Kilas balik ; Aku kotor, ayah.

570 69 5
                                    

Hallo guys! Jangan lupa follow, vote dan tinggalkan jejak dikomentar, ya! Selamat membaca🕊️

******

Pagi-pagi buta, Renjun sudah duduk dikursi taman dengan membawa setangkai bunga mawar Putih. Air matanya tak berhenti meluruh. Entah apa yang ia tangisi, tentu saja. Kesuciannya yang telah direngut paksa.

"Ayah... Mereka mengatakan bahwa aku adalah seorang jalang..," lirih Renjun dengan meremas bunga mawar yang penuh duri itu. Menahan luka nan menahan rasa sakit dari duri yang tertancap itu.

Bibirnya membisu. Ia tak mampu mengadu. Didalam sendu, hanya ada ia dan dirinya sendiri. Entah apa yang terjadi, ia harus bisa berdiri karena tidak ada yang bisa mendekati dirinya.

"Bunda... Aku harap bunda sudi untuk menatapku meski sedetik saja, selama aku hidup.. Bunda tidak pernah menoleh ke arahku.."

Entah bagaimana nan apa yang harus Renjun lakukan agar semua mendengarkan semua keluhannya? Apakah ia harus membutakan matanya agar Winwin mampu menyentuh tubuhnya?

Pikiran itu terlintas dibenak Renjun. Ia mulai mengambil beberapa duri dan hendak menusuk kedua matanya itu dengan duri.

Perlahan-lahan duri itu mulai didekatkan namun, tiba-tiba saja ada yang menepis tangan Renjun.

"Apakah kau sudah gila?!" bentak bentak Yangyang membuat Renjun membisu.

Tangannya bergetar hebat lalu air matanya lolos begitu saja. Bibirnya membisu. Tak mampu mengucapkan sepatah katapun.

"Renjun-ssi... Kenapa kau ingin melakukan hal ini, sayang..? Katakan kepadaku. Aku juga ibumu, kau lupa hm?"

Renjun hanya menggelengkan kepalanya. Apalagi saat lukanya diobati, Renjun hanya memperhatikan tanpa meringis sakit sekalipun Yangyang menekan sedikit luka itu agar tertutup kembali.

"Kau tidak ingin mengucapkan sepatah katapun kepadaku? Renjun-ssi..?"

"Aku kotor.."

Kalimat yang terlontar itu membuat Yanyang berpikir sejenak. Kotor? Apa yang ia maksudkan?

"Renjun, katakan dengan jelas sayang.."

"Bu... Laki-laki biadab itu telah menyentuhku.."

DEG!

Jangan tanya keadaan Yangyang. Ia seketika membisu. Tubuhnya bergetar hebat. Jangankan menatap, untuk mengelus pipi Renjun saja, Yangyang tidak mampu.

"Renjun... Katakan, siapa manusia itu?!"

"Tidak... Ibu akan sakit.."

"Katakan saja, Renjun.. Katakan!"

Tubuh Renjun bergetar hebat. Ia mulai menduduk dan meremas bajunya erat. Memejamkan matanya dan mencoba mengucapkan kalimat itu. "B ─ bu.. Itu adalah suamimu sendiri d ─ dan.. P ─ putramu. Mereka.. M ─ menyentuhku..," terang Renjun terbata-bata.

Sungguh! Yangyang benar-benar membisu. Ia tak mengucapkan sepatah katapun terkecuali air matanya yang berbicara.

Bagaimana bisa suaminya begitu lancang menyentuh Renjun yang masih berusia belia? Bahkan, usianya itu masih terpaut 12 tahun. Belum remaja.

Royalty Family (Hyuckren) Where stories live. Discover now