Prologue

2.5K 184 19
                                    

Hallo guys! Jangan lupa follow, vote dan tinggalkan jejak dikomentar, ya! Selamat membaca🕊️

******

Hari ini adalah hari dimana Lee Donghyuck akan menikahi Huang Renjun. Pernikahan yang akan dilaksanakan dengan meriah akan tetapi, Lee Donghyuck tidak membiarkan sebuah veil yang berada diwajah istrinya itu dilepaskan. Ia tak membiarkan sesiapapun untik membuka penutup wajah tersebut.

"Yang mulia, mengapa anda tidak mengizinkan permaisuri untuk membuka penutup wajahnya?" tanya Jeno. Tangan kanan Lee Donghyuck.

"Hanya saya yang boleh melihat wajahnya."

Mutlak. Jawaban itu tidak ada bantahan sama sekali karena baik tertutup, terlihat sekali wajah Renjun itu tengah tersenyum meski tertunduk. Senyuman tipis terukir seusai mereka melangsungkan janji pernikahan dialtar.

"Yang mulia," panggil Renjun dengan lirih membuat Donghyuck mendekat.

"Ada apa?"

"Nanti kamarnya terpisah saja, ya? Aku takut."

Sungguh! Mendengar itu Donghyuck menahan tawanya. Baginya pernyataan Renjun itu lucu. Bagaimana bisa ada pengantin baru yang ingin berpisah kamar?

"Apa yang kamu takutkan, sayang? Tatap mataku. Semua akan baik-baik saja, jangan takut," sahut Donghyuck dengan mengusap kepala Renjun lembut.

"Tapi─" 

Lee Donghyuck hanya tersenyum dengan mengisyaratkan seolah malam itu akan menjadi malam yang menyenangkan untuk istrinya.

Usai acara, Lee Donghyuck menggendong Renjun untuk memasuki kamar. Kamar pengantin.

"Duduklah," titah Donghyuck dipatuhi Renjun.

Renjun mulai duduk diatas ranjang dengan bersimpuh dan menundukkan kepalanya. Tak lama, Donghyuck mendekat. Ia melepaskan veil dari kepala istrinya dan terbitlah senyuman manis itu.

"Yang mulia.."

"Cukup panggil namaku. Kita hanya berdua disini, Renjun."

"Hyuck.."

Donghyuck tersenyum. Ia mulai melemparkan kain yang ia genggam itu sembarang lalu mengangkat dagu Renjun.

Paras tampan yang dimiliki Donghyuck membuat Renjun tak berkedip. Begitupun sebaliknya. Donghyuck tak berkedip menatap Renjun. Hiasan rambut dan riasan yang dikenakan oleh Renjun membuat netra  Donghyuck tidak beralih.

Bulan purnama yang indah seolah berbahagia atas penyatuan dua insan itu. Tak ada yang bisa memungkiri bahwa Lee Donghyuck itu cukup mengekang namun, semua itu ia lakukan karena Renjun adalah incaran.

"Hyuck.. Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Renjun dengan menatap Lee Donghyuck yang tengah menindihnya.

"Tidak ada. Cukup rasakan dan apabila kamu merasakan sakit, cakar atau menangis juga tidak masalah sayang. Hanya kau dan aku, tidak ada yang lain. Ingat, jangan memberontak," sahut Donghyuck seketika membuat Renjun membulatkan matanya. Ia mulai mencekram erat baju belakang suaminya dan memejamkan matanya erat. Berusaha mempercayakan semua kepada sang raja.

Malam berlalu dan Donghyuck tersenyum saat ia terbangun, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Huang Renjun.

Keadaan memang kacau. Bunga-bunga yang tersusun dengan indah itu berserakan. Tirai yang tadinya menutupi keduanya juga terlepas. Hiasan kepala yang indah dikepala Renjun itu patah menjadi dua bersama dengan sebuah hiasan yang terletak pada wajah Renjun putus. Namun, untung saja ranjangnya tidak roboh.

Royalty Family (Hyuckren) Where stories live. Discover now