arti bahagia

765 22 0
                                    

Pagi yang cerah untuk mengawali hari yang baik dengan suasana yang mendukung, langit biru dengan sinar matahari yang menghangatkan diri serta burung-burung yang berterbangan dengan bahagianya.

Pemuda dengan setelan piamanya. Pria mungil pemilik senyum sehangat mentari, wajah mungil dengan pipi tembam berwarna kemerahan, rambut berwarna brown itu berhembus lembut terterpa angin yang mana membuat wajah ayu itu semakin terlihat keindahannya.

matanya memejam menikmati sejuknya udara pagi hari ini dan perlahan terbuka bersamaan dengan senyum manis yang terpatri, sangat cantik .

Saat menikmati waktu pria itu berjangkit kaget saat seseorang memanggilnya.

" Rain....." Panggil orang itu.

Iyah dia adalah rain, pemuda sederhana, pemilik mata berbintang yang cantik.

Jika ingin menggambarkan seperti apa sosok rain itu tak akan bisa, rain itu manusia yang hampir mendekati kata sempurna bukan hanya dari fisik tapi sikap serta sifatnya, orng begitu sederhana juga baik dalam segala hal 

Tapi itu tentu tidak menjamin seseorang akan sempurna Dimata manusia lain, rain dengan sifat lemah lembutnya justru menjadi senjata utama seseorang jika ingin menghancurkannya.

bagaimana orang sebaik dan semanis rain bisa di sakiti sebegitu dalamnya oleh seseorang.

menjadikan rain menjadi sosok yang pemdiam diam dengan begitu rapuhnya.

" Kenapa pagi² sudah berdiri disini sendirian? kamu kedinginan sayang"

Kalimat yang menyiratkan rasa khawatir yang begitu besar pada sang kekasih.

rain tertawa pelan dengan mata tenggelam serta serta deretan gigi nya terlihat sangat manis dan itu tidak baik untuk kesehatan jantung pria itu

"tidak apa jenan aku memakai baju hangat" jelasnya .

yang bernama jenan hanya bisa menghela nafas pelan, jenan mana tega memarahi kalau wajah yang di tampilkan sudah begini.

"Apa yang sedang kau fikirkan sayang hmm? Tanyanya lembut sambil merapikan rambut si mungil agar rapi karna terterpa angin dengan tangan yang satu bertengger apik memeluk pinggang ramping rain.

"Tadi rain hanya keluar mencari udara segar, pegal kalau di kamar terus" bibirnya mengerucut lucu mengundang tatapan gemas dari sang dominan. Meraka saat ini sedang berada diluar. Jenan dengan sigap mengangkat rain kembali masuk kedalam rumah.

Jenan duduk di atas sofa dengan rain yang masih berada di pangkuannya.

Rain merasa maklum dengan sifat jenan yang seperti ini, jenan akan lebih berhati-hati jika itu mencangkup dirinya. Tangan mungilnya ia bawa pelan untuk mengelus pipi tirus kesukaannya.

Rain tersenyum saat jenan justru memejamkan mata seolah menikmatia feksi yang rain berikan.

"Aku kira kita tak akan bisa menjadi seperti saat ini, takdir yang Tuhan berikan kepada kita seperti jalan yang begitu rusak dan mustahil untuk kita lewati, aku masih tidak percaya jika hari ini kau ada di hadapanku, karena bagimanapun rain dan ka-" ucapan itu terhenti kala Jenan lebih dulu membungkam mulut simanis dengan telunjuk di bibir plum itu.

"Jangan mengingatkan ku pada masa itu, itu seperti trauma dalam hidupku. aku sakit jika harus teringat itu lagi, yang penting sekarang itu kamu dan aku bersama, tidak ada lagi penghalang di antara kita termasuk orng tua aku" jenan dengan panjang lebar menjelaskan pada kekasihnya.

"rain adalah hidup ku sekarang tidak ada lagi yang akan memisahkan kita" ungkapan jenan ternyata menghasilkan satu isakan lolos dari bibir mungil kekasihnya.

"terima kasih banyak, karna sudah mau menerimaku apa adanya dan berjuang buat aku dan cinta kita " mata bulat itu berkaca- kaca dan berhambur memeluk kekasihnya erat.

"Aku akan menjadi manusia terbodoh jika harus berhenti memperjuangkan orang sepertimu dalam hidupku, aku begitu beruntung ketika Tuhan menjadikan kau takdirku. Meskipun aku harus melalui begitu banyak cobaan itu tak ada apa-apanya karna yang aku dapat dari tuhan adalah hadiah terindah seumur hidupku"  Jenan menatap mata bulat penuh bintang itu dengan senyum geli, lihat anak ini ketika menangis kenapa semakin terlihat lucu.

Karna tak tahan melihat kelucuan kekasihnya jenan menangkup pipi bulat itu kemudian menggigit dengan sedikit kuat, dan berhasil membuahkan erangan sakit juga pukulan keras pada dada bidangnya.

"Kak je~~" rain tidak suka jika pipinya digigit itu sakit dan lagi pasti akan berbekas lagi, dan berakhir mama mertuanya akan mengejeknya seharian jika melihat lagi kearahnya.

Padahalkan itu ulah anaknya sendiri.

Dream (noren)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz