Merpati putihku, sayang...

337 64 3
                                    

Hallo guys! Jangan lupa follow, vote dan tinggalkan jejak dikomentar, ya! Selamat membaca🕊️

******

Donghyuck lagi dan lagi hanya diam menatap nanar sekitar. Ia terjatuh lemas saat mendapati tali putih itu lenyap begitu saja.

"Renjun-ssi..," lirih Donghyuck sembari mengenggam selembar kain yang ia gunakan untuk membalut luka goresan.

Sedangkan disisi lain, Jisung tengah berusaha menerobos masuk ke dalam ruangan namun, percuma. Ruangan itu dijaga segala sisinya dan kekuatan Jisung belum memadai untuk itu semua.

Renjun masih hilang sadarnya. Dia berusaha untuk melakukan semua cara agar ia bertahan lebih lama meski energinya perlahan akan terserap habis ke dalam tali sihir itu.

"Hyuck... Apabila aku tidak bisa kembali.. Tolong.. Jaga putra kita, Hyuck.."

"Aku tidak sanggup.. Ini sakit, Hyuck... Sakit! Nyawaku selalu dipertaruhkan.. Aku lelah, Hyuck.. Aku tidak sanggup apabila harus menghadapi ini.."

Lirih suara Renjun itu samar-samar membuat penglihatannya buram.

"MAMA...!!!" teriak Jisung membuat Renjun membuka matanya. Ia hafal. Itu adalah suara putranya yang selalu menjadikan dirinya rumah.

Jisung mulai memasuki sebuah jeruji lalu berusaha melepaskan tali Renjun. Ia mulai memeluk erat tubuh Renjun dan menciumi seluruh wajah sosok orang yang merawatnya dari bayi.

"MAMA... AYO KITA KELUAR!" seru Jisung membuat Renjun menggeleng. Ia tak bisa! Renjun tidak bisa bergerak sama sekali.

"Lee Jisung..."

"Maa.. Ayo keluar."

"Tidak bisa.. Mama disini.."

Hening. Jisung hanya menggengam erat tangan Renjun lalu berharap bahwa mereka bisa keluar dari tempat itu.

"Mama.."

"Jisungie.. Dulu saya pernah mengatakan bahwa kamu adalah putra saya satu-satunya yang sangat saya cintai namun, mungkin saat ini saya akan mengatakan kamu adalah salah satunya insan setelah Lee Donghyuck, Jisung.. Kamu lahir karena adanya dia.. Dia memang keras, tapi tolong jangan sampai melawan ucapan ayahmu, ya..? Tolong.. Hormati dia. Dia memang seperti itu dan apabila ini akhir.. Bangunlah awal untuk kehidupan kamu dan ayah kamu, Jisung.."

Jisung hanya menunduk. Air matanya bercucuran lalu ia bersimpuh. Berharap bahwa ada kejelasan dibalik semua ini. Ada apa dan kenapa? Siapakah pengkhianat itu?

"Ma..."

"Jisungie..."

"Mama..."

"Pergi.. Jisung.."

Tak bergerak. Jisung justru terus melangkah untuk menembus semua portal-portal sihir yang dibuat untuk melumpuhkan kekuatannya. Tak ada yang bisa memungkiri bahwa ia terlampaui lelah karena, ia tau batas kemampuannya. Dan ia tau sampai mana Renjun bisa bertahan.

"Ma.. Kalau mama tidak keluar, aku juga tidak."

"Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu membenci saya?"

Royalty Family (Hyuckren) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن