Bab.7

347 32 2
                                    

"sudah siap?" Tanya kakek yang berdiri diantara Salma dan Nabila, sedangkan Rony disebelah Salma dan Paul disebelah Nabila. Dengan tangan saling menggenggam agar dapat dengan mudah melakukan teleportasi.

Mereka hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan kakek, dengan Nabila yang memejamkan matanya dengan erat bahkan Salma pun melakukan itu.

Wushsshss...

Mereka pun melakukan teleportasi dengan kekuatan yang dimiliki sang kakek. Dalam hitungan beberapa detik saja mereka sudah sampai tepat dibagian barat istana yang sangat jarang dikunjungi.

Mereka sampai dengan selamat walau sedikit mabuk dan pusing.

"Huek, pusing huek " rengek Nabila sambil memegang kepalanya yang terasa pusing  dan memuntahkan cairan bening.

Paul yang tadinya memegang kepalanya karna merasa sedikit pusing, ketika mendengar suara Nabila Paul langsung menghampiri Nabila dengan penuh khawatir.

"Nab Lo gapapa?" Tanya Paul dengan wajah khawatir sambil memijat tekuk Nabila.

Bahkan Salma hampir saja jatuh jika tidak ditahan oleh Rony, hanya Rony yang sepertinya tidak merasakan apapun atau mungkin pura-pura biasa saja.

"Sal, are you okay?" Tanya Rony dengan nada khawatir sambil menatap wajah Salma yang berada di pelukannya.

"Hm iya Ron, gue gapapa" jawab Salma sambil berusaha berdiri dibantu oleh Rony.

Seakan sadar akan sesuatu Salma melihat ke arah kanan, lalu menghampiri Nabila yang terlihat sedikit tidak baik dan tentu Salma dibantu oleh Rony agar tidak terjatuh.

"Nab gapapakan? Masih pusing?" Tanya Salma sambil menghampiri Nabila dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Gapapa kak Salma, kak Salma juga gapapa kan?" Jawab Nabila diakhiri pertanyaan yang sama.

Salma hanya menjawab dengan anggukan kepala sambil tersenyum tipis.

"masih pusing?" Tanya Rony dengan wajah khawatir sambil menatap nabila.

"Engga kak Rony"

"Kalian ini baru juga teleportasi tapi sudah pusing, apalagi kalau kalian punya sihir" sahut kakek yang melihat mereka berempat dengan tatapan tajam.

"Kakek ini tuh pengalaman pertama kita, gimana ga pusing coba" Ucap Paul dengan kesal, bagaimana tidak kesal ia merasa seperti tidak ada harga dirinya.

"Maklumlah kek kita kan ga pernah kayak gini sebelumnya" ucap Salma.

"Kakek kok gitu ngomongnya" ucap Nabila dengan wajah sedih

Bahkan wajah yang tadinya menatap tajam mereka kini berganti jadi sebuah tawa.

"Hahaha oke oke kakek minta maaf, kakek maklumi. Sudah sana kalian masuk!" Sahut sang kakek sambil mendorong mereka pelan.

"Loh kakek ga ikut masuk?"tanya Salma heran.

"Tidak, kakek sangat sibuk."

"Tapikan semua wajib datang kakek" tanya Nabila.

"Urusan kakek lebih penting cucuku"

"Pokoknya Nanti kakek akan menjemput kalian, jangan lupa dengan nama samaran kalian. Ingat!" Ucap kakek dengan diakhiri kata peringatan.

"Baik kakek" jawab mereka serempak.

"Rony ingat pesan kakek!" Ucap sang kakek.

"Pesan apaan kakek?" Baru saja Paul mengeluarkan pertanyaan sang kakek sudah lebih dulu pergi, tentu dengan cara teleportasi.

"Ron, Emang kakek kasih pesan apa?" Tanya Salma sambil menepuk pelan tangan Rony.

"Kepo" jawab Rony singkat sambil berjalan menuju aula istana.

"Ron Lo nyebelin banget sumpah" ucap Salma kesal sambil berjalan disamping Rony.

Dan seperti biasa Nabila dan Paul ditinggal, mereka hanya bisa pasrah mengikuti dari belakang.

"Powl kenapa ya kita selalu ditinggal?" Tanya Nabila dengan wajah bingung.

"Ga tau tuh nyebelin mereka" sahut Paul dengan kesal.

***

Saat ini mereka sudah ada didepan pintu utama istana dan untuk memasuki aula mereka perlu menyebutkan nama, untung saja mereka sudah menyiapkan nama yang bagus sebelum sampai di istana ini.

Tapi sepertinya mereka masih mengagumi keindahan dan kemewahan istana bahkan dari sejak mereka menginjakan kaki di daerah kerajaan ini.

"Kakak tempatnya bagus banget tapi besar banget jadi serem " ucap Nabila sambil menepuk pelan bahu Salma.

Salma merespon dengan anggukan kepala.

"Tapi nab kalau disini penghuninya banyak yang ganteng" sahut Salma sambil tersenyum sumringah dan dibalas tatapan binar oleh Nabila.

"Beneran kak?" Tanya Nabila.

Sedang kedua lelaki yang mendengar itu menatap tak percaya, apalagi salah satunya yang menatap tajam ke arah Salma.

Merasa ada yang menatapnya, Salma menatap ke arah kedua lelaki itu dan yah Rony menatapnya sangat tajam. Kalau boleh jujur tatapan itu sangat menakutkan, jadi Salma hanya bisa memasang wajah melasnya.

"Bercanda loh Ron hehe!!" Ucap Salma sambil tertawa kecil yang tentu sangat terpaksa.

"Sal si Nabila ga usah diajak sesat juga anjir, Lo aja yang sesat!" Sahut Paul dengan bercanda, bukannya bantuin si Paul malah bikin panas.

"Diem Lo ul. Orang bercanda juga" ucap Salma dengan memasang wajah garang ke arah Paul.

"Udah, ayo masuk!!" Titah Rony dengan kesal bahkan saat ini dirinya menjadi badmood.

Mereka memasuki aula istana setelah menyebutkan nama mereka.


INFO:

Sekedar informasi Yang dibawah ini merupakan nama samaran mereka selama berada di area kerajaan.

Warren Atlas -> Rony
Hannes Apollo -> Paul
Arcella Eleanor -> Salma
Aracelli Kalena -> Nabila

kartu ASWhere stories live. Discover now