17 Februari 2024

338 105 13
                                    

|| Day 17 | E-Jazzy ||

Tema:
Buat cerita dengan tokoh utama hari ke-13 yang terbangun sebagai seorang prajurit pada Perang Dunia II

|| 475 Words ||

|| Indigenous - What If ||

Rasanya baru kemarin aku terlahir sebagai gadis kecil yang mendengarkan Giovinezza dengan bangga, memuja Il Duce, dan percaya bahwa kejayaan Roma Kuno akan kembali bangkit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasanya baru kemarin aku terlahir sebagai gadis kecil yang mendengarkan Giovinezza dengan bangga, memuja Il Duce, dan percaya bahwa kejayaan Roma Kuno akan kembali bangkit. Pagi ini aku terbangun sebagai oposisi dan berseragam prajurit.

Sejak awal, memang tidak ada satu pun dari keluargaku yang merupakan fans berat Der Führer, dan aku pribadi membenci potongan kumisnya meski tak pernah berani menyuarakan ini keras-keras. Namun, kami semua mencintai Duce kami yang hebat. Aku pun mungkin masih akan berseru, "Duce! Duce!" di kala Benito Mussolini muncul di balkon Palazzo Venezia lagi ... andai tidak menyaksikan Camicie NereThe Blackshirt—beraksi suatu hari.

Mereka mengikat ayahku ke pohon, memasukkan 1-2 liter minyak jarak ke tenggorokannya, dan memaksanya memakan kodok hidup. Hanya karena ayahku menolak menyimpan pikirannya untuk dirinya sendiri.

"Magenta." Aku menoleh saat seseorang memanggilku. Untuk sesaat yang singkat aku hampir mengira dia adalah gadis lain yang kumimpikan tadi malam. Rupanya bukan. "Jangan melamun lagi. Kita di tengah perang. Kita sudah mengkhianati Jerman. Kau mau mati di sini seperti yang lain?"

"Tidak." Aku mendongak menatap langit mendung. Bahuku pegal menyandang senjata seharian, tetapi bukan itu alasan utamanya aku merasa letih saat ini. "Aku mau hidup. Malah belakangan ini, aku sering melamunkan andai aku lahir di wilayah dan waktu yang mendukung kelangsungan hidupku."

"Apa? Kau mau melantur lagi?"

"Tapi mimpi itu rasanya nyata sekali." Aku mengerang saat mengingat udara hangat dan cahaya matahari benderang yang rasanya begitu nyata. "Aku sekolah. Aku punya teman sebangku. Aku bisa kelayapan sesukaku. Dalam mimpi itu, aku juga sudah tidak punya Ayah, dan hanya ada ibuku, persis kehidupanku sekarang, tetapi kelihatannya aku dalam mimpi itu jauh lebih bahagia dan sehat."

"Yah, itu mimpi. Tentu saja rasanya seperti itu—tidak nyata. Lagi pula sungguh tidak masuk akal. Di mana kau bilang mimpi itu membawamu? Suatu wilayah di Asia? Tempat itu masih dikuasai Jepang. Dan kita masih dikuasai Mussolini sekaligus dalam invasi Jerman."

"Hei." Aku menyengir. "Kau ingat ceritaku."

Kami menyusuri jalan yang sepi dan tampak mati. Tampak coretan graffiti dan poster-poster yang belum dicopot, sebagai tanda keberadaan pemberontak. Meski begitu, masih terdengar sayup-sayup dari beberapa rumah, seruan-seruan seperti, "Il Duce ha sempre ragione!"—The Duce selalu benar.

Terbayang olehku kesempatan yang telah kulepaskan—pindah bersama ibuku ke Paris untuk melarikan diri dari persekusi. Hidup dengan label anti-fasis di sini dan di waktu-waktu ini tidaklah mudah. Namun, bagiku, dendam kesumat lebih penting daripada hidup dalam bayang-bayang kematian Ayah. Toh, ibuku akan bangga padaku. Jika kami menang, jika Italia bisa kami rebut kembali, kami para perempuan dalam divisi ini akan memiliki hak bergabung dalam pemerintahan.

Namun, sekali lagi, aku terbayang sosok lain diriku—jika memang ada. Jika memang aku terlahir kembali, atau ada versi lain diriku, seperti di dalam mimpiku beberapa hari ini. Betapa inginnya aku menjadi anak itu—makan, tidur, berak, melamun, dan berjalan menghampiri teman-temannya hanya untuk memastikan nama dinosaurus yang akan mereka ucapkan bukan T-Rex.

 Betapa inginnya aku menjadi anak itu—makan, tidur, berak, melamun, dan berjalan menghampiri teman-temannya hanya untuk memastikan nama dinosaurus yang akan mereka ucapkan bukan T-Rex

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Panduan singkat:

Cerita lepas = Cerita dengan skenario yang langsung berakhir dalam satu episode alias short story. Contoh, dalam "Ravages - Cerita Lepas" sejauh ini mengambil sepotong cerita di Garis Merah dalam sudut pandang Alatas, ada yang mengambil timeline pasca ending, ada juga yang pertengahan arc terakhir, dan chapter tanggal 14 yang diceritakan dalam sudut pandang Meredith. Meski ada yang berkaitan, cerita lepas di sini tidak akan mempengaruhi cerita asli dari novelnya; plot utama masih jalan meski tanpa mereka.

Canon = Cerita utama di novel aslinya.

Non-Canon = Bisa jadi mengarah ke filler, alias cerita tambahan yang tidak memiliki tujuan khusus, tidak berkaitan dengan jalan utama cerita, dan tidak terpaut timeline cerita dari novelnya. Contoh, dalam "Escapade - Non-Canon" 8 Februari 2024.

What If = AU alias alternate universe alias karakter yang ditempatkan di skenario yang sama sekali berbeda dari jalan cerita aslinya alias fanfiction dari cerita saya sendiri di chapter ini.

***

Fun fact: walau inspirasi nama Magenta di Indigenous berasal dari botol sirup, akar nama "Magenta" sendiri berasal dari Italia.

Next>>> 18 Februari 2024

'-')/ Pencet bintang di bawah ini takkan bikin jari Anda hilang

OracularWhere stories live. Discover now