Pretty

2.5K 315 13
                                    

Saat itu usianya masih 12 tahun.


"Sakura-chan itu cantik sekali!"

Dan kalimat itu akan selalu diulang sampai ratusan kali sejak Sasuke mengenal lelaki bernama Naruto.

Hari pertama mereka akhirnya menjadi satu tim di tim-7, Naruto selalu dan selalu saja berdecak kagum akan pesona Sakura. Itu adalah hal yang wajar. Bagi seorang lelaki yang baru menginjak usia puber mendambakan gadis cantik, sangat amat normal. Barangkali Naruto tidak bisa menahan diri untuk memuji Sakura, karena pada dasarnya setiap orang pasti berbeda-beda.

Sasuke juga punya kepribadian yang berbeda.
Dia juga adalah remaja yang menginjak usia pubertas. Tapi pertanyaannya hanya satu : memangnya, Sasuke itu akan sama seperti Naruto?

"Naruto itu memang sesuka itu pada Sakura, ya?"

Sasuke selalu mendengar bisikan orang-orang di kelasnya yang tertawa usil ketika memandang bagaimana Naruto menyukai Sakura secara ugal-ugalan. Meski hampir setiap hari juga menerima bogem mentah dari gadis berambut merah muda itu, Naruto tidak pernah berhenti memujinya.

"Tapi-! Sakura! Chan! Memang cantik, deh!"

Sakura akan tersipu malu seperti orang normal pada umumnya apabila dipuji cantik, tetapi tentu saja dengan tangan Sakura yang tak bisa berhenti memukul-mukul ringan tubuh Naruto. Mereka berdua tampak sangat asyik. Berdua, tertawa, saling mengoceh, di depan itu.

"Sasuke tidak gabung dengan mereka?" Seorang teman sekelas bertanya pada Sasuke ketika dia mendapati Sasuke hanya duduk diam sambil menopang wajah dengan telapak tangannya. Mungkin, teman itu bertanya demikian karena menangkap arah mata Sasuke yang tak pernah lepas dari sosok Sakura dan Naruto.

Sasuke kemudian melirik tajam orang yang bertanya itu, mendapati tatapan mematikan Sasuke, dia langsung pergi. Merinding dan barangkali dalam hati mengucap amit-amit, bersyukur karena tidak dibakar habis oleh katon Sasuke.

Sasuke itu memang orang yang sensitif. Ia bahkan tidak tahu kenapa dia sensitif.

"... Cantik!"

Dan samar-samar dia kembali mendengar celotehan Naruto. Hanya saja walau ia merasa terganggu dengan itu, Sasuke tak bisa melepaskan matanya dari Sakura.

Cantik, ya?

Sebenarnya defenisi cantik itu apa? Apakah seseorang yang berhasil membuat orang lain terpana? Apakah seseorang yang sangat memukau? Apakah seseorang yang mampu membuat orang lain harus berhenti beberapa saat untuk menatapnya dan tak bisa memalingkan wajahnya?

Sasuke belum bisa menemukan makna cantik itu. Namun, untuk pesona, dia bisa memastikan wanita yang mampu membuat Sasuke terpesona adalah Mikoto alias ibunya. Terpesona dalam arti ia mengagumi sang Ibu, dan Itachi serta Fugaku 'pun pasti mempunyai kekaguman yang serupa harusnya.

Jika berangkat dari defenisi itu, Sasuke tidak menemukan pesona yang ia maksud di dalam diri Sakura.

Ia awalnya mengartikan bahwa perasaan terhadap wanita itu harus sama seperti perasaannya kepada Ibunya;padahal itu jelas salah.

Maka pertanyaan serupa kembali terulang;

Sebenarnya defenisi cantik itu apa? Apakah seseorang yang berhasil membuat orang lain terpana? Apakah seseorang yang sangat memukau? Apakah seseorang yang mampu membuat orang lain harus berhenti beberapa saat untuk menatapnya dan tak bisa memalingkan wajahnya?

Sasuke selalu harus memastikan dua kali bahwa yang ia tatap adalah Sakura dan bukan seorang dewi. Sasuke kecil, saat itu, sudah berpikir bahwa ada yang aneh dengan pikirannya. Setiap kali ia memandang Sakura, maka ia harus selalu berulang kali memastikan bahwa Sakura adalah manusia biasa dan bukanlah seorang dewi ataupun saintess. Sasuke kecil yang tidak tahu apa itu ketertarikan terhadap lawan jenis, tetapi sesungguhnya secara alamiah di dalam alam bawah sadarnya, Sasuke kerap menunjukkan ketertarikan pada Sakura.

SasuSaku oneshoot(s) (canon)Where stories live. Discover now