4. Jangan lupakan malam ini, baby

10.1K 54 0
                                    

Sejak kejadian malam itu, hubungan rumah tangga Veter bersama Camelia kian dingin. Veter nyaris tak pulang ke kediaman mereka, Camelia benar-benar menjalani kehidupannya seperti seorang wanita tanpa suami.

Caramel Butik’

”Sial! Benar-benar sialan!” Camel mengumpat, sembari meletakkan pena di atas meja kerjanya.

”Apa yang harus kulakukan dengan hubungan hampa ini.. apakah aku harus bercerai.. tapi keluargaku tidak akan mendengarkan aku, karena hal ini hanya akan mempermalukan nama baik keluarga. Yah, itulah yang hanya daddy pikirkan..” gumam Camel dengan rasa putus asa.

"Permisi nyonya Camel, di depan sudah ada nyonya Annette.”

”Baiklah, aku akan datang.”

Camelia pergi menemui Annette, yang hendak mengambil baju pesanannya untuk pesta Wedding Anniversary bersama Elbert.

”Wow, amazing! Aku sangat menyukai ini, Camel.” Ucap Annette kegirangan.

Annette menatap ke arah wajah Camel yang terlihat datar, seakan sedang menyimpan beban berat.

Cantik, cerdas dan berbakat.. hanya saja perihal asmara, anak ini sangat payah. Tak heran, jika suaminya saja bisa berpaling..” batin Annete dengan tersenyum kecil.

Mereka duduk sambil berbincang santai sembari menikmati teh berdua.

”Kau dan Veter, benar-benar pasangan yang sangat sibuk. Sekali-kali, kau juga harus memikirkan garis keturunan kalian. Siapa sangka, jika hal itu dapat menyatukan ikatan rumah tangga kalian lagi?” Ucap Annette dengan tertawa enteng. Seakan semua adalah salah Camel yang tidak kompeten sebagai seorang istri, kira-kira begitu pemikiran Annnet saat ini.

”Jadi, menurut bibi, jika seorang suami bisa berpaling dari istrinya, apakah itu kelalaian dari si istri?” tanya Camel dengan tatapan dingin.

“Camel, sebagai seorang istri, kita juga harus bisa menjadi pelacur pribadi bagi suami kita. Namun, jika hal dasar di ranjang saja kita payah, bagaimana bisa kita mampu mengikat kekang di leher suami..”

”Jadi, menurut bibi, apakah aku bukan istri yang kompeten dalam hubungan ranjang?”

”Yah, mungkin saja. Suamimu tidak akan merasa kurang, jika kebutuhan biologisnya terpenuhi, bukan?” Ketus Annette, seolah dirinyalah istri yang sangat kompeten.

Ahaha... Camel menyambutnya dengan tawa.

”Bibi, kami sudah menikah hampir enam tahun, dan aku juga bukan orang yang kaku di ranjang. Hanya saja, mungkin suamiku yang bajingan.”

”Apa kau tidak mengupayakan untuk segera memiliki anak? Mungkin saja,Veter akan lebih menghargaimu, ketika kau mampu memenuhi kewajibanmu sebagai seorang ibu.”

Menyebalkan, sangat menyebalkan.. bibi Annette terlalu sombong dan naif. Bagaimana, jika aku kembali menunggangi suami wanita laknat ini.. sepertinya rasa simpatiku lenyap hari ini..” batin Camel.

”Apakah bibi mencintai paman selama ini?”

“Mengapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau sangat ingin tahu, betapa paman El sangat mencintai bibi, dan akan mati jika tanpa bibi.”

”Bagaimana bibi bisa begitu yakin?”

Ah, sial! Aku sepertinya terlalu banyak bicara omong kosong!”

”Keluarga Alvaresh dan keluargaku saling menguntungkan. Jika bukan karena penyatuan dua keluarga, maka bisa saja usaha Elbert tidak sesukses sekarang. Perihal cinta, aku terkadang tidak peduli. Bagiku, hidup nyaman damai, penuh dengan uang, jauh lebih menyenangkan.”

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Where stories live. Discover now