14: Tak mampu kehilanganmu

1.5K 27 0
                                    

Ketika Anneth tiba-tiba menghubunginya, dan mengatakan bahwa seakan-seakan Camelia telah menjadi pemicu kehancuran rumah tangganya bersama Mr. El. Sungguh, membuat aliran darah di tubuh Camelia seakan mengalir lebih cepat dari biasanya.

"Mansion Kediaman Hans Van Ludwig"

"Apakah semua ini yang kau katakan usaha maksimal?" Tanya hans, dengan nada dingin dan tatapan penuh intimidasi pada para bawahannya yang ditugaskan untuk menyelidiki kehidupan Camelia.

"Benar tuan, namun kami akan kembali menggali informasi lebih dalam lagi." Ucap si asisten tampan kepercayaan Hans.

"Aku sangat mempercayaimu selama ini, jadi jika hanya sekadar informasi seperti ini, aku yakin kau sangat paham, bukan?" Tegas Hans, lalu meminta mereka untuk keluar dari ruang kerja miliknya. Hanya menggunakan kode tangan saja, tanpa harus bicara atau bahkan memberikan perintah yang tidak berarti.

"Anneth mantan istri Elbert Alvaresh.. Elbert Alvaresh yang merupakan paman dari mantan suami Nona Camelia.. ah sial! Tidak mungkin seperti yang ada di otakku saat ini, bukan?" ucap Hans resah. Tatkala mulai berpikir dengan otak cerdasnya, mengenai keterkaitan hubungan diantara Camelia, Mr. El, Anneth dan juga Veter.

"Aku harus mencari tahu ini sendiri, karena ini cukup sensitive.."

***

"Hallo, nona Camelia, apakah nona ada waktu..—" tiba-tiba percakapan diantara mereka pun terputus, tatkala terdengar samar-samar suara seorang pria.

"What the hell.."

Hans dengan sigap mencari keberadaan Camelia, cemas jika terjadi sesuatu yang buruk pada wanita pujaan hatinya, meski perasaannya saat ini masih bertepuk sebelah tangan.

Sementara disisi Camellia saat ini...

Tepat di area jalanan gang nan cukup sepi, Camelia berhenti dengan mobil pribadi miliknya. Ada juga satu mobil lainnya yang merupakan milik dari Mr. El.

"Apakah, sekarang kau akan benar-benar terus menghindariku ataukah sudah ada pria baru lagi? Ucap Mr. El mendesak Camelia dengan berbagai pertanyaan penuh rasa curiga juga cemburu.

"Pria baru? What the hell.. apakah aku ini seperti itu dimatamu?" ucap Camelia dengan nada sedikit membentak.

"Sikapmu kian acuh, bahkan terkesan aku hanya pria pengganggu. Bukankah jika tidak ada sosok lain yang telah mencuri perhatianmu, kau tidak akan bersikap acuh?"

"Apakah hanya itu saja yang ada di kepala otakmu?" ketus Camelie, yang tanpa sengaja sudah berbicara cukup kasar pada Mr. El.

"Seperti pengalaman kita sebelumnya, bukankah kau mulai bersikap kian acuh pada Veter, karena kita yang sudah menjalin hubungan?"

"Cukup! Hentikan saja percakapan bodoh ini. Ini hanya membuatku seolah sebagai wanita yang sangat gampangan. Yah, mungkin di otakmu aku hanya wanita seperti itu, bukan?"

Camellia cukup kesal atas kejadian hari ini, dan hendak pergi saja dari hadapan Mr. El.

"Camelia, aku mencintaimu, dan aku cemburu, jika kau terlalu dekat dengan pria lain. Aku tahu, ini terdengar konyol dan egois.. namun, aku hanya ingin kau memandang ke arahku saja. Apakah aku salah jika ingin terus berada di sisimu?"

Dengan posisi masih berbalik dari hadapan Mr. El, Camelia hanya dapat menahan segala rasa berkecamuk di dada.

"Sejak awal, hubungan ini sudah sangat salah. Meskipun pada akhirnya aku dapat terlepas dari bayang-bayang Veter, namun bukan berarti aku bisa bahagia atas kehancuran rumah tangga orang lain. Betapa menyedihkan hidupku, jika aku bersikap demikian.." ucap Camelia dengan bibir bergetar.

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Where stories live. Discover now