Bab.3

273 27 2
                                    

Mereka berempat sudah berjalan sangat lama untuk mencari sebuah pemukiman karna hari yang sudah malam, namun tidak kunjung mereka temukan. Mereka malah menemukan sebuah rumah yang sudah tua namun masih tetap terawat.

"Itu ada rumah, kita kesitu aja" ucap Salma sambil menunjuk rumah tua itu.

"Boleh istirahat bentar ga? Cape banget buset" ucap Paul yang sudah banjir keringat bahkan nafasnya sudah lelah.

"Tanggung " ucap Rony singkat.

Sedangkan Salma malah memperhatikan Nabila, pasti gadis itu sangat lelah walau dia tau semua lelah tapi Nabila itu anak kecil dan Karna biasanya Nabila sangat amat bawel bahkan rewel jika harus bejalan kaki yang jauh. Namun saat ini ia hanya berdiam sejak tadi

"Nabila. Kakak gendong yah" ucap Salma namun mendapat gelengan dari sang empu.

Setelah bentakan itu Nabila menjadi anak yang pendiam bahkan tidak berbicara sama sekali.

Rony merasa bersalah akan hal itu, bahkan Salma pun begitu. Namun menurut Paul sekali-kali Nabila memang harus dikerasin, karna emang si bontot itu paling susah kalau di bilangin.

"Mau istirahat dulu?" Tawar Salma dengan suara lembut berharap Nabila mengiyakan tawarannya.

"Ga mau" ucap Nabila dengan mata berkaca-kaca.

"Aduh Nabila sayang jangan nangis! Maafin kakak yah" bujuk Salma yang langsung mendekap Nabila dalam pelukannya.

"Hiks harusnya Nabila hiks yang minta maaf huaaa hiks hiks"  ucap Nabila sambil menangis.

Nabila sangat amat merasa bersalah, bahkan dia merasa takut akan bentakan Rony tadi.

"Udah yah kakak gapapa kok nab. Udah jangan nangis lagi, okay!" Ucap Salma mencoba menenangkan Nabila dan diangguki Nabila yang masih berusaha berhenti dari tangisnya.

"Nab sorry " sahut Rony mencoba menurunkan egonya yang dibalas anggukan kepala oleh Nabila.

"Gapapa, kak Rony ga salah. Nabila aja yang terlalu kekanakan." Ucap Nabila

"Udah yah gausah dibahas yang itu" ucap Salma sambil mengusap punggung Nabila.

"Ayo deh jalan biar cepet nyampe" sahut Paul yang sudah merasa sangat lelah bahkan lapar dan haus.

Salma menatap Rony seolah berbicara dan tanpa ucapan Rony mengangguk tanda mengerti.

"Rony ayo jongkok" titah Salma dan tanpa bantahan Rony berjongkok dihadapan Nabila.

"Naik nab. Kamu pasti kecapean!" Ucap Salma namun mendapat gelengan kepala dari Nabila.

"Gak mau " tolak Nabila.

"Ayo nab, gapapa kakak gendong" sahut Rony.

"Gak mau kak, aku kuat jalan lagian udah Deket tuh" ucapnya sambil menunjuk rumah tua itu.

Mendengar tolakan Nabila membuat Rony berdiri dari posisi jongkok nya.

"Mending kak Salma aja" usul Nabila.

"Lah kenapa jadi kakak?" Tunjuk salma pada dirinya sendiri.

"Kaki kakak lecet kan? Pasti kakak nahan sakit dari tadi" sahut Nabila membuat Rony beralih menatap kaki Salma.

"Gapapa sumpah! Ini ga sakit" panik Salma yang memang sedaritadi menahan sakit.

Dengan sengaja Nabila menyenggolkan kakinya pelan ke kaki salma dan itu membuat sang empu merintih kesakitan.

"Ahkh ssttts" rintih Salma membuat Rony menatap khawatir pada Salma.

"Tuh kan yang bilang ga sakit, tapi kesakitan." Sahut Nabila.

"Itu karna disenggol Nabilllaaa" ucap Salma dengan menekan kata demi kata yang ia ucapkan.

"Hehe maaf" ucap Nabila sambil menunjukan salam 2 jari.

"Udah. Sekarang gini! Salma gue gendong dan lo Paul gendong Nabila." Ucap Rony yang mendapat bantahan dari ketiganya.

"Berani bantah?" Ucap Rony dingin bahkan aura yang ia keluarkan beda dari biasanya.

Mereka bertiga hanya bisa menggelengkan kepala bahkan tidak berani membantah, karna entah kenapa aura Rony seperti aura pemimpin sejati.

Paul sendiri pun merasakan perbedaan yang sangat signifikan.

***

"Ronn udah turunin disini. Ga usah sampai dalam anjirr" ucap Salma dan dipatuhi oleh Rony.

Rony menurunkan Salma secara perlahan tepat didepan pintu rumah itu. Begitu juga dengan Nabila dan Paul.

"Paul makasih yaa!" Ucap Nabila dan diangguki sang empu.

Mereka pun memasuki rumah tua berlantai satu itu dan menyusuri setiap sudutnya. Seperti nya rumah ini memang layak karna semuanya masih terlihat bagus dan rapih.

"Rony karna kamar hanya ada dua. Jadi gue tidur sama Nabila dan Paul sama Lo yaa" ucap Salma yang diangguki Rony tanpa bantahan.

"Gue ga bisa gabung sama Lo makk??" Sahut Paul yang mendapatkan tatapan maut dari Rony.

"Ya enggalah Paul" ucap Nabila yang ikut kesal mendengarnya.

"Boleh" mendengar jawaban Salma membuat yang lain menoleh.

Nabila yang menatap bingung, sedangkan Rony menatap dengan tatapan yang tajam dan Paul memasang tatapan binarnya.

"Tapi gue potong dulu anu Lo ya!" Lanjut Salma sambil tersenyum seperti psikopat.

Mereka yang melihat itu ikut merinding. Namun Rony malah menampilkan senyum tipis yang tidak mereka tau.

"Anjing sal. Gue bercanda sumpah!" Ucap Paul panik yang bahkan langsung menjaga jarak dengan Salma.

"Buahahaha mangkanya Paul! jangan ngomong sembarangan" ucap Nabila sambil tertawa puas karna bisa meledek Paul.

Paul hanya bisa menekuk wajahnya sebal, di nistakan aja terus. Punya temen ga ada apa yang punya akhlak, harusnya Paul berkaca ga sih.

"Udah sekarang Paul ikut gue" ucap Rony yang entah sejak kapan ia sudah memegang alat memanah.

"Kemana? " Tanya Paul bingung.

"Berburu."

"HAH??"

kartu ASWhere stories live. Discover now