7. Fix Jodoh!

298 75 7
                                    

Happy Reading 📖
---------------------

Rose baru saja selesai bertemu dengan dosen pembimbing akademiknya. Setelah melakukan konsultasi terkait program PKL yang akan dilakukan pada libur semester sebentar lagi, Rose sudah janji makan dengan Lily di kantin fakultas.

Tidak perlu mencari karena begitu Rose masuk ke dalam, Lily sudah melambai di tempat biasa mereka duduk.

"Gimana? Apa kata Bu Fany?" Cecar Lily padahal Rose belum sempat untuk mengambil napas.

"Ada rekomendasi sih. Management artis gitu katanya. Tapi gue mau pikir-pikir dulu sambil cari yang lain."

Lily mengangguk sembari menyeruput minumannya, "Dimana emang?"

"Kalau gak salah namanya StarLight Entertaiment."

Detik itu juga jus jeruk yang baru saja diminum Lily muncrat begitu saja mengenai sedikit baju Rose. Gadis itu lantas menatapnya jijik bercampur kesal, "Ihh jorok Ly!"

"Hehe sorry kaget soalnya." Sahut Lily sambil membantu membersihkan bekas semburan di baju sahabatnya tersebut dengan tisu.

Siapa yang tidak tahu StarLight. Salah satu agensi hiburan raksasa di Indonesia dengan segudang artis bertalenta.

Banyak orang yang memimpikan untuk bekerja disana. Karena selain gajinya selangit, mereka juga bisa bertemu dengan artis papan atas yang namanya sering menghiasi layar kaca. Sebut saja aktris film cantik Irina Belinda, aktris ftv Jovita Pradita, dan banyak nama terkenal lainnya.

"Gue juga kemarin mau ngajakin lo buat ngirim proposal kesana. Soalnya disana ada tante gue. Dan gue yakin dengan adanya orang dalem, kesempatan buat kita diterima lebih besar."

"Oh iya? Sebenarnya gue gak masalah sih mau dimanapun asal sama lo Ly. Soalnya lo tau sendiri kalau gue gak suka sendirian. Apalagi di lingkungan baru, pokoknya kita harus bareng."

"Sip. Jadi mau disana aja? Asik tau, bisa ketemu banyak artis. Kan lumayan buat cuci mata." Sahut Lily semangat.

Rose mengangguk turut setuju. Di dunia ini Rose hanya memiliki Lily sebagai bestie yang sepantaran. Rose tidak begitu dekat dengan teman satu angkatan lain di prodinya karena menurut Rose meskipun tidak semuanya toxic, tapi tidak ada yang satu frekuensi gilanya dengan Lily.

"Segera urus proposal nya ya Rose. Pokoknya kita harus berjuang bersama sampai akhir!"

*****

Selesai urusan dengan Lily, Rose memutuskan untuk langsung pulang. Matanya berpendar begitu melihat beberapa orang berlalu-lalang di lantai unitnya membawa barang-barang besar yaitu kulkas, sofa, dan kasur. Sepertinya tetangga baru.

Benar saja, orang-orang yang sibuk bekerja tersebut menuju ke unit tepat di sebelahnya yang memang sudah lama kosong.

Ah, semoga saja tetangganya baik dan tidak membuat kepala pusing.

"Selamat datang Kakak ku yang cantik!"

Begitu Rose membuka pintu, gadis itu disambut oleh sang adik yang tengah goleran manja di depan TV tengah menampilkan kartun pororo, kesukaan satu keluarga.

Lantas Rose ikut bergabung di sofa sembari mengambil toples kue dan memakannya. Cukup lama mereka dalam diam menonton sampai suara Reno memecah keheningan antara keduanya.

"Kak..."

"Hmm?"

"Bagi duit dong hehe."


Kan...kan...


Sudah Rose dugong, ngomong manis kayak tadi itu pasti ada maunya.

"Gak ada."

SekuterWhere stories live. Discover now