23

241 46 25
                                    

Feel free to ask for the typo(s) Happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Feel free to ask for the typo(s)
Happy reading!

✧✧✧

Ada gurat senyum halus pada labium Zhan, dia menarik kecil sudut bibir yang masih terlihat pucat. Dalam kejauhan, Yibo menangkap itu, dan rasanya tidak sudi melihat Xiao Zhan tersenyum sebab orang lain.

Tungkai kakinya dibawa melangkah, mendekat pada bed Xiao Zhan dan berhenti di sisi kiri. Feiyu mendongak, menatap Yibo dari duduknya pada sisi seberang. Mereka saling beradu tatap, sebelum Yibo memutus lebih dulu guna memeta wajah Zhan yang juga tengah melihatnya.

“Saya kira bapak sudah pulang.”

Pertanyaan Zhan mendapat gelengan dari Yibo. Dia kemudian mendaratkan diri di tepi bed, membuat yang termuda menarik kakinya sedikit menjauh. Yibo menyadari, dia hanya tersenyum. “Aku akan pulang jika kamu menyuruh.”

Zhan berdeham canggung, melirik Feiyu yang menghunuskan tatap pada Yibo. Udara seketika menipis, kecanggungan terasa kental di antara mereka bertiga. “Bapak,” berusaha mencairkan suasana, Zhan kembali memanggil. “Pak Anyu di mana?”

Alis Yibo berkerut tidak suka, matanya menatap tajam. “Apa katamu?” Tutur kata itu sedikit sinis, jelas akan sarat kekesalan.

“Pak Anyu di mana?” Sementara Zhan mengulang dengan enteng. Tidak menyadari otot rahang Yibo yang mengeras. “Tadi dokter sudah kemari, berkata jika saya butuh untuk rawat inap beberapa hari. Karena Pak Anyu yang mengurus administrasi, saya perlu izin beliau.”

Yibo mendengus juga berdecak, “Ikuti saja apa kata dokter.”

“Tapi,”

“Aku tidak menerima penawaran dan penolakan, Zhan.” Mendadak, Yibo bersedekap lengan. Raut mukanya masih tidak bersahabat saat melirik Feiyu beberapa detik. “Anyu bekerja di bawahku, punya hak apa dia untuk bersuara?”

Kini Yibo secara jelas melihat tatapan nyalang itu. Telapak Feiyu  yang terkepal di atas tumpuan pahanya juga tak luput dari pandangan Yibo. Rasanya menyenangkan, dia puas atas apa yang pemuda itu pertontonkan sebagai reaksi.

“Segala urusan di perusahaan induk dan cabang, keputusan akhirnya dariku,” Yibo kembali membuka kata, menuturkan hal yang sebenarnya tidak begitu penting dan bertele-tele. Tapi, dia ingin menyombongkan diri, memperlihatkan secara terang-terangan apa posisinya. “Kalau aku sudah ambil keputusan, ya, dituruti saja.”

Zhan tidak menjawab, hanya mengangguk dan tersenyum kecil. Senyum yang bahkan tidak menyentuh sudut matanya. Pemuda Xiao itu bingung harus berbuat apa untuk menghadapi Yibo yang demikian.

Beberapa saat kemudian, Yibo berdiri. Dia masih menyilangkan tangan di depan dada saat menjatuhkan tatap pada Feiyu yang terlihat menunduk. “Chen Feiyu.” Panggilan itu menyita fokus pemilik nama, Yibo lantas melanjutkan saat tatapan mereka bertemu. “Tolong konfirmasi perawatan Xiao Zhan. Minta ruang VIP untuk rawat inap.”

Redamancy ✧ YiZhan Where stories live. Discover now