16. Kesempatan Emas

286 55 4
                                    

Happy Reading📖
-----------------

Sepertinya Rose menyesali keputusan menerima ajakan pertemanan Jeffrey.

Lihat, semenjak kejadian lalu Jeffrey jadi sering sekali berkunjung ke unitnya. Kadang izin, kadang juga tiba-tiba nyelonong masuk seenak jidat. Lagaknya memang layaknya yang punya tempat.

Apalagi kini lelaki itu tengah asik bermain PS dengan Reno di ruang tamu. Reno sih senang-senang saja ada teman main, tapi Rose harus dibuat pusing oleh tingkah keduanya yang sangat berisik.

"Perasaan lo rajin banget kesini. Gak syuting?" Sindir Rose halus karena merasa Jeffrey seperti tidak ada kerjaan dengan terus mendatangi tempatnya. Sudah seperti pengangguran saja.

Meski fokus dengan televisi dan stick di tangan akan tetapi Jeffrey masih bisa merespon dengan baik, "Syuting. Nanti dijemput Bang Jo."

Hubungan keduanya bisa dibilang membaik setelah mengibarkan berdera perdamaian. Meskipun Rose masih suka naik pitam akan tingkah Jeffrey, tapi setidaknya Rose tidak pernah lagi memintanya untuk minggat dari apartement ini.

"Terus kamu Ren gak belajar? Sebentar lagi ujian loh."

"Tenang Kak, ujian masih minggu depan. Aku kan pinter." Sahut Reno santai.


Songong kali dia:)


Awas saja kalau nilai Reno jelek dan nantinya malah mengadu ke Rose karena uang jajannya di blokir Papa. Rose tidak akan ikut campur.

"Eh bagi dong!" Jeffrey yang semula berada di karpet bulu beralih bergabung ke sofa tempat Rose berada. Tangannya yang bebas digunakan untuk mencomot salah satu roti yang baru saja Rose buat untuk sarapannya.

Mendumal tentu saja, jatah makanannya diambil dengan paksa.

"Besok bikin lagi ya. Kalau bisa panggangnya agak lamaan dikit terus pakein selai stroberi."

"Malah ngelunjak. Gue usir baru tau rasa!" Ujar Rose jengkel. Namun seolah tidak perduli, Jeffrey kembali sibuk dengan permainan.

Pemandangan baru ini sepertinya sudah membuat Reno terbiasa. Dimana kakaknya akan gelut dengan aktor papan atas tersebut dan berakhir kembali akur. Contohnya seperti sekarang dimana mereka saling membantu dalam permainan sehingga Reno berakhir kebobolan.

Setelah menghabiskan sarapannya, Rose pun bersiap dengan tas selempang dan mulai memakai sepatu, "Ren pinjem motor ya?"

"Pakai aja Kak." Jawab Reno tanpa mengalihkan pandangan, "Bukannya Kakak gak ada jadwal ya. Emang mau kemana?"

"Ada deh. Gak usah kepo."

Reno lantas memasang senyum miring, "Alah paling mau ngikutin si Devano."

Ucapan Reno berhasil mengalihkan perhatian Jeffrey. Pria itu menatap Rose dan Reno bergantian.

"Siapa?"

Ingin membuka mulut akan tetapi Rose sudah memelototi Reno di ambang pintu. Alhasil Reno hanya menggeleng dengan tawa renyah mendapat reaksi tidak puas dari Jeffrey.

"Yaudah pergi dulu ya Ren, Jeff."

Tidak ada yang perlu Rose khawatirkan. Lagipula meninggalkan kedua orang ini tanpa pengawasan tidak akan membuat unitnya terbakar bukan?

Namun belum ada Rose melangkah, Jeffrey sudah memanggilnya terlebih dahulu. Pria itu meninggalkan sticknya begitu saja dan bergerak untuk mendekat.

"Kenapa Jeff?"

"Gue ikut ya."

Bukan saja Rose, Reno juga terlihat heran dengan permintaan Jeffrey yang tiba-tiba tersebut. Tidak ada angin ataupun hujan malah mau ikut dengan Rose yang tidak tahu tujuan jelas kemana.

SekuterNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ