17. Jurang fatal

1K 14 0
                                    

Setelah kedatangan Veter yang membuat sedikit kekacauan di butik milik Camelia. Camelia menjadi lebih waspada lagi dan memperketat keamanan di tempat itu.

Ah.. "Kepalaku terasa sakit sekali," ucap Camelia, pasca kejadian tak terduga beberapa hari yang lalu. Veter bahkam seakan terus mengikuti Camelia.

Diwaktu yang bersamaan, muncul berita menghebohkan mengenai isu rujuk antara Mr. El dan Anneth. Tak hanya itu saja, Mr. El juga diisukan sudah berkencan dengan seorang wanita muda.
Camelia memang sangat jarang menonton televisi, karena waktunya lebih banyak diperuntukkan untuk bekerja dan bekerja. Berita itu terdengar dari obrolan para psgawainya yang sedang makan siang sembari berbincang santai.

"Lagi-lagi keluarga Alavaresh membuat ramai saja, bukan?"

"Wajar saja, keluarga Alavaresh kan memang selalu terkenal."

"Tapi kali ini, aku baru saja menonton wawancara, bahwa Tuan Elbert sudah berkencan dengan wanita asia."

"What? Mengapa kau terlihat begitu berlebihan, bukankah itu hal yang biasa. Tuan Elbert kan sudah bercerai, dan juga memiliki kriteria pria idaman para wanita."

"Yah, benar. Tuan Elbert selalu terlihat tampan penuh wibawa, meskipun sudah memiliki seorang anak laki-laki yang sedang beranjak dewasa."

Perbincangan tersebut, cukup membuat Camelia tertahan di ruang pantry.

"Ah, selamat siang madam. Maafkan kami, jika nama keluarga Alavaresh terdengar mengganggu madam." Ucap para pegawainya, tatkala melihat Camelia yang muncul.

"Tidak masalah, kalian kan sedang membicarakan perihal paman Elbert. Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk terganggu." Balas Camelia dengan wajah tersenyum kecil, dengan sosok dirinya yang terlihat tegar.

"Ah, ia madam. Selamat menikmati makan siang, madam." Ucap para pegawainya, ketika Camelia berlalu dari hadapan mereka.

"Madam selalu terlihat anggun, sekalipun kejadian akhir-akhir ini cukup menggangu ketenangan dari madam. Aku sangat benci pada tuan Veter! Setelah menyakiti madam, dan sekarang dengan berani mengganggu lagi." Ucap salah seorang dari mereka.

"Yah, benar. Tuan Veter pasti sangat menyesal telah menyakiti wanita independen juga cantik cerdas seperti madam. Madam pantas mendapatkan pria yang jauh lebih baik."

"Pelankan suaramu, ucapanmu bisa saja menyinggung madam. Karena kau berani-beraninya membahas masalah pribadi madam, meski kau juga memuji." Peringat Boaz, asisten dari Camelia.

"Ah, tuan Boaz, kami tidak bermaksud, kami hanya kagum pada sosok madam."

•••

"Ternyata benar, kau sudah berkencam kembali.." gumam Camelia, ketika melihat potret dari Mr. El yang sedang makan berdua dengam seorang wanita muda di sebuah jejaring media sosial.

Knock...Knock...Knock...

"Permisi, madam," ucap Boaz dari balik pintu.

"Masuklah, tuan Boaz." Balas Camelia, sembari menyeruput kopi hitam.

"Madam, sudah kukatakan, jangan panggil aku seperti itu. Itu terlalu terhotmat untukku." Ucap Boaz yang dipersilakan untuk duduk di sofa ruang kerja Camelia.

"Tuan Boaz, kita semua sama dan layak untuk saling menghormati. Perbedaannya hanyalah status kedudukan saja. Jadi, aku tidak ingin kau terlalu merendah seperti itu."

"Tapi madam, aku hanyalah asisten dan pengawal madam.."

"Boaz, jangan pernah tundukkan kepalamu dan rendahkam dirimu hanya karena kau berasal dari bawahan biasa. Kau sekarang adalah asistenku yang sangat kompeten. Ingat diri juga penting, tapi tidak untuk rendah diri. Apa kau tidak suka dengan hal it?"

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora