2. Into the trap

254 40 124
                                    

Setelah menyelesaikan kelas, Yoongi terburu-buru berlari mencari keberadaan seseorang. Langkahnya tidak bisa santai, ia harus segera mendapatkan wujud gadis yang telah menipunya tadi malam. Sesekali ia memantau arloji mahalnya untuk memastikan sudah pukul berapa siang ini. Harus mendapatkan sosok Jiya dahulu sebelum gadis licik itu hilang dari gedung universitas kebanggaan ayahnya.

Iya, yang dimaksud Yoongi gadis licik itu adalah Jiya. Tidak salah lagi. Malam saat mereka melakukan kencan, tiba-tiba saja Jiya menghilang setelah mendapatkan persetujuan proyek yang akan mereka bangun bersama. Sepertinya Jiya memang sengaja mengajaknya minum sampai mabuk kepayang agar ia tidak bisa mengingat bahwa mereka sudah berciuman atau belum. Huh, dengan cara apa lagi agar Yoongi bisa membangun asmara pada gadis itu. Takaran penipu ulung yang dimiliki oleh gadis Shin sungguh tidak main-main.

Yang benar saja, Yoongi bisa rugi dong kalau begitu terus.

Kelas Jiya sudah ditemukan, namun tidak ada satupun manusia yang terdapat di dalamnya. Pintu kelas jadi sasaran, Yoongi menendang kuat meski pada akhirnya dia sendiri yang merasa kesakitan. Arrgh! Ia kembali ke koridor, mata kecilnya mencoba mencari seseorang yang setidaknya dapat mengenali Jiya. "Boy!" Panggilnya pada salah satu remaja pria, sepertinya pemuda itu terlihat akan melewati Yoongi, tapi tidak jadi.

Sayangnya, karena Yoongi sudah lebih dulu memanggil, mau tak mau pria tersebut berbalik arah dan mendatangi Yoongi dengan raut wajah seolah tengah ketakutan.

Kenapa sih? Seperti Yoongi makan daging manusia saja. Kenapa semua harus takut dengannya? Padahal Yoongi hanya ingin bertanya loh.

"Selamat siang, seonbae-nim." Remaja pria menyapa ragu.

Terus terang saja, Yoongi tidak mau berbasa-basi. "Kau kenal Jiya?"

"J-jiya.. Emm itu, dia membeli minum sebentar. Katanya dia akan kembali lagi ke kelas untuk mengerjakan tugas."

Mendengar penuturan itu membuat Yoongi semakin menatap tajam pada pemuda tersebut, mendeteksi kebohongan dari mata sang lawan bicara. Ya, hanya dengan Jiya saja Yoongi tidak bisa menggunakan kelebihannya yang satu itu.

"Kalau kau berbohong, akan ku giling kau dengan motor sport ku." Ancam Yoongi dengan raut wajah tersenyum penuh cinta, sangat berbanding terbalik dengan apa yang diucapkannya.

Preman gadungan ini sungguh tidak mengerti mengapa orang-orang bisa takut padanya. Waduh, lihat celana jeansnya saja sudah seperti digerogoti tikus. Tidak salah kalau Jimin menyamakannya seperti preman pasar.

Kembali Yoongi memasuki kelas Jiya, memilih untuk menunggu disana. Untuk menghalau rasa bosan, ia bersiul sembari menaikkan dua kaki di atas meja. Senyum tidak menyangka barusan ia suguhkan untuk diri sendiri, Jiya itu gila sekali ya, pikirnya. Yoongi yang garang saja sampai dibantai tanpa ada rasa takut. Dia ditipu, masih bisa Yoongi ingat dengan jelas kalau mereka belum ada beradegan cium-mencium tadi malam. Benar, mereka belum sempat laga mulut layaknya ikan cupang yang saling beradu. Jiya tidak tahu saja kadar konsistensi Yoongi terhadap alkohol terbilang cukup baik.

Lumayan lama membayangkan wajah seksi si pujaan hati, membuat Yoongi secara tidak sadar terlelap dalam keterdiaman. Maklum, begini-begini juga Yoongi bisa lelah. Pergi ke alam mimpi untuk melakukan hal yang tentu tidak bisa ia lakukan di kehidupan asli. Di dalam mimpi, Yoongi maupun Jiya hidup di kerajaan zaman  kuno sebagai seorang warga biasa. Saling menggiling padi untuk dikonsumsi setengah, dan setengah lagi di jual untuk mendapatkan upah. Arghh, mimpi sialan! Tujuan Yoongi tidur bukan untuk bermimpi aneh begini. TOLONG! Tolong siapapun bangunkan Yoongi dari mimpi buruk ini! Dia tidak mau, hanya untuk mendapatkan semangkuk nasi saja harus menggiling padi lebih dulu.

"Bung! Bung Min! Bangun lah, keringatmu sampai menetes dari hidung." Jiya sudah datang. Sebelum ada orang lain yang melihat aib seorang asisten dosen, dengan baik hati Jiya membangunkan. Mencoba sekuat tenaga mengguncang bahu Min dan mencubit kuat bagian perut pria itu, sungguh pria gila ini susah sekali untuk dibangunkan!

SMITTEN BY YOUजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें