05

352 62 26
                                    

Feel free to ask for the typo(s) Happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Feel free to ask for the typo(s)
Happy reading!

✧✧✧

Wang Yibo memerhatikan Zhan yang mematung. Pria Xiao itu tidak bergerak sedikit pun setelah mata mereka bertemu. Keterkejutan nampak dengan jelas pada wajahnya, membuat Yibo menyunggingkan senyum dengan dengusan lirih.

“Kenapa hanya diam saja?” Tanya Yibo. Dia melepaskan kancing jasnya saat mendudukkan diri di kursi kebanggaan dan kembali menatap Zhan. “Duduklah jika ingin melakukan wawancara.”

“Tujuan kita sama, ‘kan,” Ada jeda tidak terlalu lama. Zhan terlihat menelan saliva, terlalu kikuk ketika melanjutkan, “Bapak Wang?”

“Memang tujuanmu apa?”

“Memenuhi panggilan wawancara.”

Senyum Yibo kembali terbit, dia menyilangkan tangan di depan dada dan mengerling pada Zhan, bermaksud menyuruhnya untuk duduk. “Lalu kenapa menanyakan tujuan jika tidak ada maksud lain dibalik kedatanganmu?

“Hanya memastikan.” Jawab Zhan, sebelum akhirnya menarik kursi di depan meja Yibo dan mendudukkan diri di sana.

Dalam pandangan Zhan, Wang Yibo yang seperti ini sungguh berbeda. Auranya masih saja mengintimidasi, namun dengan sesuatu yang lain. Dia tampak seperti manusia dengan wibawa tinggi, yang tentunya tidak akan menghamburkan uang hanya untuk memenuhi nafsu. Bahkan rambut Yibo yang terlihat berminyak dan mengkilat oleh pantulan lampu, tidak bisa Zhan tafsirkan berapa ratus yang pria itu keluarkan.

Setelan mahal terlihat membalut tubuh Yibo dari ujung tubuhnya. Label Gucci terpampang nyata pada lengan kanan, benar-benar tengah mempertontonkan seberapa besar kekayaan pria itu. Terlebih Zhan telah mencari tahu sebelum kemari, sebesar apa pengaruh LOYIBOARD dalam perbisnisan China. Membuatnya memperingatkan diri sendiri untuk tidak mencari gara-gara.

“Ini di kantor. Jika aku ingin menelanjangimu, di samping gedung ada hotel, tidak akan aku lakukan di sini.”

Dan sungguh kurang ajar kalimat Yibo yang menimbulkan umpatan Zhan dalam benaknya.

Okay,” Suara mahal Yibo kembali mengudara. Dia menegakkan posisi duduk dan sepenuhnya meletakkan tangan di atas meja. “Bisa kita mulai wawancaranya?” Atas hal itu, Zhan mengangguk dengan senyum, menciptakan hal yang serupa pada sudut bibir Yibo.

Awan putih bergerak melintas angkasa saat Yibo membuka map, memperlihatkan curriculum vitae dengan identitas diri Xiao Zhan di dalamnya. Maniknya membaca satu persatu susunan kata, lalu beralih pada Zhan yang telah memerhatikannya sejak tadi.

“Kenapa memilih pindah ke CAFA? Tempat studimu yang sebelum ini juga ternama, ‘kan?”

Xiao Zhan mengangguk setuju. Tidak menolak fakta bahwa universitas di kampung halamannya juga memiliki integritas kuat. “Saya sudah menjalani kontrak dengan agensi sebelum saya memulai pendidikan, Bapak Wang. Lalu akhir tahun kemarin, posisi saya naik dan ditransfer ke agensi pusat, yakni di Beijing. Sejak dulu saya juga sudah memimpikan CAFA, dan ketika kesempatan datang, dengan senang hati saya mengambilnya.”

Redamancy ✧ YiZhan Where stories live. Discover now