Part 02: She Used To Be A Bubbly

98 12 0
                                    


"Lo ngerasa ada yang beda nggak dari gue?"

Raka mengerutkan kening. Abi (alias Gemintang) sudah mendatangi kelasnya saat jam istirahat. Lalu menanyakan hal itu.

"Eum.... lumayan ada sih," Raka memandangi dari atas ke bawah. "Elo... apa ya..... Eum kalau dibilang beda gue ngerasa bener ada yang beda. Tapi.... elo tetep Abimanyu..."

"Muka gue?" Gemintang menunjuk wajahnya sendiri, "muka gue emang gini dari dulu?"

Raka melongo. Ia sampai maju mendongak kecil memandangi wajah Gemintang. "Hooh," Cowok mungil itu mengangguk.

Gemintang tenganga. Ha? Gimana bisa? Dia beneran semirip itu sama Abimanyu? Sampai-sampai Gemintang tiap hari berkaca berjam-jam. Memandangi fisik Abimanyu yang mirip dengan dirinya. Ah, bedanya rambut Abimanyu lebih ikal tebal. Pipinya juga lebih bulat dengan tubuh yang kurus. Tapi, struktur wajah mereka sama.

Kok bisa?

Kayaknya Papa atau Mama sama sekali nggak punya hubungan darah sama Nenek Uti, tetangga mereka itu. Yang Gemintang baru ketahui memiliki cucu bernama Abimanyu.

Sekarang Gemintang mengerti kenapa tiap melewati rumah Nenek Uti, nenek akan menyambutnya riang seakan cucu sendiri. Bahkan memanjakan Gemintang dengan penuh sayang. Karna... Gemintang mirip cucunya di masa muda?

Lah? Kok Papa nggak curiga sih? Kenapa anaknya mirip muka tetangga? Terus Mama..........


Oh ya.


Mama.


"Ka," Gemintang tersadar dari lamunan, membuat Raka yang dari tadi memandanginya menyelidik ikut tersadar. "Elo tau nggak Astrid Jasmine dimana?"

"Astrid siapa?"

Gemintang jadi melengos kecewa. "Bukannya dia satu sekolah sama Pa—maksudnya, Angkasa?"

"Siapa?" Raka lagi-lagi melongo. "Elo katanya hilang ingatan tapi soal cewek lo tetep sadar ya? Siapa sih? Artis ya? Gadis Sampul? Wajah Femina?"

"Ck," Gemintang berdecak. "Elo nggak pergi kantin?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Nggak ah. Gue mau ke perpus. Elo nggak ikut?"

"Ngapain?"

"Yaa........" Raka mengernyit, jadi bingung sendiri.

"Gue laper. Kantin aja. Gue juga mau tau makanan 2000an itu gimana,"celetuk Gemintang tanpa sadar.

"Maksudnya?"

"Eh," Gemintang tergagap kecil, "anu, makanan di sini ada yang 2000 nggak ya harganya?"

"Buset, mahal banget." Raka sampai membelalak, "elo beli apaan? Kentaki?"

"Kentaki apa tuh?"

"Itu, Kaefci."

Bibir Gemintang terbuka lebar, "KFC? Ada? 2000?"

"Kalau nggak salah.... 5000 ya? Nggak tau, gue juga makan sekali doang," kata Raka menjawab.

"Ha?!" Gemintang memekik, "KFC 5000???"

"Iya," Raka mengangguk juga dengan mata membelalak, "mahal banget kan??? Itu juga menu paling murah!"

Gemintang tenganga, lagi-lagi menutup mulut tak percaya.

Raka jadi melengos. "Selama koma, lo pasti banyak kehilangan informasi penting kayak gini. Nggak papa, pelan pelan aja," kata Raka menenangkan.

Gemintang masih mencoba menguasai diri. Sebenarnya, udah kerap kali mengalami culture shock sejak bangun dan pulang dari rumah sakit. Apalagi tadi pagi, Nenek Uti memberikan uang saku berupa dua lembar uang seribu, koin 500 perak empat benggol, dan koin 100 perak enam benggol.

GEMINTANG MILLENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang