Bab.8

249 29 4
                                    

Warren Atlas -> Rony
Hannes Apollo -> Paul
Arcella Eleanor -> Salma
Aracelli Kalena -> Nabila

(Untuk nama diatas ini, aku pakai ketika mereka bersama orang-orang kerajaan. Jadi Kalau mereka sedang ber-empat pakai nama sendiri-sendiri ya)

Acara kerajaan ini ternyata acara yang sangat amat megah bahkan begitu megah, mungkin karna acara ini sangat spesial.

Bahkan Nabila sedari tadi masih saja sibuk mengangumi interior sampai dekorasi pesta ini.

"Wahh, emang boleh yah semewah ini! Emang boleh?" Ucap Nabila yang langsung mendapat cubitan maut dari Salma.

"Jangan norak nab, nanti orang aneh liatnya" sahut Salma kesal.

"Ssssttt sakit loh kak!" Ringis Nabila sambil mengusap tangan bekas cubitan maut Salma.

"Maaf yah" ucap Salma dengan senyum paksa.

"Ga. Kak Rony! Kak Salma tuh main cubit-cubit mulu, sakit tau kak" adu Nabila pada Rony yang sedari tadi menyimak.

"Sal!" ucap Rony memberi peringatan.

"APA?" Ketus Salma.

"Ga boleh gitu" ucap Rony pelan hanya dibalas decakan sebal.

"Lady Arcel ga boleh galak ya" ledek Paul yang langsung mendapat pukulan maut.

"Dih jijik banget ul, mau gue tampol lagi?" Sahut Salma diakhiri tawaran untuk Paul, namun langsung dijawab dengan gelengan kepala.

"Duh siapa yah yang tadi nyuruh aku jaga sikap!!" Sindiran halus dari Nabila membuat Salma menatap tajam ke arah sang empu.

Apalagi saat Nabila berbicara dengan mimik wajah yang sangat menyebalkan, membuat Salma rasanya ingin menggantungnya di pohon toge.

"Udah, mending sekarang kita jalanin rencana" ucap Rony menengahi dan diangguki oleh mereka.

"Jangan lupa pakai bahasa formal!" Sahut Rony mengingatkan.

"Susah loh ron" ucap Paul.

"Paksain Paul, ribet bener Lo" sahut Salma.

"Sal!!" Panggil Rony memperingati.

"Upss maaf lupa loh Ron" ucap salma sambil menutupi bibirnya dengan  cara yang sedikit elegan.

"Dibilang juga apa sal susah" sahut Paul memberitahu Salma.

"Berisik lo!" Sewot Salma.

"Lo yang berisik" kesal Paul

"Udah ih pokoknya kalian yang berisik!! Titik" sahut Nabila yang terlanjur kesal.

"Arcella Eleanor" panggil Rony dengan tegas dan gagah.

"Hamba yang mulia Duke Warren" sahut Salma sambil terkekeh kecil, karna geli sendiri ketika mengucapkannya. Namun juga ia kagum dengan dirinya sendiri karena bisa berbicara formal.

"Ikut saya ke arah barat dan kalian berdua. Aracelli dan Hannes pergi ke arah timur." Titah Rony yang diangguki patuh oleh mereka.

***

Dari arah barat Rony dan Salma berjalan menyusuri lorong yang lumayan sepi, setelah mereka melewati para tamu kerajaan.

" Rony, ngerasa ga sih yang kakek ceritakan itu terlalu rumit dan banyak teka-teki nya" ucap Salma yang diangguki sang empu.

"Iya sal, dan kalau dipikir-pikir semua ini ada hubungannya sama kartu Remi yang kita mainkan" sahut Rony yang diangguki Salma.

"Bener sih, yakin banget ini mah!" Ucap Salma.

Tak..tak..tak

Terdengar suara langkah kaki yang sepertinya suaranya semakin mendekat ke arah mereka.

Baik Rony atau Salma mendengar suara langkah itu merasa sedikit panik. Rony pun menarik Salma untuk bersembunyi disebuah ruang yang ada disekitar lorong itu.

Di ruangan yang gelap itu Salma menggenggam erat tangan Rony, jujur saja ia takut dengan situasi ini dan ia sedikit takut kegelapan.

"Ron.. jangan lepasin genggamannya" pinta Salma dengan suara pelan.

"Iya sal" jawab Rony.

Walau dalam kegelapan Rony masih bisa melihat wajah ketakutan Salma, jadilah dia mengelus tangan Salma pelan untuk menenangkan nya.

Salma dan Rony terdiam ketika mendengar percakapan dari arah luar, sepertinya yang mereka dengar dari percakapan itu hanya ada dua orang saja.

"Tadi sepertinya saya mendengar suara disini"

"Saya juga mendengarnya"

"Sepertinya kita harus memeriksa ruangan disini"

"Benar, bisa saja ada penyusup yang masuk ke dalam istana"

Begitulah percakapan yang sepertinya mereka adalah para pengawal kerajaan.

Mereka mulai memeriksa beberapa ruangan yang ada disini, dan terakhir mereka akan memeriksa ruangan yang sedang Salma dan Rony tempati.

Sedangkan kedua insan yang ada di ruangan itu mulai merasa kepanikan, bahkan keringat Salma mulai bercucuran. Rony memperhatikan sekelilingnya, dalam kegelapan ia masih bisa melihat lemari, tempat tidur, meja dan kursi. Rony sepertinya memiliki ide.

"Mari kita periksa ruangan ini"

Saat kedua orang itu masuk untuk memeriksa, mereka tidak menemukan siapa pun karna Rony dan Salma sudah bersembunyi didalam lemari.

Didalam lemari dengan posisi Salma ada didepan Rony, melihat Salma ingin bersin Rony dengan sigap membekap bibir Salma agar tidak mengeluarkan suara dan tangan satunya ia pakai untuk merangkul Salma agar tidak jatuh.

Sedangkan diluar sana yang Melihat tidak ada siapapun diruangan itu mereka memilih kembali ke aula pesta.

"Huah huftt Ron ga bisa nafas gue, Lo tutupinnya kenceng banget." Ucap Salma yang sudah keluar dari dalam lemari yang lumayan sempit jika untuk 2 orang.

"Maaf sal, ada yang sakit ga?" Tanya Rony dijawab gelengan kepala.

***

Sedang di arah timur Nabila dan Paul berjalan menuju sebuah taman yang sangat indah bahkan di taman itu terdapat burung berterbangan dan bunga-bunga yang sangat cantik.

Nabila melihat itu semua penuh kekaguman bahkan matanya kini penuh binar.

"Woah Paul tamannya bagus banget" ucap Nabila sedikit keras.

"Iya bagus, tapi ga usah berisik nab. Nanti kita ketahuan." Sahut Paul mengingatkan.

"Upss oke, maaf ya Paul"ucap Nabila sambil menutup bibirnya dengan telapak tangan.

Melihat tingkah nabila membuat Paul hanya mampu menggelengkan kepala dan sebelah tanganya mengusap puncak kepala nabila.

"Ayo kita jalan lagi nab" ajak Paul yang berjalan lebih dulu dengan Nabila yang menyusulnya.

Namun ketika baru beberapa langkah Nabila mendengar suara orang berbicara.

"Semoga kalian bisa menemukan apa yang kalian cari.."

Ucapan itu terdengar oleh Nabila, ia merasa kaget dan langsung menarik Paul untuk menyuruhnya berhenti.

"Paul denger suara orang bicara ga?" Tanya Nabila.

"Engga nab, ga denger apa-apa. Emang lo denger apa?" ucap Paul.

"Engga ada sih hehe"sarkas nabila,
Paul yang mendengar ucapan Nabila rasanya ingin menjitak nih bocah. Tapi ia harus tetap sabarr.

"Udah ah ayo jalan lagi" ajak Paul sambil menggandeng Nabila agar tidak mendengar yang aneh-aneh lagi.















Hai, Sorry banget semua aku baru sempat update lagi. Kalau ada typo atau kesalahan dalam penulisan kalian boleh komen ya. Makasih semua..

kartu ASWhere stories live. Discover now