24E PENASARAN

84 17 2
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Radjini menghela napas panjang. "Aku pingin kerja, menggambar lagi."

"Ini."

Tantri langsung mengulurkan buku sketsa dan sekotak pensil warna. Ia berharap kakak iparnya itu tidak terlalu tegang. Walau Radjini bersikap manja seperti itu masih ada rasa takut terhadap kakaknya. Yah, bagaimanapun Agha memang dulu sering berlaku kasar dan baji*gan.

"Kamu dulu kalau stress pasti menggambar," tambah Tantri.

"Benarkah?" tanya Radjini ragu.

"Iya. Aku selain iparmu juga teman sekolahmu. Tentu saja aku tahu kebiasaanmu. Alice juga."

"Oh... tapi aku nggak ingat punya banyak buku gambar," ujarnya seraya mengusap sampul buku.

"Ada, aku masih menyimpannya di butikku."

Radjini membelalak dengan bola matanya yang cantik sampai mulutnya membentuk huruf O. "Wow, hebat sekali!" Radjini bertepuk tangan. "Kamu keren!"

Tantri tersenyum. "Dulu kamu yang membantu mendesign interiornya."

"Masa?"

"Iya betul. Tapi karena hamil jadi kau tidak bisa sering-sering ke sana."

"Apa aku ngidam?"

Tantri tidak langsung menjawab tetapi lebih memilih untuk melirik ke Arah kakaknya yang kini malah sibuk membuka ponsel sementara mobil mereka masih menyala dan terparkir di pinggir jalan. Ia tidak berani menjawab karena dulu Agha yang tidak memperbolehkan Radjini ke butik dan menghirup bau cat dan debu renovasi.

"Kenapa diam?" tanyanya melihat ke arah Tantri dan Agha bergantian. Ia pun memahami bahwa mungkin ada hubungannya dengan pria yang mengaku suaminya itu.

"Apa Abang melarangku kerja dulu?" tanyanya hati-hati seraya mencolek siku Agha. Ia tak berani menyentuh bagian yang lainnya.

Kalau dulu Agha melarang kenapa sekarang malah mendukungnya mendapatkan banyak uang? Jangan-jangan pria itu sudah mau bangkrut dan kini memanfaatkannya.

Agha menghela napas panjang dan menghadap Radjini. "Dulu kamu sedang hamil dan di sana banyak orang yang bekerja. Aku tidak mau kamu menghirup debu dan bau cat kimia. Kamu 'kan punya asma."

Radjini kini tersenyum senang ternyata Agha tahu jika memang ia memiliki gangguan pernapasan. "Tapi 'kan sekarang sudah sembuh. Ini jarang kambuh bengeknya kalau nggak mikir banyak-banyak sampai sakit kepala dan dada."

"Juga begadang," tambah Windy yang kemudian mendapatkan tusukan jari telunjuk di lututnya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Radjini yang kini dengan muka panik melotot ke arahnya.

Radjini takut jika Agha marah karena ia sering begadang dan melamun. "Abang jangan marah ya," ujarnya kepada Agha yang sepertinya tidak bereaksi dengan tambahan informasi dari Windy.

"Abang bingung kalau mau marah sama kamu."

"Kalau sama Kak Radmila, apa Abang masih suka marah?"

komentarnya dong....

GORESAN LUKA LAMAМесто, где живут истории. Откройте их для себя