03 [Affair]

1.1K 180 5
                                    


Suara bising para pejalan kaki memenuhi pendengaran, Lady Claudine hanya duduk dengan tenang sambil menatap ke luar jendela. Matanya menatap orang orang yang berlalu lalang kesana kemari, tidak pasti apa yang ada di dalam pikirannya.

Hanya satu yang pasti, dia sedang dalam perjalanan untuk pergi ke kediaman Duke Herhardt untuk sekedar menjalankan kunjungan.

Berat hatinya mengingat rumor mengenai tunangannya yang rupanya memiliki kekasih gelap, namun ia memilih untuk tetap melanjutkan ambisi dari Claudine, tidak peduli apapun yang terjadi.

Kemiripan yang ada padanya dengan Claudine yang asli membuatnya bertekat menyingkirkan segala penghalang yang mencoba menutupi jalannya untuk menjadi seorang duchess.

Mengingat beberapa hari lalu, Claudine membaca surat surat yang ditemukannya di laci kamar membuatnya semakin penasaran dengan sosok yang bernama 'Riette'.

Sedikit yang dapat Claudine tangkap dari gaya bahasa yang digunakan Riette, membuat Claudine yakin bahwa Riette memang punya hubungan yang cukup dekat dengan Claudine.

Mobil berhenti, dan pintu terbuka dari luar.

"Lady Claudine, kita sudah sampai di kediaman Arvis"

Claudine turun dari mobil dibantu dengan supir dan sudah disambut oleh para pelayan yang berjejer, menyambut kedatangannya.

Claudine terdiam sejenak, mencerna segala perhatian ini. Ia sadar, semua ini benar benar penyambutan untuk tunangan sah seorang duke.

Senyum terukir di wajahnya, saat melihat seorang wanita paruh baya yang menyambutnya dengan senyum ramah di wajahnya.

"Lama tidak berjumpa, Lady Claudine. Kami sudah menantikan kedatanganmu"

Claudine membalas uluran tangannya. Dari aura wanita itu sudah jelas, dia nyonya dari keluarga itu, ibu dari tunangannya.

"Saya selalu menantikan pertemuan kita, Nyonya Herhardt."

Perbincangan singkat terjadi, sebelum Nyonya Herhardt mendampingi Claudine untuk berjalan ke rumah kaca.

Claudine menatap tempat itu dengan kagum, keindahannya memang pantas untuk diberi julukan sebagai 'Surga Arvis'.  Hanya dengan melihatnya, membuat ambisi Claudine mendidih untuk segera mengklaim tempat itu menjadi miliknya.

"Aku sudah menambahkan beberapa bunga yang kamu rekomendasikan dan itu sangat cocok di sini"

Nyonya Herhardt menunjuk beberapa bunga yang dipajang dan menatap Claudine.

"Bagaimana menurutmu? "

Claudine tersenyum tipis sebelum tangannya mengapai bunga itu, untuk memegangnya sejenak.

"Ini sangat indah, saya menantikan kesempatan lain untuk merawat bunga ini bersama dengan anda"

Perjalanan mereka sepanjang rumah kaca diisi dengan obrolan ringan dan santai sebelum mereka duduk dan melakukan pesta teh kecil di dekat taman.

"Claudine, bagaimana kabar ayah dan ibumu? "

Claudine memberi jeda, ia menyeruput tehnya sebelum berbicara.

"Mereka baik baik saja. Dan, mereka menitipkan salam kepada anda. Mereka mungkin akan mengadakan kunjungan dalam waktu dekat"

Nyonya Herhardt tersenyum dan keheningan terjadi cukup lama saat mereka duduk dan menonton indahnya matahari yang perlahan mulai terbenam.

Claudine menatap minumannya, sebuah pertanyaan terus berputar di kepalanya. Sejak siang dia sudah berada di sini, namun kenapa ia tidak melihat tunangannya?

𝐇𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐋𝐢𝐯𝐞 𝐚𝐬 𝘊𝘭𝘢𝘶𝘥𝘪𝘯𝘦Where stories live. Discover now