14

321 45 16
                                    

Feel free to ask for the typo(s) Happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Feel free to ask for the typo(s)
Happy reading!

✧✧✧
Lil bit of mature, beware!
✧✧✧

Bunyi bip mengudara selepas Yibo menempelkan kartu di bawah gagang pintu penthouse, dia disambut oleh dua pelayan yang berjaga, menyapa dan memberinya senyum ramah. Yibo membalas dengan hal yang sama selagi kaki berjalan masuk melewati koridor.

Maniknya mengedarkan pandang, meniti beberapa ruang yang terlihat oleh ekor mata. “Xiao Zhan di mana?” Yibo pada akhirnya bertanya, sebab tidak mendapati eksistensi pemuda itu di mana pun.

“Tuan Xiao di ruang kerja, Bapak.”

Yibo mengangguk paham, dia menginstruksikan pelayannya untuk kembali bekerja. Kakinya melangkah kemudian, menyusuri lantai marmer selagi jari meloloskan dua kancing kemeja teratasnya. Dia mengetuk, meminta izin pada Zhan untuk masuk. Ketika pintu terbuka, Yibo mendapati pemuda itu sedang bergelut dengan MacBooknya.

Tatapan mereka bertemu tidak cukup lama, Zhan lebih dulu memutus pandang dan kembali fokus pada layar. Yibo yang penasaran ikut melirik, tidak sadar mengelus surai legam Zhan ketika sekilas melihat apa yang tengah pemuda itu lakukan. “Sudah makan?” Yibo bertanya saat dia mendudukkan diri di pinggiran meja. Memilih meraih buah apel dan menggigitnya.

Kepala Zhan menggeleng dengan manik masih tertuju pada layar, “Belum.” Keluhnya. Kembali membenarkan letak kacamata yang sedikit melorot, lalu menggunakan jarinya untuk menari di atas keyboard. “Bapak sudah?”

Yibo turut menggeleng, dia kembali menatap wajah Zhan dari samping. Memperhatikan yang termuda ketika senyumnya perlahan terbit. “Boleh meminta waktumu sebentar?” Tanya Yibo dengan lembut.

Huh?” Zhan menoleh, menatap Yibo dengan manik matanya yang begitu bulat. Kepala pemuda itu kemudian mengangguk, “Boleh. Pekerjaanku juga tidak terlalu urgent.”

Ada senyum yang semakin terbit. Yibo meletakkan apelnya di atas meja, lalu menarik lengan Zhan dengan lembut untuk membuat pemuda itu berdiri. Tangan Yibo melingkari pinggang Zhan, membelitnya seperti ular. Dengan kaki yang sedikit dilebarkan, Yibo menjerat yang termuda di tengahnya. Membuat Zhan terdiam ketika dia merangkulnya sedikit kuat.

Yibo menarik napas panjang, hidungnya berada tepat di leher Zhan. Membuat Yibo bisa menghirup aroma vanila yang menenangkan, juga menghantarkan sengatan hangat pada sekujur tubuh Zhan.

Mendadak jantung Yibo bertalu lebih cepat, berdetak begitu kencang di dalam dada saat dia merasakan Zhan membalas pelukan. Pemuda itu turut melingkari pinggang Yibo dengan lengannya, mendekap dengan elusan kecil yang mampu membuat kelopak Yibo terpejam.

Mereka saling mempertahankan posisi itu selama beberapa saat, sebelum Yibo lebih dulu menguraikan peluk. Dia menatap manik Zhan intens, memeta bayangan dirinya di dalam sana. Telapak besar Yibo menangkup rahang yang termuda, memberikan elusan hangat dengan senyum kecil yang tercipta.

Redamancy ✧ YiZhan Where stories live. Discover now