Bab. 15

286 20 3
                                    

Arcella terusik dalam tidurnya, seperti ada yang meniup-niup wajahnya.

Ketika ia membuka mata, ia tidak melihat siapapun disini selain dirinya dan juga Ara. Arcella memposisikan dirinya menjadi duduk dan memperhatikan sekitar.

"Apakah aku berhalu, atau itu tadi mimpi. Tapi rasanya seperti nyata" kebingungan melanda Arcella.

Kini ia menatap ke arah Ara yang masih tertidur lelap, tapi ada yang aneh.

Arcella melihat tanda ditangan kanan Ara, tanda yang sepertinya tidak asing. Arcella ingin menyentuh tapi ia ingat pesan Warren untuk tidak menyentuh Ara sedikit pun.

Arcella menatap serius pada tanda itu, ia seperti sangat mengenal dengan tanda itu.

BRAK..

PRANGGG!

Terdengar suara pecahan yang sangat mengagetkan Arcella, ada yang melempar sebuah batu ke arah jendela ruangan ini.

Arcella dengan cepat bergegas menghampiri batu yang terlempar itu, batu yang ukurannya tidak besar dan juga tidak kecil.

"Kertas apa ini?" Tanya Arcella yang masih kebingungan.

Ia mengambil kertas yang menjadi lapisan batu itu, Arcella berusaha mengerti dengan tulisannya tapi tetap saja ia hanya bisa menghela nafas, pasrah.

Tak lama pintu kamar dibuka paksa oleh beberapa pengawal dengan raut wajah khawatir.

BRUKK..

Mendengar itu Arcella dengan cepat menyembunyikan kertas tadi dalam kepalan tangannya.

"Salam Hormat Lady. apakah terjadi sesuatu disini? " Tanya salah satu pengawal dari ketiga pengawal itu yang memiliki tanda dipipi kanannya.

"Aku baik-baik saja, tadi ada yang melempar sebuah batu pada jendela itu." Jelas Arcella sambil menunjuk batu dan jendela diujung sana.

"Kalian berdua cepat periksa itu!"
Titah pengawal tersebut kepada para temannya. Dan kedua pengawal itu langsung bergegas mengecek keadaan disana.

"Lady apakah anda baik-baik saja?" Tanya pengawal itu diangguki Arcella dengan wajah ramah.

"Aku baik-baik saja"

" Segera Pergi ke perpustakaan dan cari perjanjian merah"

Ucapan yang seperti bisikan itu di ucapkan oleh pengawal dengan wajah serius, hal ini membuat  Arcella mengkerutkan dahi bingung.

"Adam disana aman, aku sudah mengeceknya" ucap salah satu dari dua pengawal tadi. Sambil menghampiri Arcella dan pengawal.

Mendengar langkah kedua rekannya semakin dekat membuat pengawal bernama Adam itu mengubah raut wajahnya menjadi seperti biasa datar.

***

Setelah kejadian tadi Arcella merenungi ucapan pengawal Yang sedikit aneh.

"Aku bingung, apakah pengawal tadi mengetahui sesuatu. " Ucap Arcella dengan penuh dilema dan kebingungan yang melanda.

Dengan melihat kertas yang tadi ia temukan Arcella sepertinya mengerti sesuatu, tapi ia ragu akan itu.

Ia membutuhkan Warren untuk membantunya memecahkan teka teki ini semua, dan ia membutuhkan Hannes untuk menjaga Ara.

"Sepertinya aku harus cepat menghampiri Warren" ucap Arcella dengan pelan, ia pun bergegas berdiri untuk menghampiri Warren yang sepertinya ada di ruangan Raja.

Sebelum meninggalkan ruangan, Arcella sempatkan untuk menatap dan pamit kepada Ara walau tidak ada sahutan dari sang empu.

Saat berjalan ditengah lorong Arcella tidak sengaja berpapasan dengan sang Ratu, Ratu Labeela.

"Salam hormat yang mulia Ratu, semoga Ratu selalu sejahtera" salam yang Arcella berikan dengan penuh keramahan.

"Hm, ya. Mau pergi kemana lady?" Mendengar jawaban yang begitu dingin dan pertanyaan yang amat tegas membuat Arcella sedikit gugup.

"aku ingin bertemu dengan temanku dan Raja, Ratu. Ada sesuatu hal penting yang perlu aku sampaikan" jelas Arcella sedikit gugup karena tatapan intimidasi itu.

Mendengar itu Ratu Labeela hanya menganggukan kepala mengerti.

"Jangan beritahu apapun, kau harus cari tahu semua sendiri." Kata yang disampaikan Ratu membuat kegugupan Arcella hilang dan kini berganti menjadi kebingungan.

"Ikuti aku jika kamu ingin tahu"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ratu Labeela berjalan mendahului Arcella yang tampak ragu namun tetap mengikuti langkah Sang Ratu.

Mereka berjalan ke kediaman Ratu yang sangat amat Privasi dan hanya beberapa orang terpilih saja yang boleh masuk ke dalam sini.

Dan beruntungnya Arcella menjadi salah satu yang beruntung untuk masuk kedalam kawasan wilayah Ratu, sungguh sangat indah tempat ini.

Arcella sempat terpaku dengan ruangan Ratu yang sangat indah, rapih dan terawat.

" Kau tau Arcella? Apa yang kamu lihat bisa saja berbeda dengan kenyataannya. Dan tentu saja kenyataan tidak akan pernah bisa kamu bayangkan, berhentilah. Jangan percaya siapapun! Bahkan diri kamu sekalipun." Ucap sang Ratu dengan langkah pelan menuju meja nakas tepat disebelah ranjang tidur.

"Arcella jika kau ragu, jangan tanyakan pada dirimu. Tapi tanya pada hatimu. Hati tidak akan pernah berbohong!" Kalimat yang Ratu ucapakan cukup membuat Arcella berpikir keras.

Ratu labeela mengambil sesuatu didalam laci balas itu, dengan perlahan ratu membalikan badan ke arah Arcella dan menunjukan sesuatu.

"Pakai ini" titah Ratu dengan wajah serius.

Tangan Ratu mengambil sebelah tangan Arcella lalu membukanya, ia meletakkan benda itu tepat ditelapak tangan arcella.

Arcella yang melihat tindakan ratu hanya dapat menatap bingung dan ragu, namun ratu berusaha meyakinkan Arcella dengan senyuman lembut dan anggukan kepala.













Hai segitu dulu ya! Semoga suka dan terimakasih yang sudah baca cerita aku. Semoga aku rajin update ya, kalau lupa jangan lupa ingetin hahaha

See you..




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kartu ASWhere stories live. Discover now