Part 05: Gemintang Di 2001

119 17 17
                                    





Semuanya terjadi secara cepat. Gemintang bahkan tidak merasakan hal-hal aneh. Tidak seperti tercebur ke kolam atau ditabrak truk, tidak ada juga portal yang jadi pintu untuk berpindah dimensi.

Gemintang hanya menekan tombol kecil di jam liontin itu. Kesadarannya hilang. Lalu saat sudah membuka mata, tau-tau dia terbaring di ranjang rumah sakit.

Dia jelas bingung. Menemukan sosok familiar tapi juga asing. Tetangga yang masih satu kawasan dengan rumahnya tapi beda RT dan RW. Rumahnya berjarak sekitar 250 meter dari rumah Gemintang. Jika ingin cepat ke arah Timur Jakarta, Gemintang biasa melewati jalan rumahnya.

Tetapi, wanita itu jauh lebih muda. Rambutnya pendek setengah memutih, tidak seperti dia biasa yang putih tipis dan diikat sanggul kecil. Tubuhnya masih agak tegap walau jalannya sudah agak tertatih. Matanya melebar berbinar membalas tatapan Gemintang.

"Nenek Uti?" gumam Gemintang menyadari wanita tua itu.

Garis wajah Nenek Uti jelas makin merekah, memanggil dokter segera. "Abi, kamu selamat!"

Gemintang terkejut ketika Nenek Uti memeluknya. Ia agak canggung. Walaupun kenal dan kerap kali mengobrol, tetap saja mereka tidak sedekat itu untuk berpelukan seerat ini.

Gemintang agak kaku melepaskan pelukan, menjauhkan diri merapat ke kepala tempat tidur. "Saya masuk rumah sakit kenapa Nek?" tanyanya bingung.

Dia pikir, dia habis tertabrak di Kwitang tadi karna sudah pingsan di tengah jalan.

Nenek Uti tampak kesulitan menjawab. "Kamu nggak papa? Kamu merasa pusing?" Alih-alih menjawab, Nenek justru balik memberi pertanyaan.

Gemintang melihat sekitar. Merasakan situasi asing. Entah apa. Ia mencoba menguasai diri sepenuhnya ketika pintu terbuka memunculkan dokter dan suster.

Kening Gemintang berkerut, menoleh lagi pada Nenek Uti. "Mama sama Papa dimana?"

Nenek Uti tersentak. Raut wajahnya jadi terguncang kecil seakan shock mendengar pertanyaan singkat itu.

"Nenek nggak punya nomer telpon Mama? Atau Gempita? Ah!" Gemintang merogoh baju, jadi terkejut. Kepalanya tertunduk, melihat baju kemeja biru rumah sakit. Ia mendongak, menoleh pada dokter yang mendekat. "Hape saya mana dok?"

"Hm?"

Hening.

Gemintang sendiri bingung. Apalagi kini Nenek Uti, Dokter, juga suster menatapnya tak mengerti seakan Gemintang mengatakan ikan lohan itu bisa terbang.

Dokter memutuskan maju mendekat. Ia memakai stetoskop, merabakannya ke dada Gemintang. Ia juga mengecek penglihatan pemuda itu.

Dokter mendesah pelan. Menyentuh lengan Gemintang lembut dan berkata perlahan-lahan.

"Abimanyu, kamu ingat apa yang terjadi sebelum kamu masuk rumah sakit?"

Kening Gemintang makin merapat tak paham.



"...... Abimanyu siapa?"



Dan begitulah. Semua keanehan ajaib ini dimulai. Bagaimana Nenek Uti ngotot menceritakan bahwa dia adalah Abimanyu Putra, anak dari Kuncoro dan Damiyanti yang meninggal karna kecelakaan di 1998. Dia adalah cucu satu-satunya yang tinggal bersama Nenek Uti di Jatinegara, Jakarta.

GEMINTANG MILLENIALWhere stories live. Discover now