10. New plan

135 29 20
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Yoongi menjabat sebagai asisten dosen. Dia mendampingi beberapa mahasiswa lain melakukan penelitian pustaka. Pikirannya kacau, tak tenang sebab selalu memikirkan Jiya. Ia berusaha untuk tetap profesional  kendati hati sedang kacau balau. Di dalam perpustakaan kampus bersama beberapa mahasiswa lainnya, Yoongi hanya bersuara ketika ditanya setelah ia rasa cukup memberi pemahaman pada mereka. Lagipula penelitian kali ini tak terlalu sulit.

Tatapan mata tajamnya beralih kepada salah satu mahasiswa yang seperti hendak bertanya, namun Yoongi sangat tahu jika salah satu dari mereka sangat sungkan untuk mengutarakan pertanyaan. Harusnya bertanya saja, Yoongi sedang tidak galak hari ini. Lemas sekali jika harus mengancam mereka dengan sepeda motor sport keren cool kesayangannya. Lain kali saja lah, galaknya disimpan dulu dalam saku celana.


"Tanya saja. Harus sekali kalian takut-takut begitu?"

Salah satu mahasiswa akhirnya mengalah karena sudah mendapat sikutan ringan dari teman sebelahnya. "S-seonbaenim, maaf. Tapi apa boleh aku tunda sehari penelitian ini?


"APA! Aku tidak ada waktu besok. Kalian pikir yang mau aku urus hanya kalian saja, huh!?" Baru juga tadi berniat untuk tak galak pada siapapun, sekarang kepalanya dengan cepat mendidih setelah mendengar ada yang menunda-nunda kegiatan penelitian.


"Maaf, Seonbae-nim. T-tidak jadi, mari kita tuntaskan saja semua hari ini."


Yoongi hanya diam tak merespon, menyebalkan sekali sih manusia-manusia disini. Suka sekali menunda-nunda pekerjaan dengan berbagai alasan. Tak bisa terima, Yoongi saja yang sedang berantakan harus memaksakan diri untuk mendampingi mereka. Hilang sudah suasana hati Min Yoongi kalau sudah begini, lebih baik ia akhiri saja dan pergi menjelajahi bumi.

"Sudah, lanjutkan besok dengan asisten dosen baru kalian. Hari ini aku ada kepentingan mendadak. Simpan semua barang-barang kalian, jangan lupa untuk memulangkan buku ke tempatnya semula. Jangan ada barang tertinggal, jangan ada sedikitpun yang berantakan di meja ini. Kalau besok ku lihat meja ini dalam keadaan berserakan, habislah riwayat hidup kalian. Akan ku tandai wajah kalian satu-satu. Paham!?"

"Paham, Min Yoongi seonbae-nim." Ucap mereka secara bersamaan.

"Ya harus paham. Kalau tidak, kalian ingat motor kesayanganku , 'kan?"

"Ingat, Min Yoongi seonbae-nim." Lagi-lagi mereka menjawab dengan serentak.

Sebaik itu, Yoongi langsung bergegas menuju rooftop tempat dimana Jimin sedang merilekskan diri.




Katanya masih dalam proses pendekatan, tapi sudah terlihat oleh mata kepala Yoongi bahwa sobatnya yang suka genit itu sedang bercumbu rayu dengan wanita incarannya. Jenis crocodile macam apa sebenarnya Jimin itu? Maaf saja, Jim. Kali ini Yoongi harus mengganggu acara mesra-mesra yang telah diciptakannya. Bukannya mengapa, keadaan sedang sangat genting. Meskipun terkesan tak punya sopan dan santun, sungguh tidak bisa rasanya jika Yoongi membiarkan pasangan baru itu bercumbu dengan damai. Kalau dipikir kembali bagaimana bisa Millie ada di kampus ini? Jimin membolos dan membawa anak gadis orang ke universitas kebanggaannya ini ya?

Dengan santai bak tidak memiliki dosa, Yoongi duduk di samping mereka. Menyilangkan kedua kaki lalu menopangkan dagu di atas satu tangannya. Menunggu keberadaannya disadari oleh dua makhluk yang kehausan akan cinta.

Dua menit berlalu, agaknya ini sudah keterlaluan. Kemungkinan keberadaan Yoongi sudah disadari, tetapi sejoli itu malah semakin memamerkan kemesraaan dengan menaikkan tempo decapan nyaring yang berasal dari perpaduan antar bibir ke bibir. Mau membuat Yoongi iri, huh? Tidak tahu saja mereka kalau Yoongi bisa lebih membara dari yang pasangan itu lakukan. Dasar tukang pamer.

SMITTEN BY YOUWhere stories live. Discover now