Bab. 13

200 20 2
                                    

Aku mau kasih info ulang, takutnya kalian lupa hehe

Warren -> Rony
Hannes -> Paul
Arcella -> Salma
Aracelli -> Nabila

***

Mereka bertiga sudah sampai didepan kamar yang ditempati oleh Nabila, yang tentu tidak jauh dari kamar yang dihuni oleh Salma. Namun anehnya Salma tidak tau tentang hal ini, atau mungkin ia yang tidak menyadari.

Padahal tadi ia dengan jelas merasakan firasat tidak enak, apa mungkin ini adalah ikatan batin antara kakak dan adik.

Salma, Paul dan pangeran Victor masuk kedalam kamar itu, dengan pengawal pangeran yang berjaga diluar.

Rony yang melihat kehadiran Paul yang bersama Salma sedikit menghela nafas lega, namun ia sedikit kaget dengan keberadaan pangeran Victor disebelah Salma. Dengan sigap Rony memberi salam dengan suara yang pelan. Dan hal itu disambut anggukan penuh wibawa oleh pangeran Victor.

"Aaa pusing!  Kepala aku sakit banget kakk" rengek Nabila tentu saja hal itu menjadi tontonan ketiga empu yang baru saja memasuki kamar.

Rony yang sedari tadi menemani Nabila hanya bisa terdiam bingung, karna ia tak tau harus melakukan apa pada orang sakit.

"Pengen pulang! Aaaa hiks pengen pulang. Bundaaa pengen peluk ndaaa!" Rengek Nabila tentu dengan Isak tangisnya.

Salma yang melihat itu dengan cepat menghampiri Nabila yang terbaring diatas kasur, dan menyuruh Rony bangun untuk bergantian duduk dengannya.

"Shuttt kenapa Ara? Hm pusing ya??" Tanya Salma dengan lembut tidak lupa mengecek dahi Nabila yang memang benar panas sekali.

"Kangen bundaaa" sahut Nabila, membuat Salma bingung sendiri.

"Pengen bundaa hikss hikss" ucap Nabila yang semakin menangis.

Salma hanya bisa menghela nafas bingung, Karna memang ketika sakit Nabila cenderung sangat manja atau bisa dibilang over manja, jadi Salma harus memaklumi itu.

"Ara mau kakak masakin sup hangat ya atau mau brownies coklat?" Tanya Salma berusaha mengalihkan, tapi jawaban yang ia dapat hanya berupa gelengan kepala.

"Kakak puk puk ya sambil kakak nyanyiin, mau?" Tawar Salma yang tetap mendapatkan penolakan.

"Gak mau, aku mau bunda. Bunda!!" Ucap Nabila yang gigih akan pendiriannya.

Mereka yang disana hanya bisa melihat obrolan antara adik kakak, Salma yang berusaha membujuk dan Nabila yang sama sekali tidak mau dibujuk.

"Memangnya dimana keberadaan bundamu? Mau aku bantu Carikan? Sebutkan saja biar pengawal yang menjemput bundamu untuk kemari" tawar pangeran Victor yang sejak tadi menyimak.

"Loh ko ada Bocil!! Lucuuu lagiii" seketika rengekan dan tangisan Nabila itu lenyap digantikan dengan binar mata ketika melihat pangeran Victor yang berdiri disamping rony.

Hal itu tentu membuat Salma menatap tajam Nabila, bahkan Paul dan Rony kaget dengan ucapan Nabila.

"Ara yang sopan! Ini pangeran Victor. Cepat beri salam" walau dalam keadaan sakit Salma tidak akan  memaklumi ke tidaksopanan Nabila, jadi ia harus sedikit tegas.

Bukan apa? Kalian perlu tau kerajaan ini sangat menjunjung tinggi tata Krama dan keluarga kerajaan adalah keluarga harus dihormati dalam keadaan apapun.

"Maaf. Salam pangeran Victor! Semoga sejahtera selalu"  ucap Nabila dengan sedikit menunduk takut menatap Salma, bahkan tangisan dan rengekan itu hilang digantikan dengan wajah cemberut dan takut secara bersamaan.

"Tidak apa-apa ehm kak a-ara" ucap pangeran Victor sedikit ragu mengucapkan nama Nabila.

Mendengar ucapan pangeran Victor membuat mata Nabila menampilkan binarnya.

"Aku dipanggil kakak, huaaa senang bangett" ucap Nabila dengan begitu antusias sedangkan pangeran Victor hanya menatap kaku.

Baik Salma, Rony dan Paul sudah tidak aneh dengan sikap Nabila. Karena sejak dulu Nabila ingin sekali memiliki seorang adik.

"Dasar bocil!" Sahut Paul pelan karna kalau didengar Nabila, bisa-bisa dia habis oleh Salma.

Pangeran yang berada disamping ranjang tidur Nabila pun menatap Salma lekat, Salma yang merasa ditatap pun balik menatap sang empu.

"Bolehkah aku duduk dipinggir ranjang tidur itu?" Tanya pangeran Victor.

Mendengar itu salma mengangguk, dengan peka Rony mengangkat pangeran Victor untuk duduk dikasur tidur. Karna ukuran badannya yang masih dibilang pendek jadilah inisiatif Rony mengangkat pangeran Victor, karna tidak mungkin jika Salma yang mengangkat pasti pangeran Victor akan canggung.

"Terimakasih" ucap pangeran pada Rony yang tentu dibalas senyuman hangat.

"Sama-sama pangeran"

"Ara Kaka buatkan bubur ya?" Tawar Salma yang langsung mendapatkan gelengan kepala.

"Gak mau, nanti kalau kakak ke dapur aku sama siapa?"

"Heh Bocil! Masa tiga orang disini ga dianggap" sewot paul yang dibalas cengengesan oleh Nabila.

"Hehe Tetap aja gak mau." Ucap Nabila dengan muka juteknya. "Kak arcellll" panggil Nabila dengan wajah memelas.

"Iya ara, mau apa hm?" Tanya Salma lembut. "Peluk.." pinta Nabila sambil merentangkan tangannya.

"Duh duh kasian banget anak aku ini" ucap Salma sambil memeluk Nabila dengan erat, tak lupa mengusap kepala Nabila dengan penuh kasih sayang.

***

Kini Salma sedang disibukkan dengan kegiatan memasaknya, setelah tadi Nabila merengek minta dipeluk dan ujung-ujung tetap menangis. Tapi beruntungnya ada pangeran yang bisa menghibur Nabila, walaupun umurnya jauh dibawah Nabila tapi sikapnya begitu dewasa.

Akhirnya Salma bisa memasak, walau sempat ada insiden tidak diizinkannya memakai dapur istana, berkat jalur orang dalam yaitu pangeran Victor, akhirnya Salma diizinkan memakai dapur kerajaan.

Salma membuat sup yang biasa dia buat ketika di dunianya, berhubung dia juga rindu dengan dunianya jadilah Salma membuat sup itu aga banyak.

Salma membawa beberapa mangkuk sup itu ke tempat Nabila dengan bantuan para pelayan kerajaan.

Wangi dari sup yang Salma buat, bisa membuat orang-orang yang disekitarnya merasa kelaparan.
Sampai dikamar disambut dengan wajah Nabila yang cemberut.

"Kenapa Ara? hm, makan ya!" Tanya Salma yang diakhiri perintah dengan nada yang begitu lembut.

"Tapi suapin!" Seru Nabila yang diangguki Salma dan hal itu membuat Bocil satu itu sangat kesenangan.

"Dan kalian juga harus makan supnya ya, pangeran juga harus mencoba! Karena dipastikan ini sup yang sangat lezat" ucap Salma

"Benarkah?" Tanya Victor.

"Tentu saja." Jawab Salma.















Hai terimakasih yang udah baca. Aku juga mau ngucapin minal aidzin walfaizin mohon maaf lahir dan batin. Minal minul semuaaaa bahagia selalu

kartu ASNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ