SasuSaku oneshoot(s) (canon)

She is Haruno Sakura (II)

Lanjutan "She is Haruno Sakura" di part sebelumnya. Bagi yang baru baca atau udah lupa, bisa dicek dulu biar mengerti.

Note: Cerita ini dibuat berdasarkan scene canon dengan sedikit perubahan oleh saya. Ya namanya juga fanfiction kan😂

Note: Hate comment will be delete. Hargai masing-masing karakter.

SasuSaku fancition

"She is Haruno Sakura"

Timeline: Naruto part 1.

Based on: Manga, anime.

Ff by: @UchiUzu_

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Tim 7

Uzumaki Naruto
Hyuga Hinata
Uchiha Sasuke

Tim 8

Inuzuka Kiba
Haruno Sakura
Aburame Shino

••••

Sasuke's pov.

Tidak banyak yang terjadi setelah saat itu. Dia memberikan kalimat yang menyemangati diriku. Sudah lama aku tidak mendengar kalimat semacam apa yang ia katakan. Sasuke-kun, semangat.. yang bisa aku ingat walau samar-samar. Pipinya merona dan matanya tampak bersinar. Kerlap-kerlip binar matanya. Aku sempat terpaku mendengar sebuah dorongan tulus tersebut akan tetapi---aku tetaplah aku. Kejadian kecil semacam ini tak akan aku biarkan mengacaukan tujuanku.

Melewati ujian tes tertulis ujian chunin sempat membuatku gugup. Teori yang bahkan tak bisa aku mengerti, belum lagi kekhawatiran begitu melihat kemampuan akademik Naruto yang di bawah rata-rata. Hanya saja dia adalah ninja penuh kejutan. Tekadnya yang menyelamatkan, kami semua lolos dari ujian tertulis. Dan melanjutkan ke sesi kedua.

Hutan kematian.

Untuk sejenak apa yang aku pikirkan adalah keraguan. Setelah menerima lembaran kertas peringatan serta persetujuan bahwa jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka itu bukanlah tanggung jawab panitia ujian chunin. Aku duduk di pojok ketika ada waktu rehat sejenak. Sembari membaca semua aturan yang ada mengenai ujian nanti.

Tidak salah lagi ini adalah salah satu cara untuk menguji kekuatanku. Sebanyak mungkin aku menarik napas, meyakinkan diri bahwa aku akan baik-baik saja. Dari sini aku memandang lurus ke depan, awalnya pikiranku sempat kosong. Akan tetapi, entah kenapa pandangan mataku bertemu dengan sosok itu.

Sakura. Jika aku tidak salah. Namanya adalah Sakura.

Ia bersama bocah penyuka anjing dan bocah berkacamata misterius itu. Aku tak mampu mendengar apa-apa, tapi aku bisa melihat keraguan di dalam mata Sakura. Ia terlihat bersitegang dengan si Inuzuka, terlihat ragu dan takut.  Aku mengerti.

Dia tidak percaya diri untuk mengikuti ujian berbahaya ini. Namun, Inzuka memberi semangat dengan celotehan tak berbobotnya. Aku tak berkata apa-apa selain termenung dalam pikiranku. Lagi-lagi kehampaan itu hadir. Sebuah ambisi untuk mengetahui seberapa mampu aku bertahan, seberapa mampu aku bisa melindungi dan menjadi superior di timku.