25. Trauma

116 37 54
                                    

H A P P YR E A D I N G

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

H A P P Y
R E A D I N G

"Udah."

Keisha menutup mulutnya dengan rapat.

"Satu suap lagi, Cha."

"Enggak mau."

Karena kejadian kemarin, Keisha menjadi demam. Tubuhnya terasa panas, tetapi dirinya mengaku kedinginan. Dengan dahi yang sedang dikompres, Keisha menerima suapan demi suapan bubur.

"Ya udah. Selimutnya jangan sampe kepala," ucap Via, ia kemudian keluar dari kamar putrinya.

"Cha?"

Tak lama dari Via keluar, Arka menemui Keisha. Buru-buru Keisha membalik badannya membelakangi Arka.

"Sakit, ya? Kak Arka minta maaf."

Arka mendudukkan dirinya di tepi kasur, berusaha meraih tepalak tangan Keisha. Akan tetapi, tentu saja gadis itu menepisnya. Menghindar. Keisha masih sangat syok, bisa saja sehabis ini ia trauma.

"Istirahat yang cukup, ya. Sakitnya jangan lama-lama, nanti Zea nggak ada yang ngurusin. Echa mau Kakak beliin apa?" tanya Arka.

Keisha diam. Entah benar-benar tertidur, atau hanya pura-pura demi tidak berbicara dengan kakaknya itu.

"Echa ngambek, ya? Kak Arka minta maaf."

"Kak Arka tinggal, ya."

Sepanjang perjalanan ke sekolah, Arka selalu dibayangi rasa bersalahnya. Karena perbuatannya, Keisha menjadi seperti ini. Bagaimana jika nanti Keisha akan menjauhi dirinya?

"Echa sakit."

"Kok bisa?"

Tiba di kelas, Arka melihat Elvan sudah duduk di bangku samping dirinya. Mereka memang duduk bersebelahan.

"Gue kunci di ruang OSIS."

"ANJIR! STRES LO, KA!" teriak Elvan.

"Dede gemoy gitu tega amat dikurung."

"Lupa."

"Ka, lo nggak waras lagi, ya?"

•••

"J-jangan!"

"Aku nggak mau!"

"Takut!"

"T-tolong!"

"Tolongin a-aku!"

"Buka!"

Step Twins [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now