - layang, tidak jauh dari sawah tersebut.

Hingga, Yasuhito membahas sesuatu yang hampir membuat Hirohito tersedak. "Kakak, tadi di kantin aku melihat kamu dekat dengan seorang gadis? Dia juga berbicara banyak hal denganmu saat pulang, barusan."

"*batuk* *batuk* ah, yah.... Kami kenal, satu kelas." Berdeham menenangkan dirinya, Hirohito memberitahu bahwa gadis yang ia ajak bicara, alias Yukino adalah teman satu kelasnya.

"Begitu..." Angguk Yasuhito, dia tidak banyak berbicara.

Kemudian, mobil mereka meninggalkan Gakushuin dan melaju menuju Istana Aoyama, yang merupakan tempat tinggal keluarga kekaisaran.

(A/N : bagi yang tidak tahu lokasi Istana Aoyama, itu sebenarnya nama lama dari Istana Akasaka.)

Sesampainya di istana, Hirohito bergegas ke kamarnya. Dia menaruh tas sekolahnya, dia lalu mengambil pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi pribadi yang ada di dalam kamar.

Yah, karena setelah pulang sekolah. Enaknya adalah mandi, untuk menyegarkan dirinya.

Setelah mandi 10 menit, Hirohito keluar kamar mandi dan berjalan ke meja belajarnya. Dia ingin melanjutkan menggambarnya, dan kali ini dia ingin menggambar pesawat tempur.

*geser*

Kertas Hirohito geser, dia mulai menggambar beberapa pesawat tempur sayap mono, dari berbagai jenis. Yang pertama adalah Kawasaki Ki - 100, pesawat tempur Jepang akhir Perang Dunia Kedua.

Di awaki satu orang. Pesawat ini memiliki panjang 8,82 meter, lebar sayap 12 meter, dan tinggi 3,75 meter.

Berat kosong sekitar 2,5 ton dan berat penuh sekitar, 3,4ton. Pesawat ini memiliki kapasitas 595 liter bahan bakar bensinbensin dan ditenagai mesin v 14 berpendingin udara.

Pesawat ini menggunakan 3 bilah baja, untuk baling - balingnya. Dan memiliki kecepatan maksimal 580 km/j di ketinggian 6 km dan 400 km/j untuk kecepatan jelajah di ketinggian 4km.

Dan, karena ini adalah jenis pesawat interseptor. Pesawat ini bisa menembus 11 km, jika diinginkan.

Di dalam gambar, mengingat semakin tinggi pesawat dan semakin sedikitnya oksigen. Hirohito mendesain ulang kokpit, dimana di belakang kursi pilot diberikan ruang untuk menyimpan tambung oksigen.

Untuk persenjataan, pesawat ini dilengkapi dengan 2 senapan mesin 20mm, yang didasari dari senapan mesin pesawat Browning M1921, 2 senapan mesin 12,7 mm yang didasari dari senapanesin Browning M2 Heavy.

Rise of The Eastern DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang